(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Menghalau kejenuhan di masa pandemi

Admin disdikpora | 13 Juni 2022 | 168 kali

Menghalau Kejenuhan Dimasa Pandemi

 ” Belajar melibatkan pembentukan kecakapan dan kecakapan dalam setiap hal dibentuk melalui gerakan otot, tidak hanya kecakapan fisik seperti yang dimiliki para atlet, penari atau pekerja kasar, tetapi juga kecakapan intelektual yang digunakan dalam ruang kelas atau tempat kerja kecakapan adalah satu paket yang berkembang dalam jaringan internal yang rumit antara pikiran, otot, dan emosi” (Howard Gardner)

Periode 1

Terjadi lompatan besar dunia pendidikan dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang tadinya berjalan lambat, kalaulah tidak mau disebut nyaris tidak terdengar, bahkan mata pelajaran TIK pun hilang tidak berbekas, Pandemi Covid-19 datang dan semuanya tersadar karena TIK menjadi jawaban dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tembok-tembok penghalang, portal-portal pembatas, sekat-sekat jarak dihilangkan dan dibongkar dengan TIK. Periode awal Pandemi Maret-Juni terasa begitu berat, ditengah PSBB, proses pembelajaran harus terus berjalan, akhirnya baik guru maupun siswa menjalaninya dengan learning by doing, dengan mengikuti berbagai pelatihan penggunaan TIK dalam pembelajaran :

Rumah Belajar

Microsoft Office 365 (Teams)

Pembatik Level 1-3

VCT Batch-6

Webinar sampai Seminar

dan berbagai aplikasi lainnya

Semuanya diikuti dengan harapan bisa memberikan pelayanan yang maksimal untuk para peserta didik yang menunggu di rumah dengan pembelajaran yang sesuai dengan karakter generasi mereka yang penuh motivasi, tantangan yang menyenangkan dan mencerahkan proses belajar mereka

Berbagai upaya pendekatan mulai dari mengintegrasikan Blog-Rumah Belajar- berbagai aplikasi pembelajaran seperti kelas maya dari Google dan Microsfot serta media pendukung seperti Video Conference, Youtube semuanya dicoba dan digunakan sambil mencari dan menemukan irama yang pas untuk siswa maupun gurunya.

Periode 2

Waktu yang panjang Belajar Dari Rumah (BDR) membuat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) jarak jauh mengalami kejenuhan,belum lagi banyaknya kendala proses KBM dengan tingkat keberhasilan serta partisipasi peserta didik yang masih rendah, sedangkan berakhirnya pandemi belum terlihat titik terang, yang ada malah semakin samar dengan semakin tingginya penyebaran dan penularan Covid-19 ini. Keingingan dan kerinduan belajar tatap muka didalam kelas, masih harus sabar menunggu, mensikapi kendala-kendala tersebut mulai dari :

Kejenuhan peserta didik pada proses KBM jarak jauh

Pandemi yang masih panjang dan belum jelas kapan akhirnya 

Belajar masih jarak jauh /BDR.

Penggunaan media TIK yang tidak lepas dari berbagai kendala menjadi media yang utama terjadinya proses KBM. Siswa – siswi yang dihadapi adalah mereka yang termasuk generasi milenial, dimana hidupnya sangat erat dengan teknologi yang serba mudah dan segala urusan serba online, sehingga laptop, HP dan internet tidak lepas dari kehidupannya. Begitu pula dengan generasi Z dan generasi mutaakhir yang disebut generasi Alpha yang lahir ditahun 2010 keatas, adalah generasi yang sejak lahir smartphone ditangannya, generasi yang komunikasinya menggunakan multi bahasa dengan pergaulan yang sudah mengglobal, dimana dunia ada di genggamannya.

