PAUDPEDIA — Partisipasi dan peran serta masyarakat, khususnya peran isteri kepala pemerintahan dan kepala daerah (Presiden, Gubernur, Bupati/ Walikota, Camat, Kepala Desa/Lurah) yang akrab disebut "Bunda PAUD" dalam pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat besar kebermanfaatanya semenjak inovasi program Bunda PAUD diperkenalkan.
Bunda PAUD sebagai penggerak utama diharapkan dapat menggerakkan semua pihak untuk mewujudkan Gerakan Nasional PAUD Berkualitas, Terjangkaunya layanan PAUD secara berkeadilan diseluruh pelosok negeri, tersedianya Program PAUD Holistik dan Integratif yang diharapkan menjadi pendorong Percepatan Penurunan Stunting Nasional. Bunda PAUD yang terdapat di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa menjadi mendorong terwujudnya Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. dan menghadirkan profil pelajar Pancasila sejak anak berusia dini untuk seluruh anak Indonesia melalui kepedulian dan pemberdayaan peran serta peran serta masyarakat terus dikembangkan.
Inovasi atau terobosan program "Bunda PAUD" yang dilahirkan Direktorat Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) ini telah ada sejak tahun 2019 . Bunda PAUD merupakan predikat yang diberikan kepada istri kepala pemerintahan/kepala daerah (Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Kepala Desa/Lurah) atau disandang langsung oleh kepala pemerintahan/kepala daerah karena perempuan yang merupakan penggerak utama dalam pembinaan layanan pendidikan bagi anak usia dini (0-6 tahun) di wilayahnya guna mendukung terwujudnya penyelenggaraan PAUD Berkualitas dengan layanan holistik integratif. Apabila kepala pemerintahan/kepala daerah tidak atau belum memiliki pasangan maka predikat Bunda PAUD di wilayah tersebut didelegasikan kepada istri dari wakil kepala pemerintahan atau kepala daerah atau yang ditunjuk.
Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk menyediakan akses terhadap layanan PAUD bagi seluruh anak usia dini di Indonesia. Upaya ini diwujudkan melalui dikeluarkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD-HI), Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, yang mewajibkan pemerintah daerah menyediakan layanan terhadap penyelenggaraan PAUD Prasekolah dasar bagi anak usia 5 dan 6 tahun sebagai salah satu layanan minimal pendidikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Benang merah dari seluruh komitmen nasional ini adalah jaminan penyediaan layanan PAUD bagi seluruh anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani mereka agar siap dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang cerdas dan sehat. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan dukungan berbagai pihak. Salah satu pemangku kepentingan yang dipandang memiliki berperan strategis dalam mendorong upaya menciptakan penyelenggaraan PAUD Berkualitas dengan layanan holistik integratif adalah “Bunda PAUD”.
"Keberadaan Bunda PAUD sangatlah penting untuk menggerakkan segenap komponen dan sumberdaya yang ada di wilayahnya. Peran Bunda PAUD di seluruh Indonesia harus lebih di tingkatkan lagi. Bunda PAUD merupakan sebuah kedudukan sukarela, yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang, sehingga menjadi lokomotif untuk mendorong segenap elemen dalam masyarakat," ujar Plt Direktur PAUD, Komalasari kepada PAUDPEDIA di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bunda PAUD, lanjutnya diharapkan dapat membangun komunikasi dengan semua pemangku kepentingan di wilayahnya masingmasing yang memiliki potensi untuk mengembangkan layanan PAUD. Dalam mendorong penyelenggaraan PAUD yang berkualitas dengan layanan holistik integratif, Bunda PAUD diharapkan dapat bekerjasama dengan semua elemen masyarakat, agar penyediaan layanan PAUD menjadi optimal, selain itu Bunda PAUD berperan menjadi fasilitator dan motivator dalam melibatkan peran serta seluruh elemen masyarakat, dalam mewujudkan penyelenggaraan PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif.
Disamping itu, secara khusus untuk Bunda PAUD Desa diharapkan mampu mendorong pemanfaatan dana desa dalam rangka pembinaan dan pengembangan PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif di wilayah desanya. Peran Bunda PAUD dalam mendukung Gerakan Nasional PAUD Berkualitas dengan layanan holistik integratif dapat dikemukakan sebagai berikut:
Testimoni Bunda PAUD
Berkebaya modern putih gading yang membalut tubuh, Bunda Cinta yang bernama lengkap Atalia Praratya Kamil tampak cantik dan anggun ketika menghadiri Rapat Koordinasi Pokja Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat dan Penyerahan Penghargaan Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, beberapa waktu lalu.
Dr Atalia Praratya Kamil M.Si merupakan penerima lencana emas dari Kemendikbudristek atas prestasinya dalam melaksanakan peran Bunda PAUD Tingkat Provinsi Jawa Barat yang disematkan langsung oleh Plt Direktur PAUD Kemendikbudristek, Komalasari.
Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat yang akrab dipanggil Bunda Cinta ini memang dikenal sebagai sosok yang ramah, cerdas dan bersahaja. Dalam kegiatan Rakor Provinsi Pokja Bunda PAUD se Jawa Barat, Bunda Cinta tengah bersuka cita. Pasalnya, setelah hampir tiga tahun berjuang di program pascasarjana dia berhasil menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran yang diperoleh setelah hasil Sidang Promosi Doktoral yang diikuti menyatakan dirinya lulus dengan predikat cum laude. Sebuah buket bunga pun diberikan secara khusus atas prestasi yang membuat harum Jawa Barat.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini memberikan apresiasi terhadap peran, tugas dan fungsi Bunda PAUD Provinsi Jawa Baray dalam mewujudkan terciptanya pendidikan berkualitas dan merata bagi seluruh anak usia dini yang dilakukan dengan kampanye 3 gerakan, yaitu: (1) Ayo ke PAUD, (2) Anak Berkembang Secara Holistik, dan (3) Tidak Ada Anak yang Tertinggal.
Bunda PAUD Kabupaten Belu Dra. Freny Sumantri Taolin menegaskan untuk terus memperjuangkan hak-hak anak di wilayah perbatasan Republik Indonesia dengàn Republik Demokratik Timor Leste, Kabupaten Belu untuk memperoleh pendidikan yang layak. Selain itu, Bunda PAUD Kabupaten Belu akan memaksimalkan perannya untuk membantu mendidik serta mencerdaskan anak-anak usia dini untuk mewujudkan generasi unggul di masa depan.
Penegasan itu disampaikan Bunda Freny di peringatan Hari Ayah Nasional (HAN) yang digelar di Desa Mandeu, Kecamatan Raimanuk. "Anak-anak kita adalah harapan bangsa dan saya sebagai Bunda Paud akan terus menyuarakan ini dan saya ingin Belu suatu saat menjadi kabupaten yang hebat yang patut diperhitungkan di masa-masa yang akan datang," katanya.
Bunda Freny berharap, dengan diselenggarakan hari Ayah, akan terus meningkatkan kepedulian peran orang tua kepada anak-anak. "Semoga Pemerintah Kecamatan selalu memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat di Raimanuk, sehingga orang tua disini dapat memahami pemenuhan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan dasar di PAUD yang sudah ada," katanya. Bunda PAUD Kota Kendari Hj.Sri Lestari Sulkarnain, S.Pd, M.Pd menegaskan upaya membentuk generasi emas anak Indonesia yang cerdas, berkarakter serta berakhlak mulia diperlukan sinergitas serta kolaborasi yang kuat dalam ekosistem paud berkualitas di satuan pendidikan anak usia dini, kerjasama guru dan orangtua serta lingkungan yang baik dan kondusif dimana anak tinggal. Kesalahan orangtua dan orang dewasa pada umumnya yang kerap melarang, membatasi ruang gerak serta bermain anak dengan membentak atau marah justru akan mematikan daya kreasi, inovasi serta critical thinking anak dimasa usia emas mereka.
"Pola berpikir kritis perlu diajarkan sejak dini pada anak. Cara efektif mengajarkan pola berpikir ini pada anak yaitu dengan mencontohkannya secara langsung di dalam kehidupan sehari-hari," Ujar Bunda PAUD Kota Kendari kepada PAUDPEDIA ditengah kunjungan kesatuan PAUD dan Taman Kanak-kanak Kuncup Mekar di Kota kendari, Jumat (24/6).
Sebelum melakukan kunjungan ke TK Kuncup Mekar, Bunda PAUD Kota Kendari yang juga Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) membuka Lomba Story Telling (Bercerita) untuk siswa SMP dan Menceritakan Gambar untuk Sekolah Dasar se Kota Kendari yang berlangsung di SMPN 9 Kota Kendari.
Seperti diketahui, Kurikulum PAUD 2013 dan Kurikulum Merdeka yang memperkenalkan pembelajaran yang mengeksplorasi kemampuan haruslah mulai diperkenalkan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat. Tentu saja kemampuan berpikir kritis anak akan terasah jika guru yang menjadi pembimbing di satuan PAUD mampu untuk berpikir kritis.
Keberadaan Bunda PAUD sangatlah penting untuk menggerakkan segenap komponen dan sumberdaya yang ada di wilayahnya. Peran Bunda PAUD di seluruh Indonesia harus lebih di tingkatkan lagi. Bunda PAUD merupakan sebuah kedudukan sukarela, yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang, sehingga menjadi lokomotif untuk mendorong segenap elemen dalam masyarakat. Bunda PAUD diharapkan dapat membangun komunikasi dengan semua pemangku kepentingan di wilayahnya masing masing yang memiliki potensi untuk mengembangkan layanan PAUD.
Penulis dan Foto : Eko
sumber : https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-artikel/kehadiran-bunda-paud-tingkatkan-apk-turunkan-stunting-dan-hadirkan-transisi-paud-ke-sd-menyenangkan?ref=MTU0Mi1hODFlNmUyMg==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=