(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Lomba PKTP Bali, Tiga Sekolah Wakili Buleleng

Admin disdikpora | 08 Oktober 2015 | 1415 kali

Tiga sekolah menjadi duta Kabupaten Buleleng dalam lomba Penanggulangan Kangker Terpadu Paipruna (PKTP) tingkat Provinsi Bali Tahun 2015. Sekolah itu masing-masing SD N 1 Kerobokan, SMP N 6 dan SMK N 1 Singaraja. Sekolah duta Buleleng ini Kamis (8/10) secara serentak menjalani proses penilaian oleh tim penilai dipusatkan di aula SMKN 1 Singaraja. Hadir dalam penilaian kemarin, Ketua Yayasan Kangker Indonesia (YKI) Cabang Bali yang diwakili oleh Sekretaris YKI Nyonya Ketut Winaya. Bupati Buleleng diwakili Kepala Dinas Kesehatan dr. I Gusti Ngurah  Mahapramana didampingi Ketua YKI Kabupaten Buleleng Nyonya Aires Suradnyana, dan sejumlah undangan penting lainnya.

Ketua YKI Cabang Bali Nyonya Ketut Winaya mengatakan, kangker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan utama kematian global dengan persentase sebesar 13 persen setiap tahun. Fenomena ini menurut catatan WHO 70 persen kasusnya merebak di negara berkembang atau negara yang berpenghasilan rendah.

Khusus di Indonesia korban keganasan penyakit ini belakangan terus meningkat. Terbukti dari hasil penelitian tahun 2007 kematian pasien penderita kangker menduduki rengking tujuh setelah penyakit TBC, stroke, Hipertensi, cedera perinatal, da diabetes. “Dampak penyakit ini sangat besar bagi masa depan pembangunan di negara ini. Apalagi penyakit ini sudah menjangkiti kalangan usia produktif,” katanya.

Menurut Nyonya Winaya, mencermati hasil penelitian oleh lembaga resmi setiap kasus yang muncul, sebagian besar kangker menjangkiti pasien akibat prilaku pola hidup bersih yang belum diperhatian dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, pemicu adalah pola makanan, kebiasaan menghisap rokok, akibat menderita penyakit kegemukan, penyakit infeksi, konsumsi alkohol, dan akibat faktor genetik (keturunan-red). “Pola hidup bersih ini menjadi pemicu yang paling besar karena didalamnya ada aktifitas manusia mulai dari mengkonsumi makanan, hingga kebiasaan lain seperti meroko atau alkohol,” jelasnya.

Untuk menyadarkan membiasakan pola hidup bersih, lanjut Nyonya Winaya, YKI bersama pemerintah provinsi dan kabupaten mencoba melakukan upaya deteksi dini melalui sekolah-sekolah. Hal ini penting karena pelajar ini rentan menderita kangker kalau prilaku hidup sehat terutama di lingkungan sekolah tidak diperhatikan dengan baik. Dia mencontohkan, konsumai jajanan di kantin sekolah. Anak-anak termasuk pengelola kantin perlu dibekali dengan prinsip kewaspadaan ketika akan mengkonsumsi atau akan menjual makanan siap saji untuk anak-anak. Kesadaran hidup bersih jika dipahami dan diterapkan dengan benar, anak-anak akan bisa terhindar dari kemungkinan terjangkit kangker. “Kita mulai dari lingkungan sekolah. Prilaku anak-anak kita di sekolah ini nantinya akan bisa menularkan ke lingkungan lebih luas, sehingga ancaman penyakit dapat kita tangani sejak dini,” imbuhnya.

Dalam penilaian lomba kemarin, masing-masing sekolah ini menjalani proses penilaian secara bergiliran. Kreteria peneliananya meliputi organisasi, adminsitrasi, penaggulangan kangker, penyuluhan,  simulasi, kebersihan lingkungan sekolah, dan beberapa kreteria penilaian lainnya. Selain menggelar lomba, YKI bersama YKI Kabupaten Buleleng juga melakukan pencegahan kangker mulut rahim dengan menyasar sekolah-sekolah di Buleleng