Tidak ada yang suka dibohongi. Apalagi jika dilakukan oleh anak Anda yang beranjak remaja. Mereka biasanya berbohong tentang tugas di sekolah, dengan siapa mereka pergi, sudah pacaran atau tidak, bahkan menggunakan narkoba atau mabuk.
Penelitian memang menunjukkan bahwa lebih dari 96% remaja berbohong. Termasuk kita di masa remaja dulu, kan? Kita pasti pernah berbohong kepada orang tua.
Namun, sebagai orang tua bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Lantas apa yang harus kita lakukan?
1.Konfirmasikan
Ketika Anda menangkap kebohongannya, katakan saat itu juga. Mereka harus tahu bahwa perbuatan mereka salah dan mengandung konsekuensi. Meskipun Anda merasa dikhianati dan sakit hati, kesampingkan dulu emosi dan hadapi dengan kepala dingin.
2. Dengarkan alasannya
Remaja berbohong karena berbagai alasan. Misalnya untuk menghindari masalah, tidak ingin membuat orang tuanya kecewa, tuntutan pergaulan, komunikasi yang buruk dengan orang tua atau hanya karena ingin mengendalikan keadaan. Mereka cenderung merasa tidak didengarkan. Dengan mengetahui alasannya merupakan pembuka jalan untuk berdiskusi.
3. Tinjau hubungan Anda dengan mereka
Level kejujuran mereka menunjukkan kemampuan Anda untuk berbicara secara terbuka dengannya. Memiliki percakapan yang jujur dengan remaja Anda terkadang tidak mudah. Bagaimana jika mereka mengaku pernah minum alkohol di sebuah pesta? Atau pernah mencuri uang Anda? Bisakah Anda mengatasi kejujuran mereka? Jika Anda tidak bisa menerima kejujuran yang gamblang, akan sulit untuk memiliki hubungan yang terbuka dengannya.
4. Panutan kejujuran
Anak-anak melihat orang tua sebagai panutan. Jika mereka sering melihat Anda berbohong demi menjaga kesopanan atau perasaan orang lain, mereka akan belajar bahwa berbohong itu untuk menghindari konflik dan berkata jujur akan melukai perasaan orang lain. Karena itu mulailah berkata dan berlaku jujur kepada orang lain, sehingga anak-anak akan melihat contoh nyata tentang kejujuran.
5. Selalu terbuka untuk bernegosiasi
Orang tua biasanya memiliki peraturan untuk anak-anak. Jangan terlalu kaku terhadap peraturan tersebut ketika anak beranjak remaja. Tentu ada peraturan yang paten, tetapi berikan ruang untuk berdiskusi dan bernegosiasi. Jika anak merasa tidak ada ruang untuk kompromi, mereka cenderung berbohong untuk mendapatkan yang mereka inginkan.
6. Hindari interogasi dengan kemarahan
Normal jika Anda merasa marah ketika mereka ketahuan berbohong. Namun, meluapkan kemarahan kepadanya hanya akan membuatnya lebih keras kepala, tertutup dan terus berbohong. Jangan menginterogasinya ketika Anda sedang marah. Lebih baik tenangkan diri dulu, hitung sampai 10, tarik napas, minum teh, berolahraga atau apapun yang membuat Anda lebih tenang. Ketika marah Anda tidak berpikir jernih, tidak mendengarkan dan mungkin bereaksi keras yang akan Anda sesali nanti.
7. Jangan menjebaknya
Jika Anda mencurigai atau malah sudah menangkap kebohongannya, jangan pura-pura tidak tahu. Anda menanyakan pertanyaan-pertanyaan naif yang bertujuan, mau tidak mau, anak mengakui kesalahannya. Anda hanya akan membuatnya merasa menjadi kriminal. Jika Anda menginginkan kejujuran anak, Anda harus jujur dahulu. Jika ingin anak mengakui kesalahannya, konfrontasikan secara terbuka.
8. Terapkan disiplin dengan bijak
Cara orang tua merespons ketidakjujuran dapat mengurangi atau malah mendorong kebohongan di masa depan. Jika hukuman hanya menghasilkan pelanggaran-pelanggaran selanjutnya, Anda harus mencari cara lain. Apalagi kalau merasa berkata jujur hanya menghasilkan hukuman, mereka pasti memilih berbohong.
Ingatlah bahwa keterbukaan mendorong kejujuran. Karena itu terapkan disiplin yang terukur, konsisten yang diikuti konsekuensi. Mereka akan lebih terbuka atas apa yang terjadi. Berikan hadiah jika mereka berkata jujur dan konsekuensi ketika berbohong. Biarkan mereka tahu bahwa konsekuensinya lebih sedikit jika mereka jujur, daripada jika nanti mereka ketauan berbohong.
9. Jangan memberi label
Menyebut anak-anak pembohong tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka cenderung menjadi apa yang dilabelkan kepada mereka. Pastikan mereka tahu bahwa yang salah adalah perbuatannya dan mereka punya pilihan untuk menjadi lebih baik. Jangan menghancurkan karakter pribadinya.
10. Perhatikan detail kebohongan mereka
Terkadang kita bisa belajar banyak tentang apa yang terjadi di kehidupan mereka dari kebohongannya. Orang tua biasanya kehilangan petunjuk penting tentang apa yang terjadi karena mereka lebih berkonsentrasi tentang kebohongan daripada alasannya.
Jika biasanya anak Anda jujur, tetapi mulai berbohong tentang tugas sekolah atau hasil ujiannya, apa yang seharusnya ditangani?
Jika mereka berbohong tentang kemana mereka pergi setelah sekolah, mungkin lebih berarti mengetahui alasan mengapa mereka perlu berbohong tentang aktivitas tersebut (jangan berasumsi yang buruk).
Mengetahui lebih dalam tentang alasan mereka berbohong bisa membuka sudut pandang baru tentang kehidupan mereka. Bahkan apa yang terjadi dengan hubungan Anda dengannya. Mengetahui alasan daripada hanya berkonsentrasi pada kebohongannya, merupakan cara yang lebih efektif untuk mengurangi kebohongan. (Anggi - Ibu rumah tangga)