(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Mengapa Perilaku Prososial pada Anak Penting?

Admin disdikpora | 12 Maret 2021 | 13623 kali

Perilaku prososial merupakan salah satu faktor keberhasilan individu dalam menjalin interaksi sosial yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh anak prasekolah. Melalui perilaku menolong, berbagi, menunggu giliran, dan mengenal serta merespon perasaan teman dengan tepat.

Secara umum perilaku prososial merupakan bentuk tingkah laku positif yang memberikan keuntungan bagi orang-orang sekitar. Perilaku prososial dapat ditunjukkan melalui tiga bentuk perilaku, di antaranya helpingcomforting, dan sharing

Perilaku prososial helping ditunjukkan melalui kemampuan anak mengenali temannya membutuhkan bantuan dan kemampuan anak untuk membantu orang lain di sekitarnya. Sementara perilaku prososial comforting ditunjukkan melalui kemampuan anak untuk membuat nyaman teman-teman yang berada di dekatnya. Seperti mampu mengenali perasaan teman serta membujuk teman yang sedang bersedih. Selain itu anak juga mampu bermain bersama temannya sebagai tanda bahwa ia nyaman terhadap kehadiran teman-temannya.

Perilaku prososial sharing ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk berbagi benda, berbagi giliran, dan berbagi ide bersama teman-temannya.

Pada intinya perilaku prososial adalah kemampuan anak untuk memberikan manfaat dan membuat nyaman orang-orang yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini sangat penting untuk menyiapkan anak-anak agar dapat diterima di lingkungan sosialnya.

Melalui interaksi dengan teman sebaya di sekolah, anak-anak memperluas lingkungannya, sehingga perilaku prososial perlu dikembangkan agar anak dapat berperan sesuai tuntutan perilaku prososial di setiap lingkungannya. Berbagai penelitian menujukkan bahwa perilaku prososial efektif diintervensi melalui kegiatan bermain peran, bermain konstruktif seperti bermain balok, dan kegiatan bermain cerita. Berbagai program intervensi tersebut menekankan adanya komunikasi aktif dan model dalam memberikan informasi bentuk perilaku prososial.

Lantas, bagaimana perilaku prososial terbentuk?

1.Live Model

Perilaku prososial terbentuk melalui peniruan langsung, yakni anak-anak meniru tingkah laku tokoh atau model yang ada dalam kehidupannya, seperti ayah, ibu, kakek, nenek, teman sebaya. Semakin banyak orang yang ditemui dalam kehidupannya, semakin beragam pula perilaku prososial yang terbentuk.

2.Symbolic Model

Perilaku prososial terbentuk melalui media yang ditampilkan, seperti melalui film, melalui tayangan video, ataupun melalui cerita.

Sehingga penting bagi orang tua untuk memilihkan lingkungan bermain bagi anak. Karena perilaku prososial dapat berubah menjadi perilaku antisosial jika lingkungan bermain anak mayoritas memberikan contoh perilaku antisosial yang merupakan lawan dari perilaku prososial.

Perilaku prososial dapat dimunculkan melalui langkah-langkah berikut ini:

1.Learning by doing

Yakni memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal dan belajar tingkah laku prososial, seperti meminta tolong kepada anak untuk mengambilkan buku, meminta anak membantu teman-temannya, serta meminta anak untuk berbagi makanan kepada teman-temannya.

2.Reinforcement

Yakni bentuk penghargaan untuk memantapkan dan membuat perilaku prososial tetap dilakukan oleh anak melalui cara:

a.Physical recognition, misalnya memeluk anak sebagai tanda penghargaan telah melakukan perilaku prososial berbagi.

b.Verbal recognition, misalnya memuji anak di depan teman-temannya untuk menghargai perilaku prososial membantu.

c.Peer recognition, misalnya ketika anak mendapatkan pujian dari teman sebayanya karena telah berbagi makanan.

d.Token economy, misalnya memberikan penghargaan stiker bintang kepada anak-anak yang mau bermain bersama teman, mau berbagi, serta mau membantu.

Perilaku prososial merupakan landasan utama untuk anak-anak agar dapat diterima di lingkungan sosialnya. Anak-anak yang memiliki perilaku prososial dapat dengan mudah melebur dan bersatu dengan lingkungan sosial yang beragam. Sehingga penting bagi orangtua dan guru untuk menghadirkan, menanamkan, dan memantapkan perilaku prososial pada anak sejak dini. (Alifah Indalika Mulyadi Razak, S.Pd., M.Si – Dosen, Cimahi. Foto: Fuji Rachman)