PAUDPEDIA — Penanaman pendidikan matematika sejak anak berusia dini menjadi hal yang ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu'ti untuk diperkuat. Konsep matematika untuk pendidikan anak usia dini yang disampaikan Presiden tersebut sejatinya selama ini telah dilakukan di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui metode bermain sambil belajar.
Memperkuat belajar matematika dijenjang PAUD seperti disampaikan Kepala Negara dapat menjadi cara yang menyenangkan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan matematika mereka. Dengan menggunakan berbagai aktivitas dan permainan, anak-anak dapat memahami dan menguasai konsep-konsep matematika dengan lebih baik.
Kegiatan belajar matematika di PAUD mencakup berbagai aspek. Salah satu yang paling penting adalah mengembangkan keterampilan dasar berpikir matematis seperti menyortir dan mengasosiasi. Anak-anak diajarkan cara menjumlah dan membagi angka dengan menggunakan berbagai alat bantu visual, seperti baud kerajinan, kartu angka, dan skema. Mereka juga diajarkan untuk mengenali bentuk-bentuk geometris dan memahami simbol dan sifat-sifat matematika.
Belajar matematika di PAUD juga termasuk menemukan hubungan antara berbagai konsep matematika dan menggunakan keterampilan matematika dalam masalah kehidupan nyata. Pendekatan ini membantu anak-anak menghubungkan konsep matematika dengan situasi di dunia nyata dan memahami bagaimana matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Kegiatan belajar matematika di PAUD juga mencakup mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan logis. Anak-anak diajarkan untuk berpikir secara logis dan kritis saat memecahkan masalah, melakukan generalisasi, dan mengambil keputusan. Mereka juga didorong untuk memecahkan masalah dengan cara yang berbeda secara tepat.
Disamping pesan Presiden untuk perkuat STEAM dijenjang PAUD, seperti diketahui pada awal Oktober 2024, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045. Di dalamnya berkaitan dengan percepatan Wajib Belajar 13 Tahun.
Terkait hal tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof Dr Abdul Mu'ti MEd menjelaskan wajib belajar 13 tahun juga menjadi komitmen dalam pemerintahannya. Terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan anak usia dini (PAUD).
Meski ada pernyataan 13 tahun, ia menekankan bukan siswa akan sekolah hingga kelas 13. Tetapi perhatian akan ditujukan pada prasekolah. "Prasekolah akan menjadi perhatian dan itu memang menjadi fondasi untuk pendidikan di Tanah Air kita ini," ujar Mendikdasmen.
Co-chief executive officer Smartick Indonesia, Galih Sulistyaningra, berpandangan, matematika pada anak usia dini yang dimaksud pemerintah adalah pendidikan matematika dalam Teori Bruner (1961), yakni dimulai pada tahap pertama, tahapan enaktif. Tahapan ini mengenalkan anak pada kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, mendengarkan, dan bernalar.
Dia mencontohkan, guru pendidikan anak usia dini (PAUD) bisa mengajarkan anak untuk mengelompokkan benda sesuai warnanya, mengurutkan dari ukuran kecil ke besar, mengisi volume di sebuah benda, dan sebagainya. Sebab, anak PAUD tidak bisa diajarkan langsung berhitung yang rumit. ”Kemampuan mengklasifikasikan obyek seperti itu pun termasuk dalam pendidikan matematika,” kata Galih,
Pembelajaran STEAM PAUD
Pembelajaran STEAM PAUD merupakan suatu pendekatan unik untuk pembelajaran anak usia dini, ini singkatan dari Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics. Ada 5 (lima) komponen STEAM sebagaimana disebutkan dalam kepanjangannya yaitu Sains, Teknologi, Engineering (Teknik), Art (seni) dan Matematika terintegrasi dengan proses pendidikan yang berfokus pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan profesional.
STEAM PAUD adalah suatu pendekatan unik untuk pembelajaran anak usia dini. Pendekatan ini didasarkan pada konsep bahwa anak-anak belajar melalui pengalaman mereka dalam lingkungan yang berbeda. Steam adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics. Ini memungkinkan anak-anak untuk mengasah banyak keterampilan penting melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan dan menantang.
STEAM PAUD menggabungkan pendekatan konvensional dengan pendekatan yang lebih kreatif untuk pembelajaran. Misalnya, anak-anak dapat belajar tentang matematika melalui melakukan berbagai proyek bersama di rumah. Ini memungkinkan anak-anak untuk melihat bagaimana mereka dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
STEAM juga menggunakan alat seperti komputer dengan bantuan perangkat lunak atau proyektor untuk menjelaskan konsep. Hal ini membantu anak-anak memahami konsep lebih baik dan lebih cepat. Ini juga memungkinkan anak-anak untuk menggunakan teknologi untuk belajar tentang konsep-konsep baru. Bisa juga menggunakan berbagai media untuk membuat anak-anak merasakan pengalaman yang berbeda. Misalnya, anak-anak dapat belajar tentang sains dengan membuat proyek-proyek bersama. Mereka juga dapat belajar tentang seni dengan melukis atau membuat lukisan.
