Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, sangat intens meningkatkan sarana dan prasarana pendukung lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tingkat desa dan banjar. Sabtu (13/12) lalu, Bunda PAUD Kota Denpasar, Ny. I.A. Selly D. Mantra, menyerahkan alat permainan edukatif (APE) kepada lima lembaga PAUD bertempat di PAUD Kumara Loka, Panjer, Densel.
Lembaga PAUD yang menerima bantuan APE tahun ini meliputi, PAUD Dharma Bakti, Banjar Buaji Anyar, Keluruhan Kesiman, Dentim. PAUD Wana Kumara, Banjar Bun, Keluruhan Dangin Puri, Dentim, PAUD Kumara Sari, Banjar Merthayasa, Desa Pemecutan Kaja, Denut, PAUD Eka Dharma Kumara, Banjar Batan Nyuh, Desa Pemecutan Klod, Denbar, serta PAUD Kumara Loka, Kelurahan Panjer, Densel.
Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Disdikpora Kota Denpasar, Drs. Nyoman Gde Arnawa, M.Pd., mengatakan, tujuan penyerahan bantuan APE ini guna mendukung lembaga PAUD dalam penyediaan APE yang sesuai standar. Mengingat dari sejumlah lembaga PAUD yang ada di Kota Denpasar, belum semua memiliki sarana dan prasarana, khususnya APE yang memadai dan sesuai standar.
Lebih dari itu, kata Arnawa, untuk memotivasi lembaga dalam memberikan layanan anak usia dini. Serta meningkatkan akses dan mutu layanan PAUD pada lembaga tersebut.
Bunda PAUD Kota Denpasar, Ny. IA Selly D. Mantra, mengatakan, ada lima aspek perkembangan anak yakni nilai agama, moral, fisik, kognitif, bahasa dan emosional anak. Didalam menuju kematangan, setiap anak memerlukan kesempatan tumbuh dan berkembang, dan tentunya harus didukung oleh fasilitas salah satunya APE.
Di lembaga PAUD, kata IA Selly, APE menjadi bagian tak terpisahkan, mengingat proses pembelajaran di PAUD adalah bermain sambil belajar yang menyenangkan. Diharapkan, melalui media permainan tersebut, daya pikir dalam bentuk kreativitas dan konsentrasi anak dapat di rangsang lebih cepat. Karenanya, semua APE harus mengandung unsur-unsur pendidikan.
IA Selly mengingatkan, APE yang dipakai proses pembelajaran oleh guru atau pengasuh di PAUD, tidak harus dibeli dalam bentuk jadi. Para guru atau pengasuh diharapkan kreatif membuat APE dari bahan-bahan bekas seperti botol maupun koran bekas, yang penting menarik serta unik sesuai dengan tema yang dibahas.
Lebih penting lagi, kata IA Sely, APE yang dibuat tidak harus mahal yang terpenting menarik bagi anak, mampu merangsang kerja sensor motorik otak anak, sehingga APE dapat mengembangkan kecerdasan anak. Tak lupa, APE juga harus mengandung nilai-nilai agama dan budaya serta karakter.