(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

pembiasaan budaya positif dalam berkomunikasi dengan mengucapakan kata tolong, maaf dan terimakasih

Admin disdikpora | 10 Mei 2021 | 14505 kali

 LATAR BELAKANG

 

Kondisi pandemi saat ini yang melarang sekolah untuk melakukan pembelajaran tatap muka dan mengharuskan sekolah untuk melakukan pola pembelajaran secara daring, yang mengakibatakan berkurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa.

Dengan berkurangnya interaksi maka komunikasi antara guru dan siswa juga berkurang.

Hal ini yang menjadikan guru kurang dalam memberikan pengawasan kepada siswa tentang etika atau kesopanan dalam bertutur kata. Kemajuan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap bahasa komunikasi siswa, dengan adanya berbagai aplikasi di media sosial yang dapat mempengaruhi tata bahasa, karena kecenderungan anak sebagai peniru dan ingin mencoba hal yang baru.

Etika sopan santun dalam bertutur kata sangatlah penting diucapkan terutama dalam menjalani kehidupan sosial. Tatakrama beretika sopan santun ini bukan hanya harus di terapkan pada setiap kegiatan formal atau bertemu orang tertentu saja, namun hal tersebut juga harus dilakukan baiknya dalam pergaulan sehari-hari. Terlebih lagi anak usia sd masa kini lebih dapat terbiasa menerapkan etika yang berlaku sehingga dapat dijadikan suatu kebiasaan yang positif yang akan terus di laksanakan.Peran orang tua juga sangat penting untuk mengajarkan etika sopan santun sejak dini.

Karena anak adalah lembar kosong kertas putih. Ia polos maka ia akan terbentuk seperti apa yang kita inginkan. Menjadi baik atau sebaliknya. Sebagai orang tua tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak dan menjadikannya menjadi pribadi yang baik. Tentu saja, hal ini penting untuk masa depannya.selain orang tua guru juga sangat berperan dalam pembentukan etika sopan santun, karena sekolah merupakan tempat yang kedua bagi siswa dalam belajar setelah keluarga.

Dalam konteks pendidikan kata “tolong”,”maaf”, dan terima kasih” adalah wujud implementasi pendidikan karakter. Guru diharapkan mampu untuk membentuk karakter pelajar pancasila yang …………….

Dengan pembiasaan kesepakatan budaya poitif dalam berkomunikasi yaitu mengucapakan tiga kata ajaib “tolong”, “maaf”,”terimkasaih” dalam berkomunikasi sehingga timbul rasa saling memnghormati dan membentuk karakter pelajar pancasila yang….

 

 

 

 

Tujuan

1.     Siswa dapat mengenal kata maaf, tolong, dan terima kasih dalam berkomunikasi sehari-hari

2.     Terbentuknya kebiasaan siswa untuk mengucapakan kata maaf, tolong dan terima kasih dalam pergaulan komunikasi sehari-hari

Tolok Ukur

1.     Tumbuhnya kesadaran siswa untuk menerapkan kata maaf, tolong dan terima kasih dalam komunikasi dengan teman, guru mauapaun orang tua

2.     Siswa terbiasa mengucapakan kata maaf bila melakukan kesalahan, tolong untuk meminta bantuan , dan terima kasih ketika bertnya dan meminta tolong.

Linimasa Tindakan Yang Akan Dilakukan

Minggu I    :Meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan kegiatan aksi nyata, mengadakan sosialisasi terhadap orang tua tetang kegiatan penggunaan kata tolong, maaf, dan terima kasih pada proses pembelajaran maupun dalam berkomunikasi sehari-hari.

Minggu II  : Mendiskusikan kepada siswa tentang kesepakatan kelas untuk mengucapkan kata tolong, terima kasih dan maaf dalam komunikasi sehari-hari, memulai untuk pelaksanaan kegiatan dengan menyisipakan kata-kata tersebut di setiap proses pembelajaran agarvterbentuk karakter siswa yang sopan santun

Minggu III:    Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan buku kecil untuk memantau perkembangan siswa.

Minggu IV : Melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dijalankan

 

Dukungan yang dibutuhkan

1.     Kepala sekolah sebagai penanggung jawab

2.     Teman sejawat sebagai pengawas dalam pelaksanaan kegiatan

3.     Orang tua siswa sebagai pendamping siswa

4.     Siswa sebagai objek yang melakukan kegiatan tersebut

 

 

 

DESKRIPSI AKSI NYATA

Dengan kondisi pandemi saat ini yang melarang adanya kegiatan tatap muka mengakibatkan interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa berkurang,

Pemerintah menganjurkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh sehingga guru merasa kurang untuk berkomuniksi dengan siswa dan sulitnya untuk mengawasi tata bahasa siswa.

oleh karena itu antara guru dan siswa membuat kesepakatan kelas terutama dalam hal berkomunikasi.

Pembuatan kesepakatan kelas sebagai salah satu bentuk didisplin positif yang dilaksanakan di dalam kelas, dengan adanya kesepakatan bersama yang telah disepakati mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dibuat dan disepakati bersama.

Kesepakatan yang dibuat salah satunya dalam bentuk berkomunikasai yaitu pembiasaan untuk mengucapakan tiga kata ajaib, yaitu “tolong”, “maaf”, ‘terima kasih”.

Kegiatan ini didukung oleh kepala sekolah dan telah disosialisasikan kepada orang tua dan mendapat dukungan dari orang tua siswa.

Pembiasaan kata tersebut dilakukan saat berkomunikasi dengan teman atau guru didalam kelas dan diterapakan dirumah dengan pengawsan orang tua siswa.

