Dalam keluarga pasti sering terjadi suatu permasalahan, perdebatan, dan perselisihan antara kedua orangtua. Kejadian tersebut sering menimbulkan keretakan dalam suatu keluarga yang berujung pada perceraian.
Kondisi ini biasanya berdampak terhadap anak yang menginginkan memiliki keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan. Perhatian dan kasih sayang orangtua tak lagi dapat mereka peroleh secara utuh.
Ini yang membuat anak tidak mudah untuk anak menerima perceraian orangtuanya. Bahkan terkadang hal ini memberikan dampak negatif bagi anak.
Untuk itu orangtua berperan sangat penting ketika perceraian tak bisa dihindari untuk meminimalkan efek negatifnya terhadap anak. berikut beberapa caranya:
Mengajak Selalu Berpikiran Positif
Ajak anak selalu berpikir positif dalam kondisi apapun yang dihadapinya. Memang tidak mudah. Membiarkan anak terus termenung sedih dan selalu berpikir negatif justru akan berdampak buruk. Ajarkan anak dengan pelan untuk mulai bisa menerima kenyataan dan mencoba berpikiran positif.
Jangan Biarkan Menyesali Diri
Jangan sampai anak menyalahkan diri ataupun menyesali dirinya sendiri. Kondisi ini bisa memicu anak melakukan hal-hal negatif. Bahkan bukan tidak mungkin terjerumus ke persoalan narkoba.
Mencoba Hal Baru
Ajaklah anak mencoba hal-hal baru yang bisa membentuk karakter anak menjadi lebih positif. Banyak kegiatan baru yang bisa dilakukan. Seperti olahraga, kesenian, dan lain-lain.
Kondisi perpecahan dalam keluarga memang memberikan dampak psikologis yang mungkin semua orangtua belum menyadarinya. Sehingga kembali lagi kepada pihak orangtua untuk mencari solusi atas segala permasalahan yang terjadi pada keluarga. Solusi apapun yang didapatkan, agar jangan sampai berpengaruh negatif pada anak. Bagaimanapun anak tetap membutuhkan peran kedua orangtuanya yang tidak mungkin dapat digantikan oleh siapapun.
Dalam hal tersebut, tidak hanya pentingnya peran dari orangtua saja, tetapi peran jati diri seorang anak korban perceraian juga penting untuk membangkitkan dari keterpurukannya agar lebih semangat meraih masa depan. Sering terjadi suatu pertanyaan yang mendasar, apakah semua anak akan mengalami kegagalan dari suatu perceraian keluarga?
Harus kita akui bahwa kebanyakan anak-anak dari keluarga yang mengalami permasalahan tersebut, sering melakukan suatu tindakan yang keluar dari zona batasan anak, dengan dia melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan, tetapi dia melakukannnya seperti, merokok, minum-minuman, bergaul dengan yang bukan seumurannya, dan masih banyak lagi. Yang tanpa orang tua sadari bahwa, hal- hal terebut adalah akibat dari suatu permasalahan dari dalam rumah atau keluarga. Hal-hal yang seperti ini justru menimbulkan banyak sekali efek pada mental sang anak sejak dari kecil. Sehingga efek-efek tersebut terus saja terpupuk hingga saat dewasa.
Namun, selain anak bisa terpuruk akibat perceraian orangtuanya, beberapa anak lainnya yang juga korban perceraian justru memiliki beragam kelebihan. Mereka mampu menghadapi situasi keluarganya dengan baik. Beberapa kondisi mental mereka antara lain :
Mentalnya sangat kuat
Anak yang berasal dari keluarga yang brcerai memiliki mental yang sangat kuat. Pahitnya kehidupan yang dijalaninya sejak masih kecil, bahkan mungkin terbiasa dengan cacian, hinaan, bahkan perlakuan yang kurang mengenakkan membuat mentalnya menjadi sangat kuat.
Lebih Mandiri
Ketidakhadiran salah satu atau bahkan kedua orangtuanya membuat anak yang berasal dari keluarga berantakan sangat mandiri. Dia sangat menyadari tidak ada orang yang membantunya jika tak mampu melakukannya sendiri.
Pekerja Keras dan Termotivasi untuk Sukses
Ketimpangan yang terjadi dalam hidupnya membuat anak korban perceraian memiliki jiwa pekerja keras. Ini bisa mengantarkannya pada kesuksesan. Apalagi mereka biasanya juga memiliki motivasi yang sangat besar untuk mencapai kesuksesan.
Ketidakutuhan di dalam keluarga bukanlah alasan untuk membuat anak-anak kita menjadi hancur. Justru bisa menjadi motivasi untuk mendapatkan kesuksesan dan kehidupan yang jauh lebih baik. (Rizky Maulana Hidayat)
Download disini