Perkembangan era digital dewasa ini ditandai dengan makin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi, pendidikan, politik, budaya, dan pertahanan keamanan. Fenomena ini merupakan konsekuensi perubahan pola komunikasi dari cara-cara dan media konvensional menuju digitalisasi komunikasi dengan menggunakan berbagai kanal media sosial kekinian. Era digital yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi komunikasi terus berlangsung dan berkembang begitu cepat dan makin canggih yang dimulai, antara lain dari penemuan Bluetooth (2001), Mozilla (2002), Skype (2003), MySpace (2003), Facebook (2004), Youtube (2005), Twitter 2006), Apple Iphone (2007), Google Android (2008), Apple Ipad (2010), Instagram (2010), Google Class (2012), Google Driverless Car (2012), Sophia the Artificial Intelligence Robot (2015), dan Tesla Model 3 (2016). Penemuan tersebut ke depan diprediksi akan terus berkembang inovasi teknologi baru lainnya.
Inovasi teknologi dengan pemanfaatan media sosial menjadikan arus informasi mengalir dengan deras dan cepat. Pola-pola komunikasi linier mulai digantikan dengan pola-pola komunikasi simetris. Real time melintas batas ruang dan waktu dengan mengedepankan kecepatan sekaligus menandakan pola komunikasi dewasa ini sesungguhnya telah memasuki fase interactive communication era. Fase lebih lanjut dari pengembangan era telekomunikasi dengan menjadikan penggunaan internet sebagai media baru.
Perkembangan era digital dengan masifnya penggunaan internet sebagai media baru telah membawa konsekuensi pergeseran karakter khalayak menjadi audience. Khalayak tidak lagi objek pasif, tetapi dapat berperan menjadi produsen informasi. Masyarakat sebagai khalayak tidak lagi pada posisi objek yang dideterminasi media massa arus utama, tetapi lebih jauh dapat berperan memproduksi berita dan membentuk opini publik melalui platform media sosial.
Melalui media sosial memungkinkan pengguna berinteraksi, berbagi, dan berkomunikasi yang membentuk ikatan sosial secara virtual dalam masyarakat jejaring (networking society) yang ditandai dengan munculnya jurnalisme warga (citizen journalism). Fenomena ini menempatkan media sosial sebagai garda terdepan dalam komunikasi model baru sekaligus berperan membentuk opini publik.
Dalam perkembangannya, penggunaan media sosial sebagai garda terdepan dalam komunikasi model baru tidak lagi hanya sekadar berperan sebagai kanal menyampaikan pesan dan menyerap informasi, tetapi lebih jauh berperan dalam memengaruhi persepsi dan perilaku publik, pengambilan keputusan institusi, kelompok masyarakat, dan turut andil dalam pengembangan kesadaran kolektif opini publik. Melalui media sosial, berbagai informasi membanjiri ruang publik media sosial. Arus informasi yang deras tanpa batas tersebut ibarat sekeping mata uang logam yang memiliki dua sisi yang berbeda. Media sosial satu sisi dapat bersifat positif apabila dimanfaatkan secara benar, yaitu untuk mengedukasi masyarakat dan mengoptimalkan manfaat praktis media sosial bagi peningkatan pembangunan bangsa.
Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran pada proses pembelajaran yang banyak dipakai saat ini adalah Facebook, Twitter, Line, Whatsapp, dan Instagram. Inilah beberapa aplikasi yang sering digunakan, baik oleh masyarakat umum maupun pelajar. Instagram adalah salah satu aplikasi yang banyak dimiliki oleh pelajar karena penggunaannya yang mudah dan mendapatkan informasi dengan cepat.
Instagram memiliki fitur untuk mengirim foto dan video dengan menggunakan desain yang unik sehingga menarik jika dijadikan media pembelajaran. Fitur Instagram yang dapat dijadikan media pembelajaran adalah beranda (feed) maupun instastory. Tentunya dalam membagikan materi pelajaran tersebut harus ditampilkan gambar-gambar yang membuat siswa tertarik dan ikut andil dalam proses pembelajaran tersebut
Menurut Tafonao (2018: 104) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat disampaikan oleh pengirim dan penerima dengan tujuan untuk merangsang pikiran, gagasan, dan minat peserta didik untuk belajar. Pendapat ini sejalan dengan dalam Falahuddin (2014: 108) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan minat peserta didik.
Menurut Hamalik dalam Tafonao (2018: 105) media pembelajaran memiliki ciri-ciri, yaitu media pembelajaran (1) dapat diraba, dilihat, dan didengar, serta yang dapat diamati oleh pancaindra, (2) dapat berupa benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar, (3) digunakan untuk komunikasi antara guru dan peserta didik, (4) sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, (5) merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses pembelajaran, (6) sebagai alat dan teknik yang berkaitan dengan metode pembelajaran.
