Diterbitkan | : | 5 Juni 2022 13:32 |
Sumber | : | https://www.guruhugo.id/pemikiran/teknologi-di-kelas-model-samr |
Penulis | : | ANITA JOJOR |
“Teknologi tidak akan menggantikan guru hebat, tetapi teknologi di tangan guru hebat akan transformasional” ~ (George Couros)
Inti tujuan penulisan ini sebenarnya untuk menyampaikan pikiran sederhana bahwa dengan satu aplikasi dalam teknologi saja jika digunakan dan dieksplore dengan maksimal akan dapat menghasilkan berbagai inovasi baru. Artinya bukan seberapa banyak aplikasi dalam teknologi itu kita ketahui dan manfaatkan namun seberapa jauh tahapan kita sudah menggunakan aplikasi tersebut sehingga menghasilkan tingkat kemahiran dalam pelaksanaannya di setiap proses belajar mengajar didalam kelas.
Tenologi sebagai sebuah media juga memiliki keterbatasan dalam memenuhi ketercapaian seorang pendidik didalam kelas. Untuk itu tentunya kita memerlukan pemikiran yang Out of the box untuk dapat mengeksplorasi ide-ide yang kreatif yang tidak biasa dan tidak dibatasi atau dikendalikan oleh aturan atau tradisi, maksudnya adalah bagaimana kita mulai melakukan transformasional dalam penggunaan teknologi,dimana satu kegiatan tidak dapat berjalan tanpa adanya teknologi. Disinilah dibutuhkan eksplorasi pikiran dari seorang pendidik agar dapat menciptakan suasana belajar yang benar-benar berubah dari biasanya bukan hanya sekedar memindahkan kelas offline kedalam kelas online namun dalam praktik belajarnya tidak mengalami perubahan.
Dalam menghadapi tuntutan dan perubahan tersebut, tentunya harus adanya kematangan dalam penggunaan teknologi. Standar kemampuan dalam menggunakan teknologi berada dalam standar Modifikasi. Mengapa tahapan modifikasi menjadi tahapan standar yang sangat baik dalam pelaksanaan hybrid learning?. Penulis merujuk kepada pemikiran Ruben R Puentedura yang mengenalkan metode kematangan teknologi dengan sebutan SAMR yaitu Substitusion, Augmentation, modification dan Redifination.
Dalam masing-masing tahapan tentunya memiliki sasaran tersendiri, misalnya Tahap Substitution adalah tahap kegiatan belajar masih sama dengan sebelumnya ketika tidak menggunakan teknologi, artinya praktik belajar dengan metode ceramah dan berpusat kepada guru. Tahap Augmentation adalah tahap kegiatan belajar mengajar yang mulai berubah dengan mengeksplorasi teknologi lebih intensif, menggunakan fitur-fitur baru lainnya. Dalam tahapan ini pembelajaran sudah berlangsung dua arah dimana adanya umpan balik intensif untuk murid baik secara indvidu ataupun kelompok. Tahapan Modification adalah tahapan kegiatan belajar mengajar yang mengalami perubahan yang sangat signifikan, dimana dalam tahap ini pembelajaran sudah berpusat kepada peserta didik, proses belajar mengajar memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat berdiskusi dengan kelompoknya dan memberikan ruang dalam penggunaan teknologi. Tahap Redifination adalah tahap kegiatan belajar mengajar yang sudah berubah total, dimana kegiatan belajar-mengajar bukan lagi mendorong peserta didik untuk berkarya didalam kelas tetapi sudah berdampak sosial dan penggunaan teknologi bisa dimanfaatkan juga bagi masyarakat.
Dari penjelasan tersebut, kita dapat melihat bahwa tahap modifikasi adalah tahapan yang sangat baik untuk dijadikan tahapan standar kematangan dalam penggunaan teknologi pada proses belajar mengajar. Jika perlu dalam prosesnya akan mengalami kemajuan sampai dengan tahap redifinasi.
sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pentingnya-kematangan-teknologi-dalam-hybrid-learning/