Diterbitkan | : | 11 Juli 2021 19:23 |
Sumber | : | Azwar Panshori |
Penulis | : | AZWAR PANSHORI |
RPP Terkait | : | RPP Proses dan Produk Teknologi Ramah Lingkungan |
Jenjang | : | SMP/MTS |
Kelas | : | 9 |
Mapel | : | Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) |
Indonesia adalah Negara yang besar. Dan Negara yang besar membutuhkan sumber daya manusia yang baik dan kualitas pendidikan yang baik pula. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan secara tidak langsung juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Itulah sebabnya dalam Al-Qur’an disebutkan “Allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S Al-mujadalah : 11)”, nabi Muhammad s.a.w juga pernah bersabda “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Hal ini mengindikasikan bahwa ilmu pengetahuan atau pendidikan memiliki peran yang sangat krusial dalam menentukan perkembangan suatu bangsa. Itulah alasan mengapa pendidikan di Indonesia harus tetap berjalan walaupun saat ini kita berada di era pandemi.
Bulan maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayan telah menerbitkan surat edaran tentang Study from Home (SFH) yang membuat proses belajar mengajar tidak boleh lagi dilakukan secara tatap muka di dalam kelas akan tetapi siswa diharusan belajar dari rumah. Study from Home (SFH) adalah sesuatu yang asing bagi sebagian besar pelajar bahkan pengajar di negeri ini khususnya di daerah Banggai Kepulauan, tempat penulis saat ini bertugas. Bagaimana tidak, proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di dalam kelas dengan bimbingan seorang guru, kini harus dilakukan di depan laptop atau smartphone yang memaksa pelajar dan pengajar harus mencari jaringan internet yang stabil dan harus memiliki kemampuan Teknologi Informasi untuk mengoperasikan aplikasi yang ada di dalam gadget tersebut akan tetapi mau tidak mau suka tidak suka harus diterima dan dilaksanakan.
Pembelajaran yang penulis lakukan selama masa Study from Home (SFH) hanya memanfaatkan aplikasi whatsapp. Penulis memilih whatsapp karena aplikasi tersebut cukup ringan dan dapat bekerja walaupun dengan kondisi jaringan internet yang kurang stabil. Respon peserta didik selama pembelajaran mengunakan metode yang baru ini sangat beragam diantaranya ada yang sangat antusias karena merupakan pengalaman pertama mereka belajar jarak jauh, ada yang biasa biasa saja, bahkan ada yang protes karena harus naik gunung atau ke pantai untuk mencari jaringan internet yang baik. Namun setiap ada keluhan dari peserta didik dengan metode yang baru bagi mereka ini, penulis selaku guru tetap dan terus memberikan motivasi kepada para peserta didik bahkan tak henti-hentinya berpesan kepada mereka untuk selalu bersyukur di segala kondisi baik senang maupun susah karena syukur di setiap keadaan merupakan kewajiban seorang hamba kepada tuhan.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada metode yang sempurna. Kalimat tersebut mungkin dapat menggambarkan bahwa seberapapun hebat metode dan teknologi yang digunakan para guru untuk melaksanakan tugas di era pandemi ini, masih banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi oleh para guru khususnya guru-guru yang bertugas di daerah yang terpencil seperti dimana penulis bertugas saat ini. Sebut saja listrik yang tidak menyala 24 jam, jaringan internet yang tidak merata, kesenjangan sosial dan keterbatasan ekonomi peserta didik sehingga tidak mampu membeli smartphone, serta masih banyak sekelumit masalah lain yang menjadi refleksi dan bahan pelajaran bersama untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Imam Syafi’i pernah berkata “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”. Kata-kata dari imam syafi’i ini mengingatkan kita untuk tidak bosan membenahi diri dan terus menggali potensi yang ada dalam diri kita. Penulis percaya seluruh guru di Indonesia saat ini sudah berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk terus berkontribusi dalam menghasilkan putra putri generasi unggul kebanggaan Bangsa Indonesia kedepannya.
Sebagai penutup tulisan ini, penulis berpandangan bahwa ada beberapa poin penting yang dapat dijadikan refleksi atau bahan pelajaran dari keadaan yang ada saat ini yang mana sangat erat kaitannya dengan menciptakan generasi yang unggul. Pertama, memberanikan diri dan berjuang melakukan sesuatu yang selama ini orang lain mengira bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan. Kedua, bersabar dan terus berusaha meskipun situasi semakin sulit. Dan yang terakhir adalah bersyukur dalam arti memaksimalkan apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita sehingga kita bisa bermanfaat untuk sesama, agama dan terkhusus bagi Bangsa dan Negara kita, Indonesia.
sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/generasi-unggul-indonesia/