Upacara Yadnya Kasada menjadi upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat asli Bromo, Suku Tengger. Upacara satu ini menjadi upacara persembahan yang dilakukan oleh Suku Tengger dengan melempar sesaji ke kawah. Selain sebagai bentuk penghormatan, Upacara Yadnya Kasada juga melambangkan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur. Selain itu, upacara ini juga digelar untuk meminta keselamatan dan perlindungan. Di balik itu, Upacara Yadnya Kasada menyimpan cerita legenda yang mendalam!
Menurut kepercayaan masyarakat Suku Tengger, Upacara Yadnya Kasada menjadi bentuk penghormatan atas pengorbanan yang dilakukan oleh Kusuma, anak dari pasangan Jaka Seger dan Roro Anteng, Putri Raja Majapahit.
Dikisahkan, Roro Anteng dan Jaka Seger melakukan pertapaan di Gunung Bromo untuk meminta keturunan kepada penunggu gunung, yaitu Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam pertapaannya, Roro Anteng dan Jaka Seger berjanji akan mengorbankan anaknya kepada Kawah Gunung Bromo jika doa mereka dikabulkan.
Lalu, doa Roro Anteng dan Jaka Seger dikabulkan, mereka dikaruniai 25 anak. Setelah mendapatkan apa yang mereka doakan, mereka melupakan janji yang telah mereka buat pada saat melakukan pertapaan. Sehingga, dewa marah kepada mereka.
Ketika Roro Anteng dan Jaka Seger sedang membawa anak-anak mereka menuju Gunung Penanjakan, Gunung Bromo meletus dan membawa Kusuma. Sejak saat itu, Kusuma meminta kepada saudara-saudaranya untuk selalu membawakan hasil bumi untuk dilabuhkan ke Gunung Bromo pada bulan Kasada.
Dengan demikian, tradisi tersebut masih terus dilakukan sampai saat ini sebagai bentuk penghormatan kepada Kusuma. Tujuan dari Upacara Yadnya Kasada juga dimaksudkan atas bentuk syukur karena banyaknya hasil pertanian dan ternak yang melimpah.
Dengan adanya upacara ini, Suku Tengger secara tidak langsung mendapatkan pendidikan keagamaan, yaitu dengan melaksanakan ritual sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada leluhur. Ritual dilakukan dengan cara berdoa, pemujaan, dan kepercayaan yang dianut dalam masyarakat Suku Tengger.
Selain itu, upacara ini juga menjadi warisan budaya turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya untuk terus melestarikan upacara adat yang dipercayai oleh Suku Tengger. Seperti Tari Roro Anteng dan Jaka Seger yang turut ditampilkan dalam Upacara Yadnya Kasada, tarian ini dipelajari oleh masyarakat setempat, khususnya anak muda, di sebuah sanggar tari yang telah ada di daerah tersebut. Tari Roro Anteng dan Jaka Segar harus ditarikan langsung oleh masyarakat asli Suku Tengger ketika upacara adat berlangsung.
Nah, berikut itu adalah Upacara Yadnya Kasada dan cerita dibaliknya. Upacara ini menjadi salah satu warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
Sumber : https://ditsmp.kemdikbud.go.id/ragam-informasi/article/upacara-yadnya-kasada-dan-cerita-di-baliknya