Hari itu kami mengadakan pertemuan rutin gugus bulanan di salah satu satuan pendidikan PAUD di kecamatan kami, Pancung Soal Pesisir Selatan, bersama-sama rekan guru dan Pengawas TK Wilayah 3. Ketika pembuakaan telah berlalu, di lanjutkan pemaparan tentang perencanaan aktivitas lomba dari bunda pengawas, kami memasuki sesi tanya jawab. Tidak lama berselang, masuklah informasi di whatshaap grup dari Bapak Kadisdikbud Pesisir Selatan tentang libur sekolah, masa tanggap darurat Covid-19, stay at home, dan penundaan semua aktivitas lomba. Akhirnya Kami pulang ke rumah dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan, kecemasan dan kekhawatiran. Esok paginya saya menginfokannya ke wali murid melalui wag wali murid perihal libur sekolah, home learning dan memberikan penugasan kepada anak didik selama waktu yang di tentukan pemerintah darurat wabah.  

Dua minggu berlalu, kami piket bergantian datang ke sekolah dan terus memonitoring home learning anak di wag wali murid, memberikan umpan balik atas kegiatan penugasan yang di lakukan anak di rumah.  Kepada anak yang orang tuanya tidak tergabung, kami mengantarkan langsung penugasan kerumah anak didik, dan meminta anak didik bisa bergabung dengan orang tua yang berdekatan untuk mengetahui penugasan dan setoran dokumentasi home learning anak.

Sampai batas waktu surat edaran pertama, Bapak Kadisdikbud Pesisir Selatan kembali mengeluarkan perpanjangan tanggap darurat covid-19 perpanjangan dari surat edaran Bapak Bupati Pesisir Selatan, yang itu berarti home learning anak tentu juga akan di perpanjang. Saya yang sudah tergabung dalam KGB Pesisir Selatan mulai mengikuti dikusi Pembelajaran Jarak Jauh di wag Sekolah Lawan Corona oleh penggerak KGBN. Dari sini saya mulai menerapkan PJJ kepada anak didik. Dengan permulaan mengenal apa itu covid-19, kemudian PJJ dengan tema yang berdekatan dengan  keseharian anak di rumah dalam masa tanggap darurat covid-19. Saya juga menerapkan beberapa RPP yang di share di wag SLC oleh rekan-rekan penggerak yang tergabung di KGBN, dan ini sungguh sangat membantu saya, dan kemudian saya mengikuti pendampingan RPP merdeka belajar yang di adakan oleh KGBN.

Alhamdulillah, pendampingan RPP merdeka belajar yang saya dapatkan saya terapkan pada anak didik melalui Pembelajaran Jarak Jauh dengan media whatshapp grup wali murid. Para orang tua antusias mengikuti pembelajaran ini bersama buah cinta mereka. Para orang tua menjadi senang, anak mereka masih bisa belajar meski mereka tetap berada di rumah saja. Salah satunya RPP dengan membuat lilin dari bahan yang mudah di dapat dalam rumah tangga, yaitu : Minyak makan, air dan catton buds. Ini jadi pengalaman menarik dan tantangan bagi anak dan orang tua. Hasil akhir bukanlah yang utama, tapi proses, refleksi dan presentasi dari anak dan orang tua yang membuat kegiatan ini menjadi luar biasa. Para orang tua pun menjadi bersemangat untuk mengikuti proyek selanjutnya dari saya. Memasuki Ramadhan saya juga menerapkan tema yang berhubungan dengan IMTAQ, seperti setoran ayat pendek, bacaan do’a, video pembelajaran tentang sahabat dan rasul,dan lainnya serta praktek ibadah bersama keluarga.

           Setiap ujian yang datang pasti sudah Allah rencanakan. Begitu juga dengan hikmah di balik setiap kejadian. Allah sudah membungkusnya dengan sangat rapi dan indah. Ujian di balik Covid-19 ini, saya jadi mengenal pembelajaran berbasis digital. Yang biasanya saya mengajar hanya seperti biasa, sekarang saya bisa menerapkan pembelajaran berbasis digital kepada anak didik saya. Meski dengan perjuangan yang berat, dan tidak mudah bagi saya yang selama ini gagap teknologi, Alhamdulillah dengan belajar dan belajar berbarengan, berkolaborasi, semua itu bisa terpecahkan. Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Kita pun harus yakin semua ini mampu kita lewati bersama.

Sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-jarak-jauh-dengan-proyek-yang-sangat-menyenangkan-membuat-lilin-dari-minyak-makan-air-dan-catton-buds/