Diterbitkan | : | 22 Agustus 2021 06:10 |
Sumber | : | Penerapan kegiatan budaya positif di sekolah |
Penulis | : | OLANY AGUS WIDIYANI |
Latar Belakang
Literasi pada umumnya diartikan sebagai kegiatan membaca dan menulis. Bahkan kegiatan literasi dikaitkan dengan pelajaran Bahasa Indonesia saja. Pemikiran ini tidaklah tepat. Sebetulnya kegiatan literasi ada pada semua lintas pelajaran bukan hanya milik pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam arti luas literasi merupakan kemampuan yang diasah melalui pengalaman belajar untuk meningkatkan kecintaan terhadap ilmu, eksplorasi belajar dari lingkungan sekitar dimana murid mendapatkan ilmu, membuat asosiasi antar bidang ilmu dan menggunakannya untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan.
Kegiatan literasi bermakna selama pandemi sangat penting, diantara (1) membangun kecakapan hidup yang meningkatkan ketahanan murid untuk melalui masa pandemi. (2) Aktivitas literasi yang terselenggara dengan menyenangkan, terintegrasi dengan rutinitas murid bersama keluarga, dan bermakna.
Alasan mengapa literasi harus bermakna adalah (1) murid mengalami langsung apa yang dipelajarinya sehingga mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya mendengarkan dari guru/orang tua maupun pendamping. (2) Informasi dan keterampilan yang dipelajari akan lebih lama diingat. (3) Informasi baru yang dibangun murid akan memudahkan proses berikutnya untuk materi belajar berkelanjutan.
Nah, sebagai guru merdeka belajar yaitu guru yang fokus pada tujuan, inovatif, kolaboratif, dan reflektif, guru dapat menerapkan berbagai cara agar kegiatan literasi tidak monoton selama masa pandemi.
Berdasarkan hal tersebut perlu sebuah kegiatan literasi yang lebih bermakna untuk mengarahkan dan menumbuhkan budaya kreasi murid. Setelah membaca diharapkan murid bisa mengubah atau menyampaikan isi pesan dalam bentuk karya lain misalnya, poster, video, rekaman, atau power point. Tujuan Umum kegiatan ini membuat kegiatan literasi lebih bermakna. Tujuan Khusus dari kegiatan ini untuk mengembangkan bakat murid melalui kegiatan literasi bermakna guna menumbuhkan budaya kreasi. Tolok ukur Murid dapat menghasilkan karya atau kreasi dari kegiatan berliterasi dapat berupa poster, puisi, video, maupun karya lain.
Untuk melaksanakan kegiatan literasi bermakna selama pandemi ini perlu adanya kerja sama antara berbagai pihak di antaranya kepala sekolah diharapkan memotivasi guru untuk senantiasa berinovasi, rekan guru memberikan masukan dan ide terhadap kegiatan literasi bermakna agar lebih maksimal. Selain itu, peran orang tua tak kalah penting untuk memotivasi murid agar menerapkan literasi bermakna dalam kehidupan sehari-hari selama masa pandemi.
Deskripsi Aksi Nyata yang Dilakukan
Literasi bermakna yang saya terapkan di kelas selama pandemi untuk menumbuhkan budaya kreasi diambil berdasarkan materi yang saya ajarkan kepada murid, yaitu teks eksposisi pelajaran Bahasa Indonesia. Deskripsi aksi nyata yang saya lakukan sebagai berikut.
Hasil dari Aksi Nyata yang Dilakukan
Kegiatan dilakukan saat pelajaran Bahasa Indonesia, materi Teks Eksposisi. Sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah diberikan, guru meminta murid untuk masuk ke Google Classroom untuk mendapatkan informasi tujuan pembelajaran dan selanjutnya meminta murid untuk membaca buku paket Bahasa Indonesia materi Teks Eksposisi. Kemudian guru meminta murid untuk membuat peta konsep, video, atau power point terhadap materi yang sudah dibaca.
Pertemuan berikutnya dengan Google Meet, guru meminta murid untuk mempresentasikan karyanya berupa identifikasi teks eksposisi yang berisi pengertia, ciri-ciri, struktur, dan kaidah kebahasaan. Kegiatan presentasi dengan Google Meet melatih murid agar terampil menggunakan teknologi.
Ketika ada murid yang presentasi, murid yang lain mendengarkan dengan saksama. Guru memberikan kesempatan kepada murid yang lain bertanya dan memberi masukan/saran terhadap karya yang sudah dibuat oleh temannya. Secara bergantian murid melakukan presentasi karya.
Selanjutnya untuk penugasan, guru meminta membaca teks yang berkaitan dengan sebab akibat atau menimbulkan pendapat atau argumentasi. Kemudian guru meminta murid untuk menuliskan atau mengubah bentuk teks bacaan tersebut menjadi sebuah teks eksposisi dalam bentuk Poster Point, atau PDF sesuai dengan kreativitas murid.
Bagi murid yang sudah selesai membuat karya bisa dikumpulkan ke Google Classroom. Guru memberikan umpan balik dan penilaian terhada karya yang sudah dibuat murid. Guru menanyakan kendala bagi murid yang terlambat mengumpulkan tugas. Tak lupa guru selalu mengingatkan murid untuk senantiasa melaksanakan kesepakatan kelas yang sudah dibuat.
Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang
Untuk sementara literasi bermakna yang saya terapkan sesuai dengan tema dalam pelajaran yang saya sampaikan kepada murid. Berkaitan pemahaman dan identifikasi materi Bahasa Indonesia. Selanjutnya saya akan membuat literasi bermakna berdasarkan bacaan yang disukai murid baik itu cerpen dan novel. Berikutnya murid bisa mengubah bentuk menjadi sebuah ulasan di blog, poster, komik, drama, dan Tiktok sesuai dengan minat dan kreativitas murid.
Sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/literasi-bermakna-selama-pandemi-menumbuhkan-budaya-kreasi/