(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Ayah, Anda Berperan Sentral dalam Menanggulangi Stunting!

Admin disdikpora | 06 Desember 2018 | 1020 kali

tunting (pendek) adalah pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standar akibat gangguan/kekurangan gizi kronis. Terutama terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan. Selain kurang gizi, stuntingjuga disebabkan oleh sanitasi yang buruk, kurang tersedianya air bersih yang memadai, pengasuhan yang buruk, dan penyakit infeksi yang menahun dan berbahaya sehingga tubuh tidak mampu menyerap sari-sari makanan dengan baik.

Stunting dapat menyebabkan timbulnya generasi yang hilang (lost generation), yaitu generasi yang tidak mampu bersaing dalam kancah percaturan dunia, secara ekonomi merugikan negara karena pertambahan beban, dan tingkat produktivitas yang rendah. Stunting berhubungan dengan kualitas hidup anak. Secara keseluruhan stunting akan menurunkan kualitas sumberdaya manusia, produktifitas dan daya saing bangsa.

 

Oleh karena stunting tidak hanya terkait dengan permasalahan gizi, tetapi juga ada hubungannya dengan hal-hal yang lainnya. Maka di tingkat keluarga bukan hanya ibu yang bisa berperan, tetapi juga ayah. Ayah adalah sosok penting dan utama dalam hal ini, melalui perannya dalam keluarga.

Peran ayah tersebut akan semakin kuat apabila didukung oleh ibu dan anggota keluarga yang lainnya. Dalam keluarga, ayah sesungguhnya tidak hanya berperan dalam mencari nafkah, tetapi juag dalam proses pengasuhan, pendidikan dan perlindungan terhadap anak.

Ayah hendaknya hadir tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis. Membangun hubungan harmonis dalam keluarga, memnjadi teladan yang baik, termasuk dalam pengelolaan berbagai sumber daya keluarga, merupakan peran-peran strategis yang harus ditunjukkan oleh seorang ayah.

 

Berbagai peran penting ayah dalam pencegahan dan penanggulangan stunting antara lain:

  • Menjadi figur yang dapat memberikan ketenangan, keamanan, kenyamanan, dan kehamornisan dalam keluarga
  • Peduli dan mengambil peran aktif dalam pengasuhan, pendidikan dan perlindungan anak dan ibu
  • Memastikan bahwa ibu yang sedang hamil mendapatkan asupan protein hewani yang cukup, di samping zat gizi yang lainnya, seperti karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, sehingga ibu yang hamil harus cukup mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, bahkan porsinya dua kali lipat aoabila dibandingkan dengan ketika tidak sedang hamil. Ibu hamil harus juga cukup air minum, yang bersih, sehat dan bebas dari bahan/bahan dan mikroorganisme berbahaya. Oleh karena itu, ayah harus senantiasa mengecek kecukupan ketersediaan bahan pangan yang ada di rumah, dan membantu ibu dalam pengelolaan sumber daya keluarga untuk kecukupan zat gizi
  • Mengajak ibu yang sedang hamil untuk memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, agar dapat diketahui kondisi kehamilan serta kemungkinan timbulnya gangguan yang dapat dideteksi dan ditangani sejak dini
  • Mendampingi ibu yang sedang hamil dengan penuh kasih sayang, sehingga terbebas dari tekanan dan kelak dapat melahirkan generasi yang sehat dan cerdas
  • Memastikan bahwa ibu hamil dan anak yang berusia remaja ke bawah menjadi prioritas dalam pemberian makanan yang sehat, bergizi, dan bervariasi dalam keluarga. Sehingga tercukupi kebutuhan gizinya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun psikologis
  • Memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh anggota keluarga
  • Memastikan bahwa kondisi sanitasi rumah memadai
  • Memberikan pengasuhan positif bagi anak
  • Menjadi teladan dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (membuang sampah pada tempatnya, menggosok gigi secara teratur, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, membebaskan rumah dari asap rokok, menjaga kebersihan lingkungan rumah sehingga terbebas dari bahan berbahaya atau binatang penyebab penyakit).
  • Memastikan bahwa setiap anggota keluarga mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai. Apabila terjadi gangguan kesehatan dapat segera diatasi sejak dini
  • Memastikan bahwa balita rutin ditimbang di Posyandu setiap bulan agar terpantau status gizinya.

Apabila ayah memerankan berbagai hal di atas, maka upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dapat dilakukan mulai dari tingkat keluarga. Stunting dapat ditekan dan bahkan dihilangkan. Dengan demikian turut melakukan upaya membangun generasi yang berkualitas, yang akan mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. (Widya Ayu Puspita - Pamong BP PAUD dan Dikmas Jawa Timur)