(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Oang Tua Peran Utama PJJ Berkarakter

Admin disdikpora | 21 Juni 2021 | 563 kali

Diterbitkan : 8 Februari 2021 14:03
Sumber : Wikipedia; Sri Suprapti
Penulis : SRI SUPRAPTI

Orang tua merupakan ayah dan atau ibu dari seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Panggilan ayah atau ibu dapat diberikan untuk laki-laki atau perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu/ayah tiri (istri ayah/suami ibu biologis anak). Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Jika menurut Hurlock, orang tua merupakan orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain (Wikipedia).

Dengan pernyataan seperti tersebut di atas, penulis mempunyai pendapat bahwa yang dinamakan orang tua adalah orang yang bisa memberi teladan/contoh yang baik bagi anak-anaknya. Selalu mendoakan kepada anak-anak bahkan sampai ke keturunannya, untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu juga harus saling menghormati kepada orang yang lebih tua dan menghargai terhadap sesama. Bahkan lebih dari itu, orang tua akan selalu mengalah demi kebahagian anak dan keturunannya.

Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari PJJ yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet (Wikipedia).

Selama masa pandemi dalam PJJ, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan penyederhanaan kurikulum. Termasuk partisipasi orang tua adalah salah satu faktor penting untuk mendampingi anaknya belajar dari rumah. Mendikbud menjelaskan ada 3 (tiga) fokus yang diprioritaskan dalam penyederhanaan kurikulum pada masa pandemi yaitu literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.

Penulis sangat tertarik dengan penyederhanaan yang ada hubungannya dengan pendidikan karakter. Mengapa? Karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya (Wikipedia). Pengertian karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seseorang. Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa Latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak.

Wyne mengungkapkan bahwa karakter yaitu menandai bagaimana cara memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.

Berbeda dengan pendapat W.B. Saunders bahwa karakter itu adalah sifat nyata, berbeda dan dapat diamati oleh individu, yang artinya karakter dapat ditunjukkan pada masing-masing orang, karena sifat dan karakter yang dimiliki setiap individu itu tidak sama dan dapat terlihat sehingga dapat dikatakan berbeda. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Dengan penjelasan dari beberapa ahli seperti tersebut di atas, artinya bahwa kepribadian manusia adalah bawaan sejak lahir. Setiap manusia itu dilahirkan dengan masing-masing kepribadian yang berbeda dan unik. Kepribadian yang terbentuk dalam kandungan tersebut tergantung sepenuhnya oleh si ibu yang mengandungnya. Setelah lahir dan dewasa kepribadian akan terbentuk dengan jelas, semua kepribadian yang baik ataupun buruk orang tualah yang sangat berperan penting dalam mendidiknya.

Penulis sendiri sebagai seorang ibu dari dua anak, bahwa memang benar sejak dalam kandungan masing-masing anak telah menunjukkan perilaku dan respon yang berbeda, baik terhadap aktivitas ibu maupun gejolak perasaan sang ibu. Perbedaan aktivitas bayi dalam kandungan inilah yang sangat berkesan bagi para ibu. Maka sudah menjadi jawaban tersendiri bahwa perbedaan itu akan berlangsung sampai anak menjadi besar dan dewasa. Setiap anak akan berbeda-beda sifatnya antara yang satu dengan yang lainnya. Anak yang kembar pun tetap ada perbedaannya walaupun hanya sedikit.

Ada sebuah kisah yang menarik dari sebuah kisah nyata yang terjadi dalam PJJ pada saat pandemi Covid-19. Seorang wali kelas yang memiliki peserta didik yang berbeda karena harus diperlakukan secara khusus, antara lain tidak pernah mengikuti PJJ tanpa alasan sedikitpun dan itu berlangsung beberapa hari lamanya, tidak mempunyai HP, tetapi juga tidak mau berusaha bertanya ke sekolah.

Kisah yang pertama adalah ketika wali kelas mengunjungi rumah seorang peserta didik yang sejak pertama selama kurang lebih sebulan menghilang karena tidak ikut daring, nomor HP tidak aktif, alamat fiktif. Sekolah yang ditempati sebelumnya sudah bubar. Dengan dibantu wali kelas sebelumnya, pencarian rumah anak tersebut bisa ditemukan. Namun yang sangat disesali oleh sang Guru adalah ketika berkunjung ke rumah peserta didik yang pertama, anak dan orang tua sedang keluar rumah. Untuk kunjungan yang kedua kalinya anak masih tidur. Menurut wali kelas memang kondisi rumahnya sangat kurang mendukung.

Kisah yang kedua adalah peserta didik yang sehari-harinya bersama dengan sang Kakek, karena ibu dari anak tersebut bekerja pulangnya sore, sedangkan bapaknya bekerja di luar kota. Kebetulan anak itu sangat dimanja oleh kakeknya. Maklum sudah menjadi fakta kalau kakek dan nenek itu lebih sayang cucu dari pada anaknya sendiri. Dengan memanjakan cucu yang berlebihan akhirnya akan merugikan sang cucu itu sendiri.  Walaupun dalam kondisi serba ada, seharusnya mendidik anak tidak terlalu dimanja karena akibatnya anak akan rugi sendiri.

Dengan adanya dua cerita tersebut, jika dilihat dari perilaku terdapat dua kubu yang berbeda pandangan. Kubu pertama adalah keluarga orang tidak mampu dan kubu yang kedua adalah dari keluarga berada. Meskipun demikian setidaknya mereka mempunyai pilihan dan harapan. Pilihannya adalah bagaimana akan semakin memperhatikan pendidikan anak dengan cara menanamkan sikap, sifat yang positif, dan membangun. Harapannya tentunya sesuatu yang baik, dengan memulai mempraktikkan cara berpikir dan bersikap positif, juga berpikiran maju, dan kreatif, serta berkepribadian baik. Semakin baik sikap seseorang, maka akan dikatakan orang dengan karakter baik. Sebaliknya semakin tidak baik sikap seseorang, maka akan dikatakan orang dengan karakter yang tidak baik.

Dengan penjelasan seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua memang benar-benar menjadi peranan penting bagi anak-anak di saat PJJ masa pandemi Covid-19 ini. Harapan penulis semoga guru, orang tua dan peserta didik tidak merasa bosan apalagi putus asa sehingga berakhir dengan tidak menghasilkan apapun. Tetap mengikuti aturan yang berlaku, dalam hal ini aturan yang dibuat dalam PJJ.

Orang tua selalu mendampingi anak-anaknya dengan penuh kesabaran, ketelatenan dan kedisiplinan. Pembentukan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Dengan tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik, maka akan mendorong anak untuk tumbuh dengan kapasitas komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar serta memiliki tujuan hidup. Masyarakat juga beperan dalam membentuk karakter anak melalui orang tua dan lingkungan.

Peserta didik, guru dan orang tua menginginkan agar virus Covid-19 segera hilang. Anak-anak juga ingin segera kembali ke sekolah ingin bertemu dengan guru dan teman-temannya secara langsung dan merasa lebih mudah menerima materi pelajaran secara tatap muka. Khususnya orang tua akan bisa bernapas lega setelah beberapa bulan merangkap tugas sebagai “guru” untuk anak-anaknya sendiri. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir. (Dra. Sri Suprapti, Guru SMP Negeri 8 Surakarta, Jawa Tengah)

sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/oang-tua-peran-utama-pjj-berkarakter/