Alhamdulillah puji syukur yang tak terhingga kepada Sang Pencipta atas limpahan segala rahmat dan rejeki di setiap sudut kehidupan sehingga saya masih dapat menikmati segala hal dan juga merefleksi berbagai tantangan yang ditemui, khususnya dalam mengikuti Pendidikan Program Guru Penggerak ini.
Artikel yang saya tulis ini akan sedikit bercerita tentang apa yang saya alami dan saya rasakan dalam melaksanakan aksi nyata dari apa yang telah saya pelajari 3 bulan terakhir melalui modul 1 yaitu Paradigma dan Visi Guru Penggerak. Diharapkan melalui artikel ini tidak hanya sebagai tuntutan tugas sebagai pembelajar, tetapi juga dapat menjadi jurnal yang berisi catatan tahapan dalam menerapkan hal-hal yang telah saya pelajari di Program ini.
Saya Hamdan Safick Ananda seorang pendidik yang bertugas di SMP Negeri 1 Prigen Kabupaten Pasuruan, keseharian saya disamping melaksanakan tugas dan fungsi sebagai guru di sekolah, saya juga menaruh minat pada kegiatan di alam terbuka dan juga olahraga.
Program Pendidikan yang saya ikuti mulai akhir Oktober hingga saat ini sangat dapat membuka mata dan pikiran saya akan peran penting seorang guru sebagai among anak didik. Konsep perubahan paradigma ke terori kontrol semakin membuat saya berbeda dalam memandang anak didik di sekolah. Jika selama ini apa yang saya lakukan adalah mengajar dalam arti menjejali pemikiran anak melalui materi-materi yang bersifat memaksa, dan berusaha mendorong anak untuk melakukan hal-hal positif (dalam pikiran saya) agar anak nantinya menjadi sosok yang saya inginkan. melalui teori kontrol ini, paradigma tersebut menjadi berubah. Pada hakikatnya, setiap manusia dilahirkan dengan kondisi tanpa ada paksaan dan keterikatan kesepakatan dalam kehidupannya, artinya setiap manusia telah merdeka sejak ia lahir dan diharapkan rasa merdeka tersebut yang nantinya membuat manusia itu menjadi sosok berarti sesuai apa yang ada dalam kodrat manusia tersebut. hal tersebut yang mendasari bahwa setiap manusia memiliki sifat dasar untuk tidak mau dikendalikan, atau dengan kata lain setiap manusia memiliki keinginan maupun tujuan masing-masing sesuai dengan apa yang diyakini benar dalam dirinya.
Maka melalui Program ini, saya menaruh harapan tinggi untuk membekali diri saya sehingga dapat menjadi sahabat anak dalam menuntun ke arah hal positif dalam tumbuh kembangnya menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan kodrat dan keyakinan mereka dalam berperilaku.
Pada aksi nyata penerapan budaya positif bertemakan kebersihan yang saya lakukan di sekolah, banyak hal yang saya dapatkan baik itu pengalaman baru yang menarik dan juga masukan atau refleksi positif dari berbagai pihak yang terlibat. Sebagai contoh hal kecil yang saya dapatkan adalah seorang teladan di mata anak dapat memicu anak memunculkan motivasi instrinsik dalam menentukan tujuan anak dan berperilaku. Disamping keteladanan, saat menerapkan budaya positif ini saya juga berkolaborasi dengan berbagai pihak atau warga sekolah untuk mewujudkan sekolah yang ideal sebagai tempat positif menumbuh kembangkan anak didik.
Dengan membentuk tim sebagai teladan kebersihan, merubah peraturan menjadi keyakinan dan juga memfasilitasi kegiatan yang bersifat tindak lanjut dari pengolahan sampah untuk menampung kreatifitas siswa, kewirausahaan dan potensi lain yang mereka miliki. semua itu sedikit demi sedikit memunculkan hasil berupa perubahan yang ada pada diri anak didik, baik itu perubahan paradigma maupun perubahan perilaku mereka.
Tentu segalanya tidak berjalan mulus, pasti terdapat beberapa hambatan dan permasalahan dengan perubahan atau transformasi di pendidikan saat ini. Dengan memperkuat keyakinan diri dan juga hubungan positif dengan semua warga sekolah, segala tantangan tersebut dapat terurai dan memunculkan ide lain sebagai solusi dan evaluasi dari penerapan budaya positif ini, khususnya di bidang kebersihan.
Setelah membayangkan sembari tersenyum apa yang akan terjadi jauh ke depan, perlahan saya kembali kepada kenyataan… saya masih seorang calon pejuang.. saya masih seorang pembelajar yang membekali diri dengan kemampuan sebaik-baiknya untuk perubahan…
Meskipun bukan darah yang saya cucurkan…
Bukan nyawa yang saya pertaruhkan…
Juga bukan kebebasan yang saya perjuangkan…
Saya tetaplah pejuang… yang memperjuangkan perubahan pendidikan yang lebih baik.
Diterbitkan | : | 13 April 2022 09:42 |
Sumber | : | https://drive.google.com/file/d/1bEGLugSCjWtzeSLo0uDl_mX24wetvqT6/view?usp=sharing |
Penulis | : | HAMDAN SAFICK ANANDA |