(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI COVID 19

Admin disdikpora | 11 Mei 2021 | 1641 kali

Diterbitkan : 22 Januari 2021 14:21
Sumber : GUSTINA
Penulis : ZULFIKAR

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI COVID 19

 

Semua negara di Dunia saat ini menghadapi pandemi global yang disebabkan penyebaran Corona Virus Disease atau yang lebih dikenal dengan Covid-19. Indonesia juga mengalami dampak yang hebat dari virus ini. Merespon pandemi virus global Covid-19 ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Salah satu kebijakan pemerintah untuk melaksanakan proses Belajar dari Rumah.

Salah satu media yang bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan Belajar dari Rumah (BDR) adalah menggunakan sosial media. Saat ini, banyak media sosial  yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat seperti  FacebookInstagram YoutubeWhatsapp, dan sebagainya.  Mungkinkah memanfaatkan media sosial untuk melaksanakan Belajar dari Rumah (BDR) bagi siswa PAUD? Akses dalam pemanfaatan media sosial bagi siswa PAUD masih menimbulkan banyak kontroversi. Hal ini terkait dengan kesiapan siswa untuk memiliki smart phone itu sendiri. (Maryani, 2020).

Dalam proses pelaksanaannya, pembelajaran yang dilakukan di rumah dengan metode pembiasaan tidaklah semudah yang kita dibayangkan. kurangnya semangat anak dan kurangnya pengetahuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode pembiasaan belajar dirumah. Ternyata tidak semua orang tua bisa seperti guru di sekolah. Banyak orang tua tidak telaten, anak biasanya malah dimarahi yang juga efeknya kurang bagus. Mungkin karena keadaan situasi dan kondisi, anak jadi kurang semangat di rumah sehingga jenuh, tidak ada teman-teman seperti biasa, dan tidak ada yang memotivasi. (Aris Try Andreas Putra, Sufiani, 2020).

Tidak bisa dipungkiri, salah satu sifat anak PAUD yaitu  mereka sangat mudah berubah pikiran dan berubah suasana hatinya mereka (moody). Hal tersebut dikarenakan PAUD belum bisa mengontrol dirinya dengan baik. Kebanyakan dari mereka belum mampu berkomunikasi dengan lancar dan menyampaikan apa yang dirasakan. Hal ini masih ditambah faktor atmosfir belajar anak yang tiba tiba berubah, dari yang biasanya dilakukan bersama teman dengan penuh warna dan kreativitas, sekarang harus dilakukan sendiri dan kurang menarik.

Suasana hati dan emosi seorang anak yang seringkali berubah secara tiba-tiba membuat orang tua bingung dan kewalahan dalam memahminya. Tidak semua orang tua paham bagaimana dalam menghadapi anak yang berperilaku tidak sesuai dengan harapan. Dalam situasi ini, tidak jarang orang tua gagal membentuk komunikasi dengan anak. Alih-alih memahami perilaku anak, justru orang tua lebih sering marah dan membentak. Hal ini tentu akan kontradiktif dengan proses pembelajaran yang sedang dilakukan.

Tantangan lainnya  dalam penerapan pembelajaran di rumah adalah pola pikir dan motivasi orang tua. Salah satu contohnya orang tua murid menyatakan bahwa motivasi menyekolahkan anak di PAUD selama ini lebih sekadar untuk menitipkan anak ketika ditinggal bekerja. Sehingga, saat anak tidak bersekolah dan hanya bermain di rumah, orang tua merasa bahwa ini adalah hal yang sudah seharusnya bagi anak. Motivasi dan pola pikir seperti ini bisa menjadi salah satu penyebab orang tua malas untuk mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Kondisi pada masa pandemi memang berat untuk semua orang, terlebih bagi orang tua karena beban pikiran dan tanggung jawab bertambah dengan intensitas mendampingi anak dalam pembelajaran di rumah. Namun demikian penting bagi orang tua untuk membuka diri, membuka wawasan dan semangat untuk belajar bagaimana mendampingi anak dalam proses pembelajaran. Saatnya orang tua menyadari bahwa pembelajaran anak saat ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua sepenuhnya, kembali ke kodratnya bahwa orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak.

Dalam hal lain guru diharapkan mampu menjaga komunikasi dengan orang tua dan anak didik. Diawali dengan memastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi, kemudian dilanjutkan dengan berbagi ilmu dan tips atau strategi  mendidik anak sesuai metode pembiasaan di PAUD. Guru harus betul-betul mampu  menjadi konsultan bagi orang tua dan memupuk kepercayaan diri orang tua. Dinas Pendidikan harus lebih berperan aktif memberikan dukungan kepada guru dan orang tua murid. Untuk bisa mengambil langkah-langkah inovatif, memberikan solusi terhadao permasalahan yang terjadi serta mempertimbangkan cara yang lebih baik lagi, untuk memberikan pendidikan selama masa pandemi ini belum berakhir. (Basori, 2017).

Melewati masa pandemi virus ini memang bukan hal yang mudah bagi guru, orang tua dan anak. Akan tetapi semua bergantung pada kemauan. Manakala segala sesuatunya sudah siap, bukan tidak mungkin terwujud PAUD From Home sepenuhnya.

Sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/efektifitas-pembelajaran-anak-usia-dini-di-masa-pandemi-covid-19-1/