PAUDPEDIA--Ayah, Bunda, Sobat PAUD permasalahan stunting di Indonesia masih cukup besar dan menjadi perhatian utama pemerintah. Saat ini tercatat sekitar 21.6% anak Indonesia mengalami stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak atau disebut dengan gagal tumbuh yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak atau kerdil.
Dampak lain dari stunting selain perkembangan fisik yang terhambat adalah terhambatnya perkembangan kognitif anak. Hal ini disebabkan perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh pertumbuhan dan kematangan fisik seseorang. LIPI menyebutkan bahwa stunting di awal kehidupan seorang anak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitif, yang diikuti dengan perkembangan motorik dan intelektual yang kurang optimal sehingga cenderung dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pendidikan.
Pertumbuhan kognitif yang lambat di kemudian hari bisa menyebabkan anak mengalami penurunan fungsi intelektual, kesulitan memproses informasi, serta susah berkomunikasi. Ini tentu mempengaruhi proses belajar anak di sekolah dan dirumah, sekaligus membuat mereka kesulitan bergaul serta bermain bersama rekan sebaya.
Anak dengan stunting cenderung memiliki masalah pada pemusatan perhatian, memori dan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan kekurangan gizi yang menyebabkan kerja otak menjadi lebih terhambat. Kecukupan gizi dibutuhkan tubuh terutama bagian otak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Kebutuhan gizi anak usia dini sangat penting karena masa ini merupakan masa kritis dalam hal perkembangan dan pertumbuhan kehidupan manusia, oleh karena itu tidak tercukupinya gizi atau bahkan buruknya status gizi anak usia dini akan berdampak langsung pada perkembangan psikomotorik dan kognitif mereka.
WHO menyatakan bahwa peran lingkungan seperti kesadaran masyarakat untuk memberikan asupan gizi yang tepat pada 1000 hari pertama kehidupan bayi akan sangat mempengaruhi seorang anak untuk bisa tumbuh tinggi. Penelitian lain juga menyatakan bahwa anak yang tidak mendapatkan ASI secara ekslusif selama 6 bulan memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami stunting. Selain itu tingkat pemahaman orang tua terutama ibu saat menjalani masa kehamilan juga memberikan pengaruh terhadap resiko anak yang dikandung mengalami stunting.
Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap kejadian stunting hingga 90% dan pengaruh faktor keturunan sebesar 10%. Karena itu dibutuhkan kesadaran dan kerja keras dari semua pihak baik orang tua, petugas Kesehatan, dan lingkungan untuk memberikan dukungan kepada ibu hamil dan balita untuk memenuhi kebutuhan gizinya baik saat masa kandungan maupun sesudah lahir untuk optimalisasi perkembangan kognitif anak.
Penulis : Sisca Nurul Fadila
Editor : Ifina Trimuliana
Kurator : Retno Wulandari
Referensi
Yadika, Adila Nur dkk. (2019). Pengaruh Stunting Terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority
Daracantika, Aprillia dkk. (2021). Sistematic Literature Review: Pengaruh Negatif Stunting Terhadap Perkembangan Kognitif Anak. Jurnal BIKFOKES (1)
sumber : https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-artikel/dampak-stunting-terhadap-perkembangan-kognitif-anak?ref=MTQ4Mi0wZmI4YWVkMDU3MzM=&ix=NDctNGJkMWM0YjRhZDEw