Namun dalam proses pembelajaran jarak jauh nilai potensi plus tersebut ternyata bukan faktor utama proses KBM bisa berjalan dengan baik, akhirnya kembali pada bagaimana pengelolaan seorang guru sehingga pembelajaran jarak jauh tidak membosankan. Atas dasar hal itu maka saya mengambil langkah dengan pertimbangan :

Karena anak diam 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan;

KBM harus terus berjalan dengan target tingkat partisipasi dan motivasi yang tinggi serta kompetensi tercapai ;

Pergerakan fisik anak yang rendah;

Tingkat kejenuhan yang tinggi.

Sejalan dengan apa yang dikatakan Mariyana (2010) : “lingkungan belajar adalah sarana bagi siswa untuk mencurahkan dirinya beraktivitas, berkerasi, hingga mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatannya tersebut. Lingkungan belajar adalah laboratorium tempat bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri untuk mendapatkan konsep dan informasi baru sebagai wujud dari hasil belajar.”

Maka mulai dari Juli 2020 saat awal semester Tahun Ajaran 2020-2021, pendekatan yang dilakukan adalah Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) pada konsep IPA disemester ganjil dengan mengintegrasikan berbagai KD melalui proyek menanam bunga, tanaman obat dan sayuran di sekitar pekarangan rumah.

Melalui proyek ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dan berperan aktif dalam proyek sehingga meningkatkan kemandirian dan kreatifitas. Selama proses berjalan siswa melaporkan perkembangan kegiatannya dan perlakuan pada tanaman serta diakhir kegiatan siswa membuat laporan proyek dengan tahapan sebagai berikut :

1. Diberikan rangsangan kepada siswa rasa ingin tahu untuk melakukan penyelidikan konsep yang dipelajari oleh siswa kelas VIII mata pelajaran IPA yang diintegrasikan KD nya dalam proyek yang dilakukan oleh siswa adalah :

Bab 1   : Gerak pada manusia mulai dari alat gerak sampai upaya menjaga kesehatan alat gerak.

Bab 3   : Struktur dan Fungsi Tumbuhan

Bab 4   : Sistem Pencernaan dan Nutrisi

Bab 5   : Konsep Zat Aditif

dengan pertanyaan : bagaimana hubungan upaya menjaga kesehatan alat gerak pada manusia dengan manfaat tumbuhan pada makhluk hidup?

2. Mendesain perencanaan proyek yaitu pemberian kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan dalam bentuk rencana kerja berproyek. Proyek yang disepakati yaitu menanam tanaman disekitar pekarangan rumah.

3.  Menyusun jadwal dengan menentukan waktu kerja proyek

4. Memonitor siswa , pemantauan proses berjalannya proyek. Pada tahapan ini siswa memberikan pelaporan atas tanaman yang ditanam, berupa ukuran pertumbuhan tanaman baik berupa foto maupun vlog.

5. Menguji hasil , yaitu pembuktian tanaman akan tumbuh dengan baik jika faktor -faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diperhatikan misalnya unsur cahaya, dan pemberian nutrisi.

6. Menarik kesimpulan (generazation) yaitu proses penarikan kesimpulan dari hal yang dilakukan, dimana siswa mempresentasikan proyek menanam tanaman dan memberikan penjelasan atas manfaat tanaman, cara merawat dan pertumbuhan ukuran dari tanaman tersebut.

Dalam menarik kesimpulan siswa diminta membuat Vlog, dengan begitu pemahaman materi yang berhubungan dengan konsep-konsep esensial akan terbentuk otomatis selama proses menanam dan pelaporan serta pendampingan proses belajar, ditambah keseruan dan antusiasme anak dalam membuat laporan berupa Vlog singkat disetiap proses dan aktifitas yang dilakukannya selama menanam.

Disinilah sebenarnya yang membuat siswa merasa tertantang yaitu merawat tanaman dan melaporkannya dalam bentuk vlog yang hasilnya melebihi ekspektasi.