Sedangkan menurut Kemp dalam Falahudin (2014: 114) ada beberapa manfaat media pembelajaran, yakni penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran lebih jelas, menarik, lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar, media dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, media dapat menumbuhkan sikap positif pemelajar terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif, media dapat membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkret, dan media dapat mengatasi keterbatasan indra manusia.
Media pembelajaran yang dibuat diharapkan mampu menarik minat siswa untuk mempelajari materi yang diajarkan oleh guru. Media pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Jika media pembelajaran yang digunakan oleh guru menarik motivasi belajar peserta didik juga akan semakin meningkat. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guru dapat membuat media pembelajaran yang berkaitan dengan media Sosial.
Media sosial adalah alat yang dapat menghubungkan orang-orang yang mungkin tidak dapat dijangkau danmemudahkan untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak dapat ditemui. Dengan menggunakan media sosial guru dapat dengan kreatif menggunakan media sosial sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa, khususnya melalui aplikasi Instagram. Instagram adalah media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dan mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik khususnya pelajar karena pelajar sudah dapat menggunakan Instagram dengan baik.
Instagram juga dapat dikategorikan memiliki fitur yang cukup lengkap untuk mendukung proses pembelajaran. Cara menggunakan Instagram sebagai media pembelajaran dapat dibuat di beranda (feed) Instagram, ig story, dan pada saat live.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki empat keterampilan dasar, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek tersebut harus dapat dimiliki oleh peserta didik. Untuk itu, guru harus mampu lebih aktif dalam mengembangkan keterampilan tersebut kepada peserta didik dengan dibantu media pembelajaran yang mampu mengembangkan minat peserta didik dalam materi pembelajaran yang dibahas.
Jika ingin memberikan materi yang cukup banyak guru dapat mengunggah materi tersebut melalui beranda (feed) Instagram. Jika guru ingin memberikan materi yang tidak terlalu banyak dan sedikit latihan untuk melatih keterampilan anak dapat menggunakan fitur ig story, sedangkan jika guru ingin menyampaikan secara langsung atau ingin memberikan materi tambahan terkait materi yang sudah diunggah guru dapat menggunakan fitur live pada Instagram. fitur-fitur ini dapat memudahkan guru dalam berkomunikasi dengan siswa melalui Instagram.
Pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah, melainkan guru juga dapat berkomunikasi dengan siswa melalui media sosial. Instagram merupakan media sosial yang dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dan tidak harus menggunakan metode ceramah seperti metode pembelajaran lama. Teknologi telah memudahkan kita untuk berinteraksi dan menyampaikan ilmu kepada peserta didik dengan tidak harus bertatap muka dan duduk di kelas tetapi interaksi tersebut dapat dilakukan di mana pun kita berada
Kelebihan Instagram sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia antara lain.
1. Memudahkan guru dan peserta didik untuk berinteraksi dan menyampaikan materi. Guru dan peserta didik tidak harus duduk di dalam ruangan kelas dalam proses belajar mengajar.
2. Aplikasi Instagram merupakan aplikasi yang gratis dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat khususnya pelajar, sehingga untuk menggunakan aplikasi ini tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal.
3. Materi pembelajaran menjadi lebih menarik melalui aplikasi tersebut. Materi yang disampaikan dapat diedit sedemikian rupa dengan berbentuk foto atau video. Setelah foto atauvideo tersebut sudah diedit, maka materi tersebut dapat langsung diunggah dan dapat dilihat khususnya oleh peserta didik.
4. Mudah dijangkau dan hampir seluruh pelajar menggunakan aplikasi ini karena mudah digunakan dan dapat diakses secara luas sehingga memudahkan pelajar menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Kekurangan Instagram sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia antara lain.
1. Terlalu bebas untuk diakses. Instagram dapat dengan mudah diakses yang dapat memengaruhi karakter peserta didik karena ragam dan variasi tampilan lain yang terdapat pada aplikasi ini sehingga untuk mengakses aplikasi ini peserta didik membutuhkan pengawasan orang tua.
2. Menggunakan jaringan internet yang stabil. Aplikasi ini membutuhkan jaringan internet yang stabil karena jika internet eror maka proses pembelajaran sedikit lambat.
Daftar Pustaka
Falahudin, Iwan. 2014. Pemanfaatan Media Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara. (Vol. 1)(No. 4).
Tafonao, Talizaro. 2018. Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. Junal Komunikasi Pendidikan. (Vol. 2)(No. 2).
sumber : https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3504/instagram-sebagai-media-pembelajaran-bahasa-indonesia-dan-sastra