”Mister, ini lihat gambar pesawatku bagus, kan?” teriak Elia siswa kelas 2.
”Aku senang bertemu Kak Putri yang memantapkan aku untuk menemukan passion-ku dimana dan ke depannya mau jadi apa?” ungkap Felice siswa kelas 5.
Serumpun padi tumbuh di sawah, hijau menguning daunnya…,sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan Joice siswa kelas 4.
Itulah ungkapan sebagian siswa SD Kanisius Kurmosari, Semarang yang mengikuti Kelas Inspirasi pada Sabtu, 19 Januari 2019. Kelas Inspirasi adalah gerakan para profesional turun ke sekolah selama sehari, berbagi cerita dan pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka.
Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Kelas Inspirasi di SD Kanisius Kurmosari tahun ini diisi oleh dua alumni dari angkatan 1985 dan satu alumni dari angkatan 1999. Mereka adalah Wawan Kong (alumni 1985) seorang seniman dan pengajar di sekolah inklusi, Miranti Dian Pertiwi (alumni 1985) sebagai peneliti bidang budidaya pertanian Jawa Tengah, dan Maria Francisca Putri Mayangsari (alumni 1999) bekerja di bidang export document dengan pekerjaan sampingan make up artist.
”Kami selalu menggandeng alumni dalam Kelas Inspirasi ini karena adanya kelekatan emosional antara alumni dan siswa yang pernah dan sedang belajar di sekolah yang sama, memiliki pengaruh yang kuat bagi kedua pihak,” jelas Ika Wardhani, Kepala SD Kanisius Kurmosari.
Hari itu siswa-siswi kelas 1 dan 2 memasuki kelas seni menggambar. Wawan Kong sebagai inspiratornya.
Wawan hanya memberikan satu instruksi agar para siswa menggambar pemandangan. Ada yang bingung karena mereka tidak diberik contoh gambar tetapi ada juga yang menggambar langsung sesuai pengalamannya dan masih ada beberapa siswa yang menggambar pemandangan dengan model dan letak yang sama dengan gambar puluhan tahun yang lalu, sebelum dia lahir.
Di sinilah diulas, ”Sekarang zamannya milenial, masak gambar pohon dan gunungnya masih zaman purbakala? Kalian pernah lihat pohon apa saja? Daunnya beda-beda bukan? Kalian pernah lihat gunung? Apakah gunung selalu ada dua?” tanya Wawan Kong pada para siswa sambil memberi contoh berkreasi menggambar pohon dan gunung.
Wawan pun memuji beberapa siswa yang memiliki kreativitas menggambar. Di antaranya ada yang bisa berkreasi menggambar gunung meletus dengan letupan lavanya,
Siswa-siswi kelas 3 dan 4 bersama dengan Miranti Dian Pertiwi belajar pentingnya makan sayur dan buah serta menjaga alam ini. Ia juga menunjukkan aktivitas di tempat kerjanya, yaitu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Sedangkan siswa-siswi kelas 5 dan 6 bersama dengan Maria Francisca Putri Mayangsari. Mendengarkan pengalamannya saat belajar di SD Kanisius Kurmosari, hingga kuliah mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan cita-cita ingin menjadi guru saat itu.
”Saya menemukan passion di make up wajah, maka saya tekuni itu. Puji Tuhan banyak orang yang senang”, demikian ungkapannya saat menjawab pertanyaan di sela memberikan tutorial make-up wajah untuk salah satu siswa.
Pertemuan dalam waktu yang singkat ini, bagi para alumni membawa kerinduan untuk selalu mengingat dan ambil bagian dalam kemajuan almamaternya. Sedangkan bagi siswa kegiatan ini memberi harapan baru bahwa mereka memiliki kemampuan lebih yang berbeda-beda untuk digali dan ditekuni sebagai bekal hidup mereka di kemudian hari. (Ika Wardhani - Kepala Sekolah SD Kanisius Kurmosari, Semarang)