Media Film/Vlog mendobrak pendidikan konvensional yang mengposisikan peserta didik sebagai objek dalam proses pembelajarannya atau hanya sebagai penerima informasi pesan menjadi penyampai pesan (komunikator) sehingga terjadi komunikasi dua arah ( two ways communication) bahkan banyak arah (multiways traffic communiation) dan yang pasti pesannya tersebut tidak hilang sesaat namun bisa bertahan lama. Target perubahan perilaku dan sikap serta hasil belajar yang meningkat inilah yang menjadi target PjBL menanam tanaman di pekarangan rumah.

Proses pembelajaran yang dilakukan melalui pendekatan PjBL dengan terintegrasi berbagai KD ini dilakukan secara daring dan luring sehingga pelaksanaan proyek menanan tanaman dapat berhasil meningkatkan kemandirian dan kreatifitas peserta didik, disamping meningkatkan penguasaan konsep pada KD yang dipelajari.

Untuk menjangkau seluruh siswa proses pembelajaran luring melalui Saluran TV lokal SMTV, sebagai salah satu strategi pembelajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang di kondisi Pandemi Covid-19 dimana penulis mewakili guru IPA untuk mengajar di Televisi tersebut dengan pokok bahasan yang disampaikan adalah ” Pembelajaran IPA melalui Proyek Menanam”

Sedangkan proses pembelajaran Daring menggunakan Goggle Classroom, Rumah Belajar, Whats app, Zoom meeting, sebagai media pembelajaran dan pendampingan proyek menanam. 

Pembelajaran secara Luring dan Daring ini menjadi strategi yang saling melengkapi, mengambil istilah dari Kadisdik Kabupaten Sumedang H. Agus Wahidin, M.Si sebagai “7 Strategi Pembelajaran Komplementer” dalam memfasilitasi siswa belajar dari rumah, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Perubahan yang terukur setelah siswa mengikuti proyek ini adalah :

Keterlibatan siswa meningkat, karena sesuai dengan karakter siswa, menantang, menyenangkan dan memberikan kepuasan terhadap karyanya.

Siswa belajar mengkoordinasikan konsep yang sulit karena ia bertindak sebagai aktor sekaligus produser.

Semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dalam konsep materi ajar maupun dalam mengasah keterampilan digital.

Karena proyek yang dilakukan adalah mandiri dirumah, maka memaksa siswa untuk menyelesaikan segala sesuatunya sendiri, mulai dari perencanaan proses dan penyelesaian. Akibatnya siswa menjadi mandiri dalam mencari sumber, serta kebutuhanya dalam menyelesaikan proyek tersebut, mulai dari mencari bibit, alat dan bahan, literasi menanam dan membuat vlog, literasi penggunaan video dalam membuat film, pendalaman teknis dan cara editing. Peserta didik diberikan kebebasan dalam merancang , menjadwal dan menentukan kecapatannya dalam proyek dan belajarnya, sehingga siswa menjadi percaya diri dan mandiri serta bertanggungjawab dalam melaksanakan pembelajaran.

Sebagai wujud apresiasi terhadap proses belajar siswa tersebut, pembelajaran IPA melalui proyek menanam ini di presentasikan di Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan PPPPTK IPA pada hari Senin tanggal 24 Agustus 2020 dengan judul ” Belajar dari Rumah (BDR) dalam Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Project Base Learning” dan di Seminar Internasional melalui ICLIm / ICLS 11 yang diselenggarakan pada tanggal 1-3 September 2020 di FKIP-Universitas Lambung Mangkurat dengan judul ” LFH during the Covid-19 Pandemic Based on PjBL integrated basic IPA competencies to foster creativity and indepence of student in Class VIII D SMPN 4 Sumedang”.

Diterbitkan:31 Mei 2022 20:14
Sumber:Buku Guru dan buku siswa IPA kelas 8 edisi revisi 2017, Kemdikbudd
Penulis:AI DETI HERYANTI
RPP Terkait:Variabel atau besaran dalam Getaran
Jenjang:SMP/MTS/Paket B
Kelas:8
Mapel:Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/menghalau-kejenuhan-di-masa-pandemi/