(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

3 Langkah Mudah Belajar Disiplin dari Jepang

Admin disdikpora | 24 Januari 2018 | 830 kali

Bukan rahasia bahwa Jepang adalah salah satu negara yang tertib, bersih dan disiplin dalam kesehariannya. Jalanan yang bebas dari sampah, tertibnya orang-orang ketika hendak naik bus atau kereta, tertibnya kendaraan yang berlalu lalang dan klakson kendaraan yang tak membuat pengang telinga.

Ternyata hasil perilaku menakjubkan tersebut tidak diperoleh dengan cara yang instan dan mudah tapi butuh pembiasaan yang bertahun-tahun yang diterapkan mulai dari pendidikan anak usia dini, usia emas, untuk menanamkan karakter-karakter positif kepada anak.

Ada tiga pembiasaan wajib orang tua Jepang sebagai langkah awal mendisiplinkan anak-anak mereka, yaitu:

1.Haya Ne (cepat tidur)

Cepat tidur inilah awal anak dilatih untuk melaksanakan disiplin waktu. Dengan istirahat  yang cukup dapat mengoptimalkan perkembangan otak anak dan ketika bangun pagi mereka akan merasa segar, semangat dan siap menerima stimulasi dari orang dewasa.

Usahakan anak-anak untuk konsisten tidur malam pukul 21:00. Pasti awal penerapan disiplin ini akan sulit dan berat. Karena jika kebiasaan tidur dahulu lebih malam, maka otomatis matapun sulit terpenjam pada jam yang dijadwalkan. Akan tetapi dengan upaya pengkondisian yang konsisten setiap hari, misalnya setengah jam sebelum jam tidur orang tua mengajak anak bersiap-siap dengan cara gosok gigi, cuci tangan dan kaki kemudian masuk kamar dan matikan lampu. Perintah orang tua tersebut bukan hanya semata-mata menyuruh kepada anak, akan tetapi orang orang tua juga ikut terlibat di dalamnya bersiap-siap untuk tidur.

2. Haya Oki (cepat bangun)

Pepatah Jawa menyatakan, ”bangun pagi, jika tidak, rezeki akan dipatok ayam.” Pepatah tersebut ternyata dipakai pula oleh orang Jepang. Menurut agama Islam pun ada keberkahan di waktu pagi.

Dampak bangun pagi tersebut sangat luar biasa, berdampak pada merasa segarnya badan di waktu pagi sehingga ketika bangun anak tidak akan merasa malas-malasan dan siap-siap berangkat ke sekolah.

3. Asa Gohan (sarapan)

Pentingnya semangat untuk memulai sesuatu di pagi hari. Terutama untuk kegiatan anak dalam belajar adalah stamina yang cukup serta energi. Untuk itulah pentingnya sarapan pagi anak-anak Japang sebelum berangkat ke sekolah.

 

Di samping tiga pembiasaan tersebut, orang tua Jepang juga memberikan pembagian tugas kepada masing-masing anak-anak mereka. Contohnya menyiram bunga, membersihkan toilet, melipat baju dan lain-lain.

Latihan disiplin bukan saja mereka lakukan di rumah bahkan lebih kuat lagi mereka terapkan di sekolah. Salah satu contohnya adalah guru yang pagi-pagi menyambut muridnya di depan gerbang, anak-anak yang setiap hari bergantian untuk membagikan makan siang kepada teman-temannya dan secara bersama-sama membersihkan sekolah dari mulai mengepel lantai, membersihkan toilet, sampai membersihkan tempat pegangan tangga dan koridor sekolah secara bersama-sama.

Penerapan disiplin kepada anak bukan melalui cara yang instan atau terhitung hari terlihat hasilnya dalam melaksanakan tugasnya. Akan tetapi membutuhkan waktu dan kesabaran ekstra. Oleh sebab itu orang tua harus mengupayakan ketegasan mendisiplinkan anak. Sebagai contoh ketika orang tua meminta anak tidur, hendaknya orang tuapun ikut tidur dan bukan malah nonton televisi atau mengobrol. Begitu juga ketika meminta anaknya membuang sampah pada tempatnya hendaknya orang tuapun memberi contoh dan teladan utama membuang sampah pada tempatnya.

Itulah didikan orang-orang tua di Jepang. Bukan hanya anak yang menjalankan proses disiplin tetapi orang tuapun ikut andil di dalamnya sehingga terbentuk katakter positif, terutama budaya disiplin. (Anriana Dewi - pendidik di PAUD Rimba Baca, Cilandak – Jakarta Selatan)

Download disini