Kegiatan pembiasaan ini dilakukan selama 4 minggu di mulai dari 14 Desember 2020 sampai dengan 4 Januarai 2021. Dalam kegiatan ini siswa diberikan buku kecil untuk menuliskan kapan dan kegiatan apa yang siswa lakukan dan menuliskan kata yang telah diucapkan baik kata “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”.

Orang tua berperan penting dalam pembiasaan ini karena selama liburan semester ganjil, orang tua lah yang memberikan pengawasan kepada siswa untuk tetap melakukan pembiasaan ini.

Ketiga kata tersebut selain dapat dan mudah diucapakan ketika memang sudah tebiasa melakukkannya, juga dapat dilakukan ketika siswa telah sadar akan kesalahan serta mampu mengalahkan emosinya, walau sangat mudah di ucapkan, tetapi ada sebagain besar siswa yang belum bisa mengalahkan emosinta, maka akan sangat sulit dilakukan, siswa yang mmapu mengalahkan emosinya berarti memiliki karakter yang baik.

Sekecil apapun bantuan yang kita minta, awalai deangan kata “tolong”, sekecil apapaun kesalahan kita, samapaikan permohonan “maaf”, dan sekecil apapun bantuan orang lain yang kita terima, sampaikan “terima kasih”. Ketiga kata tersebut cerminan perilaku mulia dan suka memuliakan orang laian. Ketiga kata tersebut membuat hubungan saling menghargai dan menghormati.

 

HASIL AKSI NYATA

Hasil aksi nyata yang dilakukan selama empat minggu dalam melaksanakan kegiatan pembiasan mengucapakan kata  “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih” yaitu :

1.     mengenal kata  “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”

 Guru dan siswa membuat kesepakatan kelas. Salah satu bentuk kesepakatan kelas dalam hal komunikasi yaitu  mengenalkan kata “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”, dalam berkomunikasi setiap hari baik di dalam kelas, maupun di luar kelas termasuk pada saat di rumah.

Siswa diberikan buku kecil untuk menuliskan setiap kegiatan yang dilakukan yang berhubungan dengan tiga kata tersebut.

Dengan membiasakan siswa mengucapkan tiga kata tesebut dalam berkomunikasi, maka tumbuh kesadaran siswa untuk berbicara dengan sopan sehingga sehingga siswa terbiasa dan membentuk karakater yang berakhlak mulia sesuai dengan karakter pelajar pancasila. Selain membiasakan siswa mengucapakan tiga kata tersebut, siswa juga dilatih untuk menuliskan kegiatan yang telah dilakukan dengan tiga kata tersebut, sehingga kegiatan tersebut dapat melatih siswa untuk gemar menulis.

 

2.     Kebiasanan mengucapakan kata   “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”

Dengan siswa menuliskan setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan tiga kata “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”, maka siswa sudah terbiasa untuk mengucapakan tiga kata tersebut dalam berkomunikasi sehari-hari baik dengan teman ataupun dalam lingkup keluarga.

Saat siswa sudah terbiasa dengan ucapan “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih” mereka juga akan belajar tentang menghargai orang lain disekitarnya, bertanggung jawab dengan apapaun yang telah dilakukan, motivasi untuk selalu berbuat baik, dan terbentuk karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia.

 

 

 

 

PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN BUDAYA POSTIF DENGAN MENGUCAPKAN TIGA KATA “TOLONG”, “MAAF”, DAN ‘TERIMA KASIH”

 

Pelajaran yang didapat dari kegiatan aksi nyata tentang pembiasan mengucapkan tiga kata ajaib pada siswa saat berkomunikasi adalah sebagaian besar siswa telah tumbuh kesadaran untuk mengucapkan tiga kata” tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih” saat berkomunikasi di lingkungan sekolah dengan guru, teman maupun di lingkungan keluarga dirumah dengan orang tua.

Meskipun masih ada beberapa siswa yang harus diingatakan dahulu untuk mengucapakan tiga kata tersebut. Untuk membantu siswa tersebut guru harus selalu memberikan motivasi sehingga timbul motivasi instrinsik dalam diri siswa sendiri untuk mengucapkan tiga kata tersebut, selain itu guru harus selalu memberikan contoh langsung penerapan ucapan kata-kata tersebut. Sehingga siswa dapat melihat langsung contoh dari guru.

 

RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA MENDATANG

Rencana perbaikan dimasa mendatang yaitu selalu memberikan motivasi secara terus menerus kepada siswa sehingga muncul motivasi intrinsik dalam diri siswa untuk mengucapkan kata ” tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih” dan menjadi kebiasaan dalam setiap berkomunikasi dengan guru, teman mauapun orang tua. Pemberian contoh langsung dari guru saat guru berkomunikasi dengan siswa maupaun rekan sejawat, serta berkolaborasi dengan orang tua untuk memberikan pengawasan terhadapa kebiasaan pengucapaan tiga kata’ tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih” yang menjadi salah satu bentuk budaya positif.

 

DOKUMENTASI PEMBIASAAN BUDAYA POSITIF DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN MENGUCAPAKAN TIGA KATA AIJAB “TOLONG”, “MAAF”, DAN ‘TERIMA KASIH”

 

Kegiatan siswa saat menuliskan kata ajab “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih” yang telah diucapkan pada buku kecil

Hasil dari catatan kegiatan siswa sata mengucapakan tiga kata ajaib “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”

Peran orang tua dalam penerapan membiasaan mengucapakan kata “tolong”, “maaf”, dan ‘terima kasih”

Sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembiasaan-budaya-positif-dalam-berkomunikasi-dengan-mengucapakan-kata-tolong-maaf-dan-terimakasih-1/