Jadikan anak kita sebagai pahlawan? Lho..memangnya masih ada peperangan melawan penjajah?
Eit...jangan salah...menjadi pahlawan itu tidak harus selalu bermakna bertempur melawan penjajah. Di masa kini, penyebutan pahlawan bisa diberikan pada seseorang yang menonjol karena mempunyai jiwa yang berani, rela berkorban, dan tidak hanya mementingkan diri sendiri.
Dengan pemaknaan seperti itu, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi pahlawan di jaman sekarang. Artinya, bila orangtua ingin menjadikan anak-anak sebagai pahlawan, maka yang harus orangtua lakukan antara lain :
Anak sadar kebersihan
Ajarkan anak untuk menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri, salah satunya membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Ajarkan atau bahkan lebih tepat lagi dengan memberi contoh, misalnya ketika menemukan satu sampah di jalan, orangtua bisa memberi contoh dengan memungut dan membuangnya di tempat sampah. Mengajarkan anak membuang sampah pada tempatnya akan mengajarka pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat sehingga membuat nyaman semua orang.
Mengajarkan anak untuk selalu mematuhi aturan dimanapun, baik itu di rumah, di masyarakat, di jalan raya dan di tempat-tempat lainnya. Peraturan itu dibuat untuk ketertiban. Jadi bila anak sudah diajarkan mematuhi aturan, anak akan belajar tertib yang akhirnya masyarakat juga akan tertib.
Orangtua perlu mendorong anak, bila sudah mampu, untuk meluangkan waktu ikut kegiatan sosial dan bermasyarakat, misalnya ikut bakti sosial, kerja bakti, relawan palang merah, komunitas pecinta kebersihan, karang taruna dan lain-lain. Selain membantu mengembangkan lingkungan sekitar, anak bisa dapat pengalaman dan teman baru.
Orangtua mendorong anak untuk mengembangkan potensinya, misalnya menulis, melukis, main musik, pelajaran, olahraga dan lain-lain. Bila anak mampu mengembangkan potensinya dan berprestasi, anak bisa membawa nama baik keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Semakin tinggi prestasi kamu, kamu semakin dikenal. Bahkan kamu bisa berkesempatan membawa nama Indonesia ke dunia internasional.
Ajarkan anak-anak untuk jangan mudah terpengaruh budaya luar dan lebih mencintai produk dan budaya dalam negeri. Mencintai budaya sendiri akan membuat warisan budaya bangsa terjaga yang pada akhirnya kita akan tetap diperhitungkan dunia internasional. Yanuar Jatnika