Pada masa tumbuh kembang anak, salah satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan oleh orangtua adalah mengenali minat dan bakatnya. Seringkali kita merasa tidak mengetahui apa minat dan bakat mereka. Bahkan ada orangtua yang merasa anaknya tidak memiliki bakat apapun, dalam kata lain tidak pintar.
Padahal mengenali minat dan bakat anak sejak usia dini akan sangat bermanfaat bagi orangtua untuk mengarahkannya secara tepat dan sesuai usia. Minat dan bakat yang dimiliki anak nantinya akan menjadi life skill, yaitu kemampuan khusus bagi untuk dapat bertahan hidup. Ini menjadi bekal yang sangat bermanfaat hingga mereka dewasa nanti.
Bila masih kesulitan mengenali minat dan bakat anak, berikut lima cara mudah yang bisa Anda coba:
Beri rangsangan pada anak untuk bisa lebih bereksplorasi terhadap diri dan lingkungannya. Orangtua dapat memulainya dengan memberi kesempatan pada anak untuk mengenal berbagai macam bentuk kegiatan, olahraga, hobi, dan jenis pekerjaan di sekelilingnya. Tentunya dengan menggunakan pendekatan yang ringan dan menyenangkan sesuai usia anak.
Sebagai contoh, orangtua dapat mengajak anak ke lapangan untuk melihat berbagai macam jenis olahraga, menghadiri pertunjukan musik yang ramah anak, menyaksikan pentas-pentas kesenian atau dengan berjalan-jalan di taman bermain.
Kedua, amati tingkah laku anak
Dalam tahap ini, orangtua dapat mulai mengobservasi pada jenis kegiatan apa anak merasa senang, ingin mengulang untuk melakukannya lagi, dan merasa tertarik sehingga selalu ingin tahu lebih banyak.
Sebagai contoh, setelah beberapa kali diajak main di lapangan olahraga, anak merasa tertarik dengan sekumpulan orang yang bermain sepatu roda, maka orangtua dapat mengajak anak untuk lebih mengenal olahraga yang menarik perhatiannya itu.
Tidak ada anak yang tidak cerdas. Setidaknya ada sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki anak, yaitu kecerdasan linguistik (word smart), kecerdasan logika matematika (number smart), kecerdasan visual spasial (picture smart), kecerdasan kinestetik (body smart), kecerdasan interpersonal (people smart), kecerdasan intrapersonal (self smart), kecerdasan naturalis (nature smart), dan kecerdasan ekstensial (extential intelligence).
Sembilan kecerdasan ini sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence) yang merupakan hasil penelitian Dr. Howard Gardner, Harvard University.
Teori ini dapat digunakan sebagai bahan acuan orangtua dalam menggali minat dan bakat anak. Bisa saja seorang anak tidak cakap dalam berhitung tapi sangat lincah dalam gerak dan olah tubuhnya, sehingga ia sangat berbakat di kegiatan olahraga seperti senam (gymnastic).
Keempat, ruang ’unjuk gigi’
Jika orangtua sudah mengetahui bakat dan minat anak, maka langkah selanjutnya adalah memberikan ruang yang tepat agar bisa mengekspresikan kemampuannya. Mendekatkan anak dengan orang yang ahli dengan aktivitas yang ia sukai, bergabung dengan perkumpulan yang sesuai bakat dan minat anak adalah salah satu cara memberikan ruang gerak aktif bagi mereka. Selain itu juga bisa dengan mengikuti berbagai perlombaan yang sesuai bakat dan minat, sehingga anak akan semakin percaya dengan dirinya.
Kelima, dukungan positif
Hargai setiap usaha yang telah dilakukan anak. Keluarga dan lingkungan (teman, guru, tetangga) berperan besar dalam pemupukan minat dan bakat anak sejak dini. Dibutuhkan dukungan yang positif agar anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal. (Tri Mardhika Agustina (Dhika Suhada)-Ibu rumah tangga, Penulis, & Blogger tinggal di Kabupaten Gowa)