(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Anak Merasa Minder? Begini Cara Mengatasinya

Admin disdikpora | 04 Juni 2018 | 12864 kali

Dalam perkembangan anak, tentu sering muncul beragam masalah. Minder atau rendah diri adalah salah satu masalah yang sangat mempengaruhi perkembangan anak. Minder merupakan keadaan dimana sesorang merasa tidak percaya diri akan kemampuannya, merasa dirinya rendah dan orang lain lebih tinggi darinya, selalu merasa bahwa dirinya tidak mampu.

Jika anak merasa minder akan menghambat perkembangan dan psikologisnya. Bukan hanya itu, prestasi belajarnya pun akan terganggu.

Perasaan minder dipicu oleh beragam faktor, yaitu lingkungan (eksternal), bahkan dari keluarga (internal). Tidak dipercaya, dilarang, dan diremehkan oleh lingkungan bisa juga memunculkan rasa minder pada anak.

Begitu juga dengan pola asuh orang tua. Selalu melarang, menentang, memarahi jika anak melakukan kesalahan, membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, dan sebagainya bisa jadi penyebab muncul rasa minder. Selain itu, bisa dipicu dari dalam diri sendiri, seperti trauma dikucilkan dan diolok-olok temannya, atau trauma akibat pernah gagal.

Untuk itu, sebagai orang tua, kita harus dapat mencegah dan mengatasi rasa minder pada anak. Sehingga tumbuh dengan percaya diri, tidak pendiam, bisa mengekspresikan apa yang ia bisa dan dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolahnya.

Berikut beberapa cara mencegah dan mengatasi rasa minder pada anak yang dapat kita coba:

 

Pertama, berikan dukungan dan semangat

Dukungan dan semangat, khususnya dari orang tua, sangat diperlukan anak. Berilah selalu dukungan, jangan melarang apa yang anak inginkan selama itu positif. Berikan semangat agar anak pun ikut semangat dalam mencapai apa yang ia inginkan.

Beri pemahaman terhadap risiko dan keuntungan dari apa yang ia ingin lakukan, apakah itu baik untuknya atau tidak. Tentunya berbicara dengan baik dan halus, jangan buat anak merasa takut dan pesimis tidak dapat mencapainya.

 

Kedua, jangan sesekali berkata kasar

Ketika anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan, jangan sesekali memarahinya dengan kasar apalagi sampai berkata ”bodoh” atau ”tolol”. Jika orang tua berkata begitu tentu anak akan merasa minder dan merasa dirinya bodoh karena mereka belum dapat mengontrol emosinya, sehingga apa yang diterimanya dianggap sebagai suatu kebenaran. Itu akan mempengaruhi semangat anak, merasa tidak percaya diri lagi, dan tidak mau mencobanya lagi. Untuk itu, ketika anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan berikan motivasi kembali. Berikan pemahaman bahwa dirinya belum gagal dan berikan dorongan agar tidak menyerah dalam mencapai apa yang diinginkan.

 

Ketiga, puji dan berikan penghargaan

Keberhasilan yang diraih anak merupakan suatu kebanggaan bagi orang tua. Untuk menghargai itu, berikan pujian dan penghargaan kepada anak. Pujilah anak bahwa ia hebat, ia mampu menyelesaikannya dan dapat mencapainya. Berikanlah penghargaan, misalnya dengan memberikan apa yang anak inginkan. Dengan begitu anak akan terdorong untuk lebih meningkatkan lagi kemampuannya.

 

Keempat, membantu mengembangkan bakat

Rasa minder terjadi karena anak tidak memiliki kepercayaan pada kemampuannya. Sebagai orang tua yang tahu perkembangan anaknya dan mampu melihat bakat apa yang dimiliknya, sebaiknya mampu membantu kembangkan bakat yang dimiliki anak tersebut. Seperti contoh anak sangat suka menari, orang tua bisa mengajarkan bahkan memasukan anak dalam sanggar tari, bisa jadi kesukaannya itu menjadi sebuah bakat. Sehingga anak tahu apa yang menjadi bakatnya, dan berusaha untuk melatih dan mengembangkan bakatnya itu.

 

Kelima, latihlah anak untuk berani becara kepada orang lain dan berikan contoh

Berdasarkan pengalaman penulis, yang diajarkan orang tua ketika penulis kecil adalah dengan mengajarkan berbicara kepada orang lain. Dengan mengajarkan anak berbicara dengan orang lain akan menjadi salah satu cara menghindarkan anak dari rasa minder. Contoh kecil saja, anak dilatih untuk menyapa tetangga. Ketika anak lewat depan rumah tetangga atau ada tetangga yang lewat depan rumah, contohkan untuk selalu menyapa. Hal tersebut akan ditiru anak dan tentunya dengan pemahaman orang tua untuk mengajarkan menyapa. Dengan begitu anak akan terbiasa berbicara kepada orang lain tanpa ada rasa malu, tentunya juga diajarkan sopan santun saat berbicara kepada orang lain, terutama kepada orang yang lebih tua.

 

Demikian beberapa cara untuk mengatasi perasaan minder pada anak. Tentunya peran orang tua sangat penting. (Indri Wahyuni, Mahasiswi semester 4 PBSI, FKIP, Universits Muhammadiyah Purwokerto)