Artikel refleksi ini merupakan hasil evaluasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi pembelajaran sosial emosional mata pelajaran PJOK. Praktik baik ini diterapkan pada materi pukulan forehand dan backhand dalam bulu tangkis.
Pelaksanaan pembelajaran ini bertujuan agar pelaksanaan pembelajaran materi pukulan forehand dan backhand dalam bulu tangkis dapat tersampaikan dengan baik dan menyenangkan dengan kondisi pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Pembelajaran diterapkan pada murid kelas VIII-E SMP At Taqwa Surabaya, dengan jumlah murid sebanyak 28 orang. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan tersebut. Adapun diferensiasi yang dapat dilakukan oleh guru yakni, diferensiasi konten, proses dan produk yang dihasilkan murid. Pembelajaran berdiferensiasi yang diintegrasikan dengan pembelajaran sosial emosional mampu memberikan pengalaman apa yang akan dialami murid, apa yang dipelajari murid dan bagaimana guru mengajar. Pengalaman-pengalaman tersebut membantu membentuk bagaimana mereka memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Apakah mereka memiliki kesadaran diri, apakah mereka memiliki pemahaman kesadaran sosial, apakah mereka mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggungjawab siswa belajar saat hati mereka terbuka, terhubung dengan lingkungan sekitar serta adanya tujuan. Bagaiamana kita sebagai pendidik dapat menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga murid dapat belajar menempatkan diri dan benar-benar merasakan merdeka belajar. Ingatlah satu persatu murid dikelas kita, bagaimana karakteristik setiap siswa?, kekuatan apa yang mereka miliki?, bagaimana gaya belajar mereka? dan apa minat mereka?
Pentingnya guru memahami dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi pembelajaran sosial emosional yaitu untuk mengetahui bagaimana guru memenuhi kebutuhan belajar murid di sekolah, pengalaman apa yang diberikan kepada mereka, apa yang dipelajari murid dan bagaimana guru mendidik dan membimbing murid serta bagaiamana mereka dapat menyelesaikan masalahnya.
Berdasarkan pembelajaran yang telah saya terapkan ini, pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi pembelajaran sosial emosional ini merupakan solusi dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, murid belajar berdasarkan minat dan kebutuhannya. Jadi mereka belajar bukan karena paksaan, tetapi memang karena itu adalah minat dan bakatnya, sehingga apa yang dilakukan murid merupakan sesuatu yang menyenangkan diri mereka. Dalam satu kelas murid dibagi kedalam tiga kelompok sesuai dengan gaya belajarnya, yakni kelompok dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Pengelompokan ini dilakukan berdasarkan pemetaan kebutuhan siswa berdasarkan minat, kesiapan belajar dan profil belajar dengan menggunakan pre-test dan Google form. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini menggunakan media kelas online dan aplikasi Zoom. Pembelajaran ini diintegrasikan dengan pembelajaran sosial emosional dengan menerapkan teknik STOP.
Memang tidak mudah untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, karena dalam pembelajaran ini seorang guru harus mengetahui kebutuhan belajar murid. Tentunya butuh waktu yang ekstra bagi seorang guru untuk mengenali kebutuhan belajar murid untuk dilakukan pemetaan, apalagi dalam situasi pembelajaran daring seperti ini, dimana guru tidak bisa bertemu secara langsung untuk mengidentifikasi mereka masing-masing. Perlu strategi dan inovasi untuk mengenali masing-masing murid. Tetapi itu semua bukanlah pantangan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Tujuan yang sudah dicapai dalam pembelajaran ini diantaranya guru mampu menanggapi dan merespon kebutuhan belajar murid, manajemen kelas menjadi lebih efektif serta terciptanya lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Selain itu, murid dapat mengenali berbagai emosi sebagai wujud kesadaran diri, dan berempati dalam berinteraksi dengan orang lain. Murid juga dapat mengetahui sejauh mana kesadaran diri siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Terakhir, murid mampu menyampaikan pengalaman belajar dan pengalaman merespon apa yang dialami dan dirasakan oleh orang lain, serta bagaimana berempati.