Diterbitkan | : | 31 Mei 2022 08:30 |
Sumber | : | dokumen pribadi |
Penulis | : | AHMAD JAZULI |
Setiap orang pasti mengetahui apa arti membaca. Membaca bisa menjadi sebuah sarana yang logis dalam mengarungi kehidupan modern seperti sekarang ini. Bagi peserta didik membaca bisa menjadi petunjuk arah mereka dikehidupan yang akan datang. Misalnya dengan membaca mereka bisa menentukan cita-cita, mengklasifikasi berita-berita mana yang hoaks dan mana yang faktual, mereka juga bisa memilih pengetahuan dan keterampilan terbaik yang mereka kehendaki sesuai dengan kemampuan pribadi mereka sendiri dan lain sebagainya.
Kendalanya adalah minat baca peserta didik yang sangat rendah akhir-akhir ini. Efek pandemi yang mengharuskan mereka belajar di rumah menjadi alasan utama hal tersebut. Mereka kini lebih suka bermain game di gawai daripada membaca buku. Bahkan ada yang sudah memiliki akun media sosial pribadi layaknya orang yang sudah dewasa.
Membaca dengan metode nyaring menjadi sarana belajar peserta didik yang bisa diterapkan untuk menumbuhkan kembali minat baca mereka. Kita sebagai guru harus bisa menjadi fasilitator literasi baca bagi mereka supaya peserta didik termotivasi dalam membaca buku dan mencintai buku kembali.
Membaca nyaring bisa kita lakukan untuk pembacaan cerita. Jadi, peserta didik kita bacakan cerita secara klasikal baik di ruang kelas maupun di ruang perpustakaan. Ceritakan mulai dari cerita yang sederhana, supaya anak tertarik terlebih dahulu. Dan jangan lupa perhatikan hal – hal berikut ini saat membacakan cerita dengan metode membaca nyaring.
1. Ekspresi Tubuh
Saat bercerita mimik muka harus menyesuaikan dengan kalimat cerita yang sedang dibacakan, hal ini untuk memperkuat cerita itu sendiri sehingga pesan yang ada dalam cerita bisa tersampaikan pada peserta didik. Ekspresi ini meliputi dari gestur, pandangan mata dan sikap duduk saat bercerita.
2. Intonasi Suara
Suara menjadi hal penting dalam bercerita. Dengan intonasi yang tepat dan penempatan tinggi rendahnya nada saat bercerita menjadi indikator keberhasilan dalam bercerita. Berikan intonasi berbeda pada adegan-adegan unik untuk menambah keceriaan.
3. Pertanyaan pemantik
Membacakan cerita dengan di selingi dengan memberi pertanyaan pemantik bisa membuat suasana jadi hidup. Interaksi peserta didik dan responnya bisa menimbulkan aura yang positif. Hentikan pembacaan cerita pada bagian tertentu dan mintalah anak untuk memberikan prediksi alur ceritanya sebelum melanjutkan cerita.
4. Mengulang adegan menarik
Dalam cerita pasti ada adegan klimaks yang bisa kita praktikkan secara gestur tubuh. Mintalah anak untuk mengikuti gerakan tersebut saat ditengah cerita dan kita ulangi lagi saat selesai membacakan cerita. Manfaatnya untuk memberi kesan positif dari cerita tersebut kepada anak.
5. Hubungkan cerita dengan kehidupan
Pada awal akan bercerita sebaiknya kita beri pertanyaan pancingan dengan cara memberikan pertanyaan terkait dengan gambar yang ada pada sampul buku. Kemudian kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh sampul dengan gambar burung bisa kita berikan pertanyaan di mana kalian bisa melihat burung tersebut?
6. Buatlah Jadwal membaca
Buatlah jadwal membaca dikelas secara berkelanjutan. Jadwal ini tidak termasuk kegiatan literasi yang 15 menit yang diterapkan biasanya di awal pembelajaran. Jadi, dibuat jadwal khusus untuk membaca buku-buku cerita atau buku lain non pelajaran. Bisa kita masukan pada kegiatan akhir setelah pembelajaran supaya bisa menambah keceriaan anak saat pulang sekolah.
Demikian tips atau cara bercerita dengan metode membaca nyaring semoga bisa menumbuhkan minat membaca bagi peserta didik. Dengan kegiatan membaca rutin setiap hari diharapkan anak menjadi terbiasa yang lama kelamaan akan menjadi budaya.
sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/membaca-nyaring-banyak-manfaat-bagi-peserta-didik-bagimana-caranya/