PAUDPEDIA—Ayah, Bunda dan Sobat PAUD, pembelajaran yang menarik bagi anak yaitu pembelajaran melalui bermain. Hal ini tidak bisa kita hindari kerena memang pada usia ini anak berada tahapan bermain sebagai cara untuk menjelajahi dunia mereka. Oleh karena itu Ayah, Bunda dan sobat PAUD hendaknya mengetahui tipe -tipe bermain yang baik untuk perkembangan mereka. Berikut adalah tipe bermain yang dapat dilakukan selama pembelajaran:
1. Bermain Bebas
Merupakan permainan yang dilakukan apabila anak sendiri yang merencanakan dan menentukan permainan mereka dan juga menentukan sumber daya yang akan digunakan. Pada permainan ini guru hanya sebagai fasilitator untuk mendukung permainan tersebut.
Contoh : Penggunaan bahan sensorik seperti pasir, air, dan Play-Dough. Selama permainan guru maupun orang tua tetap mengawasi keamanan anak, namun tidak banyak ikut campur dalam permainan mereka.
2. Bermain Inquiry
Hampir sama dengan permainan bebas, dalam permainan inkuiri ini, kendali sebagian besar tetap ada pada anak. Jenis bermain dimulai oleh anak dan sesuai atas minat anak, para guru memperluas permainan tersebut dengan mengintegrasikan dengan pembelajaran. Misalnya, anak membuat peswat terbang dari kertas, salah satu pesawat tersebut terbang tepat di tengah-tengah pusat membaca terpandu (perpustakaan). Guru bukan menghalangi hal tersebut, tapi dalam kegiatan ini guru hendaknya membantu anak membuat landasan pacu di mana pesawat kertas bisa berada dan terbang dengan aman tanpa mengganggu aktivitas orang lain. Guru kemudian memperkenalkan alat ukur standar dan nonstandar sehingga anak-anak dapat menentukan sejauh mana pesawat mereka dapat terbang.
Dengan pengetahuan ini, perhatian anak tumbuh untuk mengikuti pembelajaran, menjaga lipatan pesawat mereka agar tidak terlepas selama penerbangan. Pada tahap ini, guru juga dapat memperkenalkan metode ilmiah, menyarankan mereka untuk menguji bahan yang berbeda (contoh : pita, lem, staples) untuk menentukan mana yang akan memfasilitasi penerbangan terjauh.
3. Bermain Bersama
Pada permainan ini anak dan guru bersama-sama menentukan alur dan aturan bermain. Guru mengarahkan hasil permainan dengan menentukan keterampilan akademik yang akan dikembangkan anak. Guru dan anak secara kolaboratif merancang konteks permainan tersebut, termasuk tema dan sumber daya yang diperlukan untuk permainan. Anak-anak kemudian mengarahkan permainannya dalam lingkungan yang diciptakan. Misalnya, dalam satu kelas kita mengamati klinik hewan. Ketertarikan anak-anak pada hewan menjadi inspirasinya penciptaan konteks permainan, yang dimulai dari anak menjadi dokter hewan, dan lain-lain. Konteks permainan yang dibuat secara kolaboratif memberikan peluang permainan tersebut untuk diminati oleh anak-anak serta memberikan kesempatan alami bagi guru untuk mengintegrasikan keterampilan akademis. Konteks bermain secara kolaboratif dapat mendukung pengembangan keterampilan akademis lainnya.
Selama proes pembelajaran, lingkungan yang disediakan harus mendukung agar anak dapat bergerak bebas dan terdapat banyak material atau benda-benda yang dapat disentuh oleh anak. Maka aspek ini juga harus ada selama new normal dimana pembelajaran berbasis bermain dilakukan di rumah bersama orang tua. Oleh karena itu penting sekali adanya kerja sama antara guru dengan orang tua.
Penulis: Ifina Trimuliana, M. Pd
Editor : Hammam Izzuddin
Referensi
Danniels Dan Pyle. 2017. A Continuum Of Play-Based Learning: The Role Of The Teacher In Play-Based Pedagogy And The Fear Of Hijacking Play. Early Education And Development. Roudledge And Prancis Group.