Diterbitkan | : | 27 September 2021 08:09 |
Sumber | : | https://guraru.org/guru-berbagi/laporan-aksi-nyata-guru-penggerak-modul-1-1/ |
Penulis | : | NI MADE REDIARPI |
Aksi Nyata Modul 1.1
Kegiatan Bermain Peran di Taman Kanak-Kanak melalui Pembelajaran Daring
Oleh : Ni Made Rediarpi,S.Pd.AUD
1.1 Latar Belakang
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Taman Kanak-kanak adalah pendidikan usia dini yang bertujuan untuk membina tumbuh kembang anak usia lahir sampai enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal pikiran, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta menghubungkan antara pendidikan keluarga dengan pendidikan sekolah.
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan masa peka atau penting bagi kehidupan anak, dimana pada masa peka ini terbukanya jiwa anak sehingga segala pengalaman yang diterima anak pada masa usia dibawah tujuh tahun akan menjadi dasar jiwa yang menetap, sehingga pentingnya pendidikan di masa peka atau masa-masa anak usia dini ini bertujuan untuk menambah isi jiwa bukan merubah dasar. Pendekatan yang digunakan oleh Ki hajar dewantara adalah pendekatan budaya. Pendekatan budaya yang digunakan Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan anak usia dini adalah dengan melalui permainan, nyanyian, dongeng, olahraga, sandiwara, bahasa, seni, agama dan lingkungan alam.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu atau tidak). Dengan bermain disebabkan karena adanya sisa kekuatan di dalam dirinya yang sedang berkembang dan tumbuh. Produksi kekuatan dalam diri anak itu melebihi apa yang dibutuhkan lahir dan batin. Menurut Hurlock (2001: 329) bermain peran merupakan bermain aktif melalui perilaku dan bahasa serta berhubungan dengan situasi. Anak-anak bermain dalam berpura-pura dan menirukan pengalaman yang di dapat dalam dunia nyatanya. Dalam kegiatan bermain di sentra main peran anak dapat mengembangakan kemampuannya bersosialisasi, mengikuti prosedur, bereksperimen dan berbahasa.
1.2 Deskripsi Aksi Nyata
Sebelum mempelajari Filosofis Ki Hajar Dewantara, Pembelajaran yang saya terapkan di Sekolah saya selama masa pandemi ini ataupun sebelum pandemi lebih banyak memberikan penugasan-penugasan dalam bentuk lembar kerja, dengan instruksi dari guru yang harus diselesaikan oleh murid dalam batas waktu yang sudah ditentukan, contoh lembar kerja seperti Pemberian tugas menebalkan huruf, menebalkan angka, mewarnai gambar, menjiplak, dan lain-lain. Dalam situasi Pandemi ini, Pemberian tugas juga masih sering saya berikan dengan instruksi melalui WA group, Murid-murid saya minta untuk mengerjakan majalah yang sudah saya bagikan di awal tahun pelajaran. Setiap satu minggu sekali saya memberikan Instruksi kepada murid-murid saya untuk mengerjakan sesuai halaman yang saya minta. Tentunya dengan batas waktu yang sudah saya tetapkan yaitu harus mengumpulkan/mengerjakan dalam satu minggu itu.
Aksi nyata yang akan saya lakukan Setelah mempelajari Filosofis Ki Hajar Dewantara, saya mulai merenung dan merasa sudah sangat bersalah terhadap murid-murid saya. Dan saya bertekad akan memperbaiki cara mengajar saya, dari sinilah saya mulai berpikir untuk merubah cara mengajar saya agar sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satunya adalah memberikan anak-anak untuk lebih banyak bermain. Saya mulai mengambil inisiatif untuk mengajak anak bermain peran secara bebas sesuai dengan yang disenangi anak dan karena situasi pandemi masih belajar dari rumah jadinya saya minta agar orang tua mendokumentasikan dan mengirim videonya. Semua saya sampaikan melalui Group WA
1.3 Tujuan Aksi Nyata
Tujuan dari aksi nyata yang saya lakukan ini adalah : Kagiatan merdeka belajar dapat terpenuhi, meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk tampil di depan umum, menumbuhkan karakter dan pembiasaan yang positif, agar murid-murid merasa senan g, nyaman, tidak tertekan, dan merasa gembira tanpa adanya paksaan dalam kegiatan belajar melalui bermain peran.
1.4 Dukungan Yang Dibutuhkan
Dukungan yang dibutuhkan dari Kepala TK, Teman sejawat, dan Orang Tua Murid Kelompok A2 TK Negeri Pembina Singaraja.
1.5 Hasil Aksi Nyata.
Setelah melakukan aksi nyata melaui kegiatan bermain peran ini, saya melakukan tanya jawab dengan orang tua mengenai proses belajar anak di rumah. Dari informasi orang tua menyampaikan bahwa anaknya merasa sangat senang melakukan kegiatan bermain peran. Bahkan anak tidak hanya melakukan satu kegiatan main peran, ada juga beberapa anak yang melakukan kegiatan bermain peran yang berbeda. Anak merasa sangat antusias, dan sangat tertarik dengan kegiatan bermain peran ini.
1.6 Refleksi Aksi Nyata
Hal positif yang di dapat dari aksi nyata ini yaitu saya bisa merubah pola piker saya dalam mengajar yang dulunya pembelajaran berpusat pada guru, sekarang lebih berpusat pada anak. Sebelum aksi nyata ini saya lebih sering memberikan lembar kerja dalam mengajar sekarang lebih memberikan kebebasan dalam belajar melalui bermain. Kendala yang saya hadapi yaitu adanya orang tua yang tidak mampu membeli kuota internet karena sekolah saya berada di lingkungan yang banyak anak yang kurang mampu. Sehingga menghambat pengiriman video. Disamping itu juga banyak orang tua yang tidak mau mendampingi anaknya dalam bermain karena kesibukan.
1.7 Rencana Perbaikan Di Masa Mendatang.
Kedepannya penulis akan menyampaikan ilmu yang didapat berkaitan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara kepada teman-teman sejawat, dan kepada Guru-guru di gugus. Selain itu penulis juga akan mengajar sesuai denagn pemikiran ki hajar dewantara. Saya akan selalu mengajar berpusat pada anak dan mengajar dengan bermain karena kebutuhan anak adalah bermain.
Sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/kegiatan-bermain-peran-di-taman-kanak-kanak-melalui-pembelajaran-daring/