(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

budaya positif di sekolah

Admin disdikpora | 07 Juli 2022 | 761 kali

BUDAYA POSITIF DILINGKUNGAN SEKOLAH

Budaya positif adalah sesuatu hal yang diharpkan oleh setiap lingkungan masyarakat, keluarga kelompok maupun lingkungan sekolah. Khususnya dalam lingkungan pendidikan disekolah, budaya positif ini sangatlah diperlukan untuk membangun identitas sukses peserta didik di sekolah,  maupun bapak dan ibu guru serta orang tua murid.  dalam KBBI “Budaya” adalah pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (Beradab, maju, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yyang sudah sukar diubah.(https://kbbi.web.id/budaya)

Budaya positif sangatlah mendukung dalam mewujudkan visi yang sudah dirancang untuk perubahan dan kemajuan lingkunang sekolah, seperti lingkungan yang nyaman, hijau, aman, peserta didi lebih giat belajar dan lebih manidiri.  Dalam pembentukkan akhlak, iman dan ketaatan peserta didik dibutuhkan budaya positif yang mendukung nilai-nilai kebajikan, artinya nilai-nilai baik yang dibiasakan akan menjadi budaya positif yang akan menjadi nilai tambah lingkungan sekolah atau  menjadi ciri khas sekolah.  didalam kelas guru harus mengarahkan pembelajarannya mencapai merdeka belajar dan mewujudkan profil pelajar pancasila.  namun dalam mewujudkan visi sekolah ini yang berdasarkan profil pelajar pancasila dan merdeka belajar yang berpusat pada murid.  dan ini membutuhkan proses konsep dan strategi sereta metode.  untuk itu menjadi guru penggerak harus bisa merubah paradigma tentang murid sebagai manusia yang mempunyai kodrat masing-masing dengan keunikan yang beraneka ragam.  budaya positif ini sangat dekat dengan penerapan disiplin disekolah yang akan menentukan kemandirian murid dimasa depan dan juga sampai muri bisa meyakini dan mempercayai serta bersemangat untuk antusias melakukan nilai-nilai budaya positif itu tanpa rasa takut, bersalah dan tertuduh serta menkredilkan kemampuan potensi serta mengal nalar kritis murid.  siswa taat sesuai disiplin sekoah serta tanggung jawab pada diri sendiri bukan lagi karena takut di hukum atau kena sanksi dari peraturan-peraturan kelas atau sekolah.  Disini guru yang berkolaborasi dengan orang tua dan murid harus bisa menjadi penuntun, mentor atau manager yang baik bagi murid untuk mempertajam cipta dan memperhalus rasa serta mendoroong serta memotifasi atau menyemangati karsa atau daya juang sesuai kodrat masing-masing murid. sudah tentu yang dilakukan guru dalam penerapan budaya positif ini secara umum ada sebagia yang melakukan khususnya paradigma tentan stimulus respon serta teori reward dan hukuman yang tujuannya untuk mengontrol murid dalam disiplin belajar.  namun ada hal yang baru bagi guru saat ini tentang cara enerapkan disiplin positif dengan merubah peraturan kelas menjadi keyakinan kelas.  didalam penerapan disiplin positif ini harus melakukan bebeapa metode kontrol dan memperhatikan situasi kebutuhan dan motivasi dari murid.  karena setiap guru sekarang pengajarannya harus berpusat pada murid. baik ruan kolaborasi, reflesi terbimbing, demostras kontesksuta serta elaborasi pemahaman sangatlah menambah pengalaman dalam mengembangkan dan praktik baik merealisasikakn budaya positif ini kepada murid.  Penerapan budaya psotif ini dibutuhkan kecakapan dalam mencari solusi yang baik atas dinamika yang dialami murid dan lingkungan sekolah.  untuk itu guru harus mengerti tentang ilmu komunikasi konseling dan kebutuhan murid serta keragaman kecerdasan yang ada dalam diri murid yang dikenal sebagai kodrat murid sehingga guru dapat memberikan solusi dan cara menuntun yang baik sesuai permasalahan kebutuhan murid.  Guru penggerak yang mempunyai visi untuk murid supaya berkembang dan merasakan kemerdekaan dalam belajar.  dalam penerapan didalam kelas, guru harurs bisa mengalami penyesuaian. karena harus memulai dan menyusun tujuan dan target yang dicapai nanntinya.  tentan kesepakatan perubahan peraturan kelas menjadi keyakinan kelas yang harus bersama-sama dipakai untuk persemester dalam penerapan kemurid dan selalu dievaluasi.  hal ini memang harus dibiasakan sehingga menjadi budaya positif di kelas yang sudah disepakati.  untuk mencapai keyakinan kelas ini maka harus menumbuhkan daya juang murid, menumbuhkan minat serta mengarahkan murid untuk benar-benar merasa nyamamn dan merdeka dalam belajar, berekspresi dan benar-benar murid yakin dan percaya kepada sekolah atau guru bahwa sebuah tempat untuk melatih bakat potensi dan karakter tumbuh kembang sesuai kodrat murid masing-masing dalam arti harus menumbuhkan rasa nyaman, percaya diri serta menumbuhkan nalar kritis serta komunikasi dua arah darimurid dengan memakai ilmu konseling denga peran sebagai guru manager yang selalu mendampingi, menuntun serta mendorong menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian murid dari dalam dirinya sendiri. Dalam mewujudkan budaya positif ini harus bisa melakukan kolaborasi antar program Afirmasi untuk penguatan diri sendiri (murid) dengan memperkatan hal-hal yang positif untuk dirinya.