(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

6 Tips Mendekatkan Ibu dan Anak Perempuan Remaja

Admin disdikpora | 15 Februari 2018 | 1485 kali

Hubungan ibu dengan anak perempuan yang sudah remaja terkadang pelik, selalu tercipta konflik, misalnya tentang pergaulan, sekolah, etika, dan sebagainya. Bila dibiarkan berlarut, akan tercipta kerenggangan. Anak mungkin akan lebih dekat dengan teman-temannya saat curhat. Lebih percaya teman daripada ibunya, malas berbincang-bincang dengan ibunya, dan sebagainya.

Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan ibu untuk membangun hubungan yang sehat dan langgeng dengan anak perempuan yang sudah beranjak remaja, antara lain:

Pertama, cobalah pelajari riwayat keluarga, misalnya tentang masa lalu. Ibu dan anak bisa bernostalgia tentang masa kecil anak, saat-saat yang lucu dan mengesankan. Hal-hal seperti itu akan membuka peluang ibu dan anak perempuan menemukan kesamaan dan memahami riwayat mereka di dalam keluarga. Ibu dan anak perempuan bisa membuat lembar memo keluarga, album foto keluarga, atau brsama-sama membangun pohon keluarga. Hal ini akan membantu menumbuhkan rasa kedekatan dan pengalaman bersama.

Kedua, ibu mencoba menciptakan hubungan dengan anak perempuan yang beranjak remaja sebagai sahabat sehingga terbentuk hubungan baru antara dua orang dewasa daripada hubungan orang tua-anak. Sifat hubungan orang tua dan anak harus berubah seiring anak menjadi lebih mandiri secara psikologis, sosial, dan ekonomi.  Diskusikan segala sesuatu seperti yang dilakukan dua teman. Pertahankan rasa humor dan kasih sayang.

Ketiga, lakukan komunikasi secara emosional. Minat, perhatian, dan persetujuan orang tua yang konsisten sangat penting untuk hubungan orang tua dan anak tidak peduli usia atau tahap anak-anak. Penelitian menunjukkan,  dukungan ibu dapat mendorong perkembangan psikologis penting bagi anak perempuan dewasa yang mengembangkan rasa mandiri dan identitas diri.

Keempat, lakukan evaluasi, apa yang menjadi penyebab terjadinya konflik. Seringkali, konflik terjadi karena perbedaan antargenerasi, dan ketidaksepakatan mengenai kebiasaan, sifat, dan perilaku umum. Perbedaan pendapat bisa juga berasal dari konflik interpersonal antara ibu dan anak perempuan. Menyadari hambatan ini bisa menjadi langkah awal dalam menciptakan hubungan yang sehat antara ibu dan anak perempuannya.

Kelima, cobalah mengatasi perbedaan generasi antara ibu dan anak melalui pemahaman dan pengakuan akan perubahan sosial. Pahami, sulit bagi seorang ibu yang tidak bekerja untuk menerima bahwa putrinya, yang bekerja penuh waktu, memiliki lebih sedikit waktu untuk mencurahkan tugas rumah tangga atau perawatan anak.

Keenam, bila perbedaan terlampau tajam dan berlarut-larut, jangan segan meminta pendapat dari konsultan keluarga yang dipercayai bersama. Selain perbedaan generasi, perbedaan pendapat bisa berasal dari konflik interpersonal antara ibu dan anak perempuan.  Misalnya, ibu mungkin masih menganggap anak perempuannya sebagai orang malas, kurang hormat, atau tidak bertanggung jawab. Yanuar Jatnika/Sumber: Wiki How