(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

PENGUATAN MULOK BAHASA BALI SMP KABUPATEN BULELENG TAHUN 2018

Admin disdikpora | 30 Januari 2018 | 486 kali

PENGUATAN MULOK BAHASA BALI SMP KABUPATEN BULELENG TAHUN 2018

Lovina, 29 Januari 2018 | DISDIK TODAY
Dengan adanya penetrasi globalisasi akan membawa pengaruh sampingan berupa potensi termarginalnya kearifan lokal dan kebudayaan daerah. Tak pelak pula, ini telah memberi imbas terhadap budaya daerah Bali salah satunya adalah bahasa Bali.

Demikian hal yang terungkap disampaikan oleh Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si, narasumber dalam Worshop Penguatan Muatan Lokal (Mulok) Bahasa Bali SMP Kabupaten Buleleng Tahun 2018. Lebih lanjut Guru Besar Antropologi Budaya IHDN Denpasar ini menyatakan bahwa pengajaran bahasa Bali sebagai muatan lokal (mulok) merupakan salah satu upaya signifikan menekan “kehilangan’ simbol-simbol budaya Bali. Namun pengajaran bahasa Bali dalam konteks sekarang bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan, karena kecenderungan pemakaian bahasa telah mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Oleh karenanya, pelaksanaan penguatan berupa workshop seperti saat ini sangat tepat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sehingga anak didik mencintai bahasa Bali sebagai Mata Pelajaran sekaligus Bahasa Ibu dalam kehidupan sehari-hari, pungkasnya.

Kegiatan Workshop Penguatan Muatan Lokal Bahasa Bali SMP Kabupaten Buleleng Tahun 2018 yang secara khusus menyasar guru mata pelajaran Bahasa Bali SMP ini, dibuka langsung oleh Kadisdikpora Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd didampingi Kabid PSMP, Kasi Kurikulum SMP, Pengawas SMP, Kepala UPP Kecamatan Se-Kabupaten Buleleng dan staf PSMP Disdikpora Kabupaten Buleleng. Dalam sambutannya, Kadisdikpora Buleleng menekankan bahwa harus ada konten, strategis, pendekat, metode, model dan teknik pembelajaran bahasa Bali yang diperbaiki. Lebih lanjut disampaikan Kadisdikpora bahwa guru jangan melihat pola pengajaran bahasa Bali hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan siswa dari buku cetakan ke dalam kepala siswa, bukan pula untuk menjadian anak didik kita ahli bahasa. Tetapi bahasa Bali diajarkan untuk bisa hidup di daerah Bali dan bisa bisa menggunakannya sebagai bagian dari interaksi sosial kehidupan masyarakat Bali. Ini yang harus dipertimbangkan, sehingga pelajaran bahasa Bali itu tidak lagi membosankan,

Sementara itu, Kabid PSMP, I Made Sedana, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Panitia Penyelenggra melaporkan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Guru Mata Pelajaran Bahasa Bali SMP terutama berkaitan dengan penerapan Kurikulum 2013. Kegiatan ini akan berlangsung selama 5 hari dari tanggal 29 Januari s.d 02 Februari di Melka Excelsior Hotel, Lovina dengan melibatkan 36 Guru Bahasa Bali SMP di Kabupaten Buleleng.

Sementara itu, narasumber yang mengisi wokshop adalah Akademisi/Praktisi dari IHDN Denpasar dan Widya Iswara LPMP Bali.