(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Merindukan Sinergitas Orang Tua dan Guru Demi Membangun Impian Anak.

Admin disdikpora | 04 Maret 2021 | 311 kali

BERMIMPI untuk maju dan berkembang agar lebih baik dari orang lain adalah niatan yang mulia. Namun langkah untuk meraih mimpi agar menjadi kenyataan harus dibuktikan dan direalisasikan dalam bentuk usaha. Usaha yang dibuktikan dengan perjuangan tanpa kenal lelah, pantang menyerah, mengabaikan kata putus asa dalam dirinya. Merealisasikan impian hingga terinternalisasi di dalam diri tiap insan akan menjadi bukti nyata dari kemampuan diri bahwa kita telah berbuat. Berbuat tidak hanya terinternalisasi di dalam dirinya, tetapi juga terwujud dari mimpi tersebut. Siswa atau peserta didik sebagai insan muda penuh harap mempunyai segudang impian, tetapi untuk membangkitkan impian dan kemudian mewujudkan kriteria tersebut bukan pekerjaan yang mudah. Akan menjadi kenyataan bukan sekadar mimpi kalau mampu melewati banyak rintangan dengan banyak syarat yang harus dilalui. Permasalahannya adalah saat ini mimpi-mimpi tersebut masih belum tertanam secara baik dan tersalurkan sesuai dengan jati diri mereka. Pandangan dalam masyarakat sendiri masih ada persepsi, bahwa mereka tetap dapat hidup tanpa berhitung tentang perubahan. Peserta didik sebagai obyek vital yang diharapkan mampu mewujudkan mimpi bagi orang tua dan guru belum tampak hasilnya. Bahkan di antara mereka cenderung abai dan lalai akan tanggungjawab, bahwa dirinyalah yang kelak menggantikan posisi generasi sebelumnya.

Keteladan Guru dan Orang Tua

Belum maksimalnya peran seorang guru dalam upaya membangun motivasi peserta didik dan keberadaan orang tua sebagai teladan dalam memantapkan kehidupan mereka harus diakui sebagai salah satu penghambat. Penghambat kemajuan anak-anak mereka menggapai mimpi sesuai dengan cita-citanya. Masih banyaknya campur tangan yang ‘over’ dari ‘kuasa’ orang tua atas masa depannya, maupun arahan dari sekolah (guru) yang cenderung salah tebak menjadi faktor lain dari mimpi anak (peserta didik) berantakan. Mereka-mereka cenderung lebih ‘memaksakan diri’ dan bertahan di posisi status quo inilah yang secara tidak langsung telah menghambat anak sebagai generasi calon pemimpin bangsa meraih impiannya buyar. Buyar dan ambyarnya impian ini kini harus segera diakhiri. Diakhiri dengan cara membangun sinergitas antara Orang Tua dan Guru (OTG) dalam membangun impian anak ke depan. Sinergitas dalam bentuk kerja sama terbuka dan bukan ‘paksaan’ antara guru, orang tua, dan peserta didik. Tantangan utama yang harus diwujudkan, bagaimana kebersamaan itu menyadarkan potensi yang ada dalam diri. Untuk selanjutnya bagaimana ia mampu memaksimalkan potensinya demi kemaslahatan diri dan lingkungan. Dengan adanya kesamaan impian ini, bukan tidak mungkin akan mewujudkan kesamaan misi dan keselarasan dalam membangun mimpi menjadi kenyataan. Mulailah membangun impian, dimulai dari kita guru yang peduli dengan melejitkan potensi peserta didik. Dari sinilah kita bisa memaksakan impian orang lain (peserta didik) untuk membangun kesadaran dan selalu memberi motivasi dengan hati nurani. Ingat, guru sebagai bagian utama dari upaya mewujudkan impian bagi generasi mendatang seharusnya sudah menata diri. Menata hati nuraninya untuk membangun impian yang ada dalam diri peserta didik dengan santun dan bersahaja. Semoga..


Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=249900928