Agar Anak Menjadi Pribadi Sportif

Sering dijumpai perilaku manusia dewasa di masyarakat kita yang tidak mendidik untuk generasi muda. Misal, seorang pejabat negara yang adalah figur publik, memperlihatkan karakter “tidak siap kalah”.

Ini bisa kita lihat dalam pemilihan ketua suatu organisasi politik, yang jika salah satu pihak kalah, kemudian si kalah membuat organisasi tandingan. Semestinya para figur publik itu mencontoh kebiasaan dalam kompetisi olahraga; setelah pertandingan, si kalah menyalami si menang.

Melihat hal itu, terbetik di pikiran penulis, untuk mencari cara mendidik agar anak bermental siap menang, dan siap kalah. Berikut kiat untuk itu. Pertama, biasakan anak sejak dini berkompetisi menjadi yang terbaik di lingkungannnya. Jangan biasakan anak menjadi penonton saja.

Kedua, doronglah anak mengikuti lomba-lomba yang ada. Ketiga, usahakan orang tua mendampingi saat anak mengikuti perlombaan, dan ajarkan untuk bersikap siap menang, dan siap kalah.

Jika menang, luapkan kegembiraan  dengan sederhana, tanpa mengecilkan pihak yang dikalahkan. Dan jika kalah, berikan ucapan selamat kepada pihak yang mengalahkan.

Keempat, beri penjelasan bahwa perlombaan dengan begitu banyak peserta, maka tidak mungkin semua menjadi juara.

Kelima, berikan penjelasan bahwa yang kalah bukan berarti jelek, tapi katakan “baik” namun yang juara “lebih baik dari yang lain”.

Keenam, masukkan anak ke klub olahraga atau sanggar seni yang sering mengadakan perlombaan. *NCH, staf Subdit Program dan Evaluasi.