(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Anak Belajar dari Kehidupannya

Admin disdikpora | 18 April 2018 | 2660 kali

Ini puisi tentang cara mendidik anak. Memang puisi lama dan sudah sering dimuat di berbagai media, buku dan dibacakan diberbagai event. Tulisan ini sekedar mengingatkan kembali para orang tua.

Dipublikasikan pertama kali tahun 1954 di Harian Torrance Herald di Southern California Amerika Serikat, puisi ini menjadi puisi paling fenomenal dalam hal pendidikan anak usia dini. Sampai tahun 1998 lalu, puisi karya Dorothy Law Nolte ini sudah diterjemaahkan  dalam 35 bahasa.  

Dorothy merupakan seorang pendidik dan ahli konseling keluarga. Pada tahun 1998, Dorothy menjabarkan puisi itu menjadi sebuah buku yang terdiri dari 19 bab (sesuai jumlah baris dalam puisi). Buku ini ditulis bersama Rachel Harris, dan diberi judul Children Learn What They Live: parenting to inspire values.

Sebelum meninggal pada tahun 2005 pada usia 81 tahun, Dorothy Law Nolte telah sempat merampungkan buku yang kedua tentang pendidikan dan pengasuhan remaja, yang juga disusun berdasarkan pola buku pertama. Buku ini diberi judulTeenagers Learn What They Live: parenting to inspire integrity and independence, terbit tahun 2002.

Di Indonesia, puisi yang judul aslinya “Children Learn What They Live” ini diterjemaahkan oleh pakar Ilmu Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat, dalam bukunya Psikologi Komunikasi pada dekade tahun 1980-an lalu, yang juga menjadi buku wajib para akademisi dan pegiat komunikasi di seluruh Indonesia, sampai saat ini.

Inilah puisinya:

Anak Belajar dari Kehidupannya

Jika anak biasa hidup dicacat dan dicela,

kelak ia akan terbiasa menyalahkan orang lain.

 

Jika anak terbiasa hidup dalam permusuhan,

kelak ia akan terbiasa menentang dan melawan.

 

Jika anak biasa hidup dicekam ketakutan,

kelak ia akan terbiasa merasa resah dan cemas.

 

Jika anak biasa hidup dikasihani,

kelak ia akan terbiasa meratapi nasibnya sendiri.

 

Jika anak biasa hidup diolok-olok,

kelak ia akan terbiasa menjadi pemalu.

 

Jika anak biasa hidup dikelilingi perasaan iri,

kelak ia akan terbiasa merasa bersalah.

 

Jika anak biasa hidup serba dimengerti dan dipahami,

kelak ia akan terbiasa menjadi penyabar.

 

Jika anak biasa hidup diberi semangat dan dorongan,

kelak ia akan terbiasa percaya diri.

 

Jika anak biasa hidup banyak dipuji,

kelak ia akan terbiasa menghargai.

 

Jika anak biasa hidup tanpa banyak dipersalahkan,

kelak ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.

 

Jika anak biasa hidup mendapatkan pengakuan dari kiri kanan,

kelak ia akan terbiasa menetapkan sasaran langkahnya.

 

Jika anak biasa hidup jujur,

kelak ia akan terbiasa memilih kebenaran.

 

Jika anak biasa hidup diperlakukan adil,

kelak ia akan terbiasa dengan keadilan.

 

Jika anak biasa hidup mengenyam rasa aman,

kelak ia akan terbiasa percaya diri dan mempercayai orang-orang di sekitarnya.

 

Jika anak biasa hidup di tengah keramahtamahan,

kelak ia akan terbiasa berpendirian : “Sungguh indah dunia ini !”