(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

6 Langkah dari Montessori Agar Anak Gemar Belajar

Admin disdikpora | 16 Januari 2019 | 2720 kali

Bagi anak-anak yang masih menjalani pendidikan di sekolah, kegiatan belajar itu berlangsung setiap hari. Tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah. Bila di sekolah,  guru adalah pembimbingnya, sedang di rumah, yang berperan adalah orang tuanya.

 

Bagaimana agar proses pembelajaran di rumah bisa efektif dan membentuk anak-anak yang gemar belajar?

 

Tokoh pendidikan dunia, Maria Montessori, mengatakan, orang tua tetap harus mengupayakan lingkungan yang mendukung proses belajar anak optimal dan bisa menjadi kebiasaan hingga kelak mereka dewasa.

Montessori memberi tips, ada 6 langkah untuk menciptakan lingkungan rumah yang kondusif untuk proses belajar dan mengajar anak-anak yang bisa kita jadikan acuan.

 

Pertama: Jadikan membaca sebagai kebiasaan

Berbagai penelitian menunjukkan, anak-anak yang lahir dan tumbuh dalam keluarga yang gemar membaca akan lebih sukses secara akademis. Karena itu, biasakan membacakan buku untuk anak-anak di rumah. Jadikan bagian dari aktivitas sehari-hari keluarga, walau hanya 5-10 menit sehari. Kemudian, lakukan tugas membaca bergantian pada seluruh anggota keluarga, termasuk si kecil. Walau masih terbata-bata atau kadang mungkin mengarang bebas, biarkan. Jangan lupa, orang tua tetap rutin membaca buku untuk keperluan pribadi. Anak-anak tentu akan melihat dan mencontoh.

 

Kedua: Minimalisasi kekacauan

Menyediakan terlalu banyak mainan atau buku untuk anak sekaligus hanya akan menimbulkan kekacauan. Lebih baik lakukan rotasi item terpilih setiap beberapa minggu sekali, sementara yang lainnya dijauhkan sementara dari pandangan anak. Anak-anak akan lebih optimal menyerap pengetahuan dalam situasi yang minim kekacauan dan terorganisir. Latih anak fokus pada satu hal saja pada satu waktu.

 

Ketiga: Ajarkan bersih-bersih

Ajarkan dan biasakan anak-anak menerima tanggung jawab seperti merapikan mainan atau piring dan gelas bekas makan untuk anak usia dini yang lebih besar. Tentu saja, orang tua harus lebih dulu memfasilitasi. Misal, dengan menyediakan kotak berukuran besar agar anak mudah memasukkan semua mainan ke dalamnya. Dan tidak sebatas itu, orang tua juga bisa mengembangkan materi pelajaran. Jangan ragu menjelaskan kepada anak tentang cara meletakkan barang yang benar, membedakan barang pecah belah dan bukan, dan lain sebagainya.

 

Keempat: Utamakan perabotan ramah anak

Miliki sebanyak mungkin ruang di dalam rumah yang bersahabat dengan anak. Singkirkan sementara waktu benda-benda mahal, berbahaya, atau yang mudah rusak dari jangkauan anak yang sedang dalam masa menjelajah. Sebaliknya, sediakan sebanyak mungkin fasilitas rumah tangga berukuran kecil, seperti keran yang pendek, meja dan kursi makan yang kecil, dan lain sebagainya. Cara ini membuat anak lebih cepat mandiri.

 

Kelima: Izinkan anak-anak mencoba

Anak-anak dengan rasa ingin tahu tinggi selalu pengin ikut-ikutan. Ibu mencuci piring, anak minta mencoba. Pun demikian ketika ayah mengepel lantai. Orang tua jangan serta merta melarang. Beri kesempatan dengan cara mengerjakannya bersama atau suruhlah mereka melakukan bagian yang lebih mudah. Dengan bertambahnya keahlian, walau itu sekadar membersihkan meja kotor, rasa percaya diri anak akan tumbuh.

 

Keenam: Orang tua jangan berhenti belajar

Tentu saja, orang tua pun tidak boleh berhenti belajar. Terus perbanyak dan perbaharui ilmu pengetahuan, tentang cara mendidik anak dan tentang apapun. Semakin banyak yang Anda ketahui, semakin bagus. Menjelajah internet, menghadiri seminar, bertanya kepada mereka yang kompeten, dan lain sebagainya, akan membantu orang tua mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tahap perkembangan anak.  Yanuar Jatnika