Gigi susu seringkali dianggap remeh oleh sebagian orangtua. Banyak yang berpendapat, gigi susu tak terlalu penting karena akan digantikan dengan gigi permanen. Sehingga tak terlalu mempedulikan gigi susu. Padahal, merawat gigi susu sama pentingnya dengan merawat gigi permanen.
Gigi susu mulai tumbuh saat anak berusia kurang lebih antara 6-10 bulan. Gigi susu tersebut akan tumbuh lengkap berjumlah 20 buah saat anak menginjak usia 4 tahun. Selanjutnya gigi akan mulai tanggal dan berganti dengan gigi permanen saat berusia 6-12 tahun.
Gigi yang dipergunakan untuk makan dan minum ini wajib dirawat. Anak kadang malas atau lalai untuk menggosok gigi. Karena itu, butuh peran orangtua untuk selalu mengingatkan.
Menurut drg. Witriana Latifa, Sp.KGA, dokter gigi sekaligus dosen ini menjelaskan jika gigi anak tidak dirawat, akan terjadi beberapa masalah. Di antaranya terjadi karies gigi (gigi berlubang) yang dapat menimbulkan rasa sakit.
Jika sudah rusak, gigi tidak dapat digunakan untuk mengunyah atau menggigit dengan optimal. Hal itu juga tentu saja membuat anak tidak nyaman dan kesulitan mengonsumsi makanan.
Kerusakan gigi atau karies gigi yang meluas terkadang memerlukan pencabutan karena sudah tidak bisa dipertahankan lagi. ”Hal ini dapat mengganggu arah pertumbuhan gigi baru atau gigi tetap dan kadang dapat menyebabkan gigi baru tidak dapat erupsi pada lengkung rahang,” jelas drg. Latifa melalui surel.
Kerusakan gigi susu yang cukup parah juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau perkembangan gigi tetap. Hal itu dapat mempengaruhi kualitas gigi baru atau tetapnya.
Agar tidak mengalami kerusakan gigi dan membuat anak tidak nyaman, ada baiknya orangtua menjaga kesehatan gigi anak. Lalu kapan sebenarnya gigi anak harus dirawat?
Menurut drg. Latifa, gigi anak harus dirawat sejak mulai terlihat di dalam mulut. ”Bahkan anak yang belum memiliki gigi juga sebaiknya rongga mulutnya dirawat dan dibersihkan secara rutin agar terhindar dari penyakit mulut,” tegasnya.
Perawatan gigi anak yang masih kecil tidak harus selalu disikat atau menggunakan pasta. Pada anak yang masih sangat kecil, cukup dibersihkan dengan kain lembut basah yang diusapkan atau digosokkan ke permukaan gigi setelah makan atau minum susu. Begitu pula dengan permukaan dalam rongga mulut.
Untuk perawatan lebih lanjut, bawa anak ke dokter gigi untuk konsultasi mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi. Anak usia satu tahun sudah boleh dibawa ke dokter gigi.
Namun, perlu diingat, sebaiknya pengenalan anak ke dokter gigi untuk pertama kali bukan pada saat anak sedang sakit gigi. Bagi beberapa anak dengan kondisi sedang sakit gigi dapat menimbulkan kecemasan dan justru tidak kooperatif.
Semakin dini anak mengenal dokter gigi dan semakin dini anak diperkenalkan dengan kebiasaan pemeliharaan gigi yang baik, tentu akan memberikan sikap positif terhadap kebersihan dan kesehatan diri, termasuk juga kesehatan gigi.
Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangan anak akan lebih berkualitas di masa depan. (Bunga Kusuma – Ibu rumah tangga; Foto - Fuji Rahman)