RAPAT DENGAN KOMISI IV DPRD BULELENG, PLT. KADISDIKPORA UNGKAP ADA BEBERAPA FAKTOR
Singaraja, Senin 14 April 2025 l DISDIKTODAY
Plt. Kepala dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, S. STP., M. A. P. didampingi Sekretatis Dinas, Ida Bagus Gde Surya Bharata, S. Pd., M. A. P. menghadiri undangan Komisi IV DPRD Buleleng membahas Perda tentang LKPJ Tahun 2024 diruang Komisi IV DPRD Buleleng, Senin (14/4).
Dalam kesmeotan tersebut Komisi IV DPRD Buleleng menyoroti persoalan terkait masih adanya siswa tingkat SMP yang belum bisa membaca.
Ketua Komisi IV Nyoman Sukarmen saat memimpin rapat menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menyelesaikan masalah pendidikan di Buleleng. Ia mendorong pencarian akar permasalahan serta penerapan metode pembelajaran yang lebih efektif dan mendorong minat baca siswa.
Ketua DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya ditemui usai mengikuti rapat di Komisi IV menyampaikan bahwa pendidikan di Buleleng sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih ada yang perlu dibenahi. Seperti masih adanya siswa SMP yang belum bisa membaca dengan beberapa faktor dan kendala yang di alami beberapa sekolah di Kabupaten Buleleng.
“Saya berharap Dinas Pendidikan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap metode pembelajaran, kinerja guru, serta efektivitas program literasi yang sudah berjalan. Selain itu, ia mengusulkan agar dilakukan asesmen ulang terhadap kemampuan dasar siswa secara berkala, sehingga permasalahan seperti ini bisa segera terdeteksi dan ditangani sejak dini”, tambahnya.
Terkait hal tersebut, Plt Kepala Disdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi, S. STP., M. A. P., sesuasai pertemuan mengungkapkan jumlah siswa SMP di daerah itu mencapai 34.062 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 155 siswa masuk dalam kategori tidak bisa membaca (TBM) dan 208 siswa masuk kategori tidak lancar membaca (TLM).
Dirinya menambahkan pula ada beberapa penyebab siswa tidak lancar membaca. Antara lain kurangnya motivasi, pembelajaran tidak tuntas, disleksia, disabilitas, dan kurangnya dukungan keluarga.
Selain itu, ada juga faktor eksternal lainnya yakni efek jangka panjang pembelajaran jarak jauh (PJJ), kesenjangan literasi dari jenjang SD, pemahaman keliru tentang kurikulum, kekhawatiran tenaga pendidik terhadap ancaman hukum dan stigma sosial, hingga faktor keluarga yang menyebabkan psikologis siswa terganggu.
Sampai saat ini Disdikpora Kabupaten Buleleng akan terus melakukan evaluasi dan montoring ke masing - masing Satuan Pendidikan .