STEAM penting untuk membantu anak-anak usia dini untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Ini memberikan anak-anak kemampuan untuk belajar tentang berbagai keterampilan penting dengan menggunakan berbagai media dan alat. Ini juga memungkinkan anak-anak untuk menggunakan kreativitas, imajinasi, dan keterampilan mereka dalam pembelajaran.
Lima komponen Pembelajaran STEAM
STEAM mendukung pengalaman belajar yang berarti dan pemecahan masalah, dan berpendapat bahwa sains, teknologi, teknik, seni dan matematika saling terkait. STEAM dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran di TK melalui keseharian anak. STEAM mendorong anak untuk membangun pengetahuan tentang dunia di sekeliling mereka melalui mengamati, menanya, dan menyelidiki.
1. Science
Sains merupakan proses berpikir sistematis dimana sebuah ilmu diturunkan berdasarkan teori, hukum, dan fakta yang ada dengan tujuan untuk mencari penyelesaiaian masalah yang ada. Cara berpikirnya dimulai dari membuat hipotesa atau dugaan yang nantinya akan dibuktikan dengan pendekatan sains. Hipotesa dapat dibuktikan dengan penelitian qualitative, quantitative, maupun eksperimen, atau dapat juga menggunakan kombinasi dari metode yang ada. Penelitian yang dapat saja membuktikan hipotesa benar ataupun salah, dalam hal ini maka cara berpikir sistematis ini akan mendorong cara pikir kritis untuk dapat menyelesaikan masalah sehari-hari.
Setiap masalah memiliki cara penyelesaian yang berbeda-beda dan juga perlu pendekatan khusus sehingga penyelesaiannya dapat lebih komprehensif. Ruang lingkup pembelajaran sains di TK terbagi menjadi dua dimensi, pertama dilihat dari dimensi isi bahan kajian dan kedua dilihat dari bidang perkembangan atau kemampuan yang akan dicapai. Deskripsi pembelajaran sains dilihat dari isi bahan kajian meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat raya (ilmu bumi), ilmu-ilmu hayati (biologi), serta bidang kajian fisika dan kimia (Abruscato, 2005).
Sementara apabila ditinjau dari bidang pengembangan atau kemampuan yang harus dicapai, maka terdapat tiga dimensi yang semestinya dikembangkan bagi anak usia dini yaitu meliputi kemampuan terkait dengan penguasaan produk sains, penguasaan proses sains dan penguasaan sikap-sikap sainstis atau jiwa ilmuwan.
Proses sains dalam pembelajaran anak usia dini, dapat mengambil sejumlah indikator yang terdapat dalam Kurikulum PAUD. Untuk itu, guru perlu memberikan kesempatan anak untuk melakukan aktivtas sebagai berikut:
2. Technology
Tujuan dari pengenalan teknologi di TK adalah untuk mengenalkan alat-alat teknologi sederhana ataupun alat-alat bantu yang memudahkan pekerjaan manusia di lingkungan sekitar mereka tinggal ataupun sekolahnya seperti peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dan lainnya serta bagaimana cara menggunakan alat-alat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Engineering
Atribut engineering dapat dijelaskan sebagai teknik rekayasa yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari- hari. Proses rekayasa ini merupakan pola berpikir kreatif dalam mengembangkan cara-cara baru dalam mengatasi masalah yang ada. Proses rekayasa ini tentu tak dapat dipisahkan dari proses berpikir secara sains dan pengaplikasian teknologi baru dalam pelaksanaannya. Aspek engineering dalam pendekatan STEAM adalah keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengoperasikan atau merangkai sesuatu. Bligh tahun 2015 mengklasifikasikan aspek engineering merujuk pada aplikasi dari pengetahuan sains dan keterampilan dalam menggunakan teknologi dalam menciptakan suatu cara yang memiliki manfaat.
4. Art
Art atau kita sebut dengan seni, merupakan ukuran dari estetika atau nilai keindahan. Dalam proses belajar setiap manusia akan lebih menghargai sesuatu dengan nilai estetika yang baik. Secara konseptual pendidikan seni di TK diarahkan pada perolehan atau kompetensi hasil belajar yang beraspek pengetahuan, keterampilan dasar seni dan sikap yang berkaitan dengan kemampuan kepekaan rasa seni-keindahan serta pengembangan kreativitas.
5. Mathematic
Matematika merupakan proses berpikir yang berhubungan dengan logika dasar bagaimana segala sesuatu di dunia ini dapat terukur dan dievaluasi dan membantu setiap orang dalam menyelsesaikan masalah sehari-hari. Dalam matematika terdapat banyak hukum, aturan, dan teori yang digunakan untuk mendekati logika suatu ilmu atau suatu permasalahan. Kemampuan yang ingin dibangun dari mengenalkan matematika di TK antara lain: membandingkan (komparasi), memilah (klasifikasi), bekerja dengan pola, mengidentifikasi bentuk, logika, dan sebab akibat.
Sumber : https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-artikel/memaknai-pesan-presiden-perkuat-belajar-steam-di-jenjang-paud-dan-pentingnya-prasekolah?ref=MjE3NC0zNjQ0YWEzNg==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=