(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Belajar Berhitung yang Menyenangkan

Admin disdikpora | 16 Juli 2018 | 940 kali

 

Berhitung menjadi salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang. Bagaimana tidak, hampir dalam setiap sendi kehidupan kita membutuhkan kemampuan hitung dasar.

Bukan hanya dalam urusan dunia, dalam hal yang berkaitan dengan pelaksanaan syariat pun membutuhkan ilmu hitung. Seperti menghitung besarnya zakat dan waris.

Saat ini, sebagian orang tua bahkan sampai mengikutkan anaknya dalam kursus atau les hitung. Padahal, jika hanya kemampuan hitung dasar, kita bisa mengajarkan sendiri kepada anak dengan memanfaatkan berbagai media di sekitar.

Berikut ini beberapa media ataupun aktivitas yang bisa kita manfaatkan untuk mengajarkan hitung dasar kepada anak:

                                             

Jari Tangan

Menggunakan jari tangan sebagai media hitung sudah dikenal sejak lama. Cara ini adalah cara paling mudah dan murah. Dengan menggunakan isyarat jari, kita bisa mengajak anak untuk membilang, mengajarkan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sederhana. Tentu saja karena jumlah jari yang terbatas, operasi hitung yang bisa diajarkanpun terbatas. Biasanya bisa digunakan untuk membantu operasi hitung dasar 1 sampai dengan 10.

 

Jam Dinding

Selain untuk mengajarkan waktu, jam dinding bisa kita manfaatkan untuk mengajarkan penjumlahan atau pengurangan sederhana. Ide ini saya dapatkan dari Nizar, anak bungsu saya saat masih duduk di bangku TK. Saat itu, gurunya sering memberikan kuis menjawab penjumlahan bilangan 1 sampai 10 secara cepat. Nizar pun tertantang dan saat dirumah sering mengajak saya untuk membuatkan soal penjumlahan seperti di sekolahnya. Beberapa kali saya amati, setiap mendapat soal penjumlahan yang dia belum hafal jawabannya, ia akan melihat jam di dinding. MasyaAllah, selidik punya selidik, ternyata Nizar menggunakan angka-angka pada jam dinding untung menjumlah atau mengurangkan.

Caranya? Misalkan soal 3 + 6 = …. Nizar akan melihat angka 3 pada jam, kemudian menghitung enam langkah searah jarum jam sampai di angka 9, yang kemudian dia simpulkan bahwa 9 adalah hasil dari 3 ditambah 6. Adapun untuk pengurangan, ia akan menghitung berlawanan arah jaruh jam dengan melihat angka pada jam.

 

Kalender

Terinspirasi ide jam dinding Nizar, setelah ia masuk bangku Sedolah Dasar saya menggunakan kalender untuk mengajarkan operasi hitung dengan angka yang lebih besar. Kalender yang awalnya hanya digunakan untuk memperkenalkan lambang bilangan, akhirnya saya manfaatkan untuk mengajarkan penjumlahan dan pengurangan seperti halnya menggunakan jam dinding tadi. Selain itu, kalender juga bisa dimanfaatkan untuk mengajarkan bilangan lompat yang selanjutnya bisa menjadi dasar untuk mengajarkan perkalian.

 

Papan Ular Tangga

Papan ular tangga yang biasanya menampilkan bilangan 1 sampai 100 juga bisa digunakan untuk mengajarkan operasi hitung kepada anak dengan bilangan yang lebih besar. Belajar berhitungpun menjadi tidak terasa karena terbungkus dalam permainan yang mengasyikkan.

Biasanya, saat bermain ular tangga setelah mengocok dadu, saya akan melontarkan pertanyaan, ”Wah umi keluar dadu 5. Kalau dari nomor 12, berarti nanti ke nomor berapa ya?” Dengan antusias, anak-anak akan menebak. Mereka akan merasa senang ketika tebakan mereka benar.

 

Permainan ”Kartu Teplok”

Awalnya saya membuat kartu ini sebagai media belajar untuk siswa saya di sekolah. Saat membuatnya di rumah, Nizar melihat dan meminta untuk memainkannya. Permainannya sangat sederhana. Kartu ini terbuat dari kertas cover berukuran sekitar 3 x 5 cm, yang di atasnya ditulisi operasi penjumlahan sederhana.

Cara memainkannya secara berpasangan. Setiap pemain memegang sebuah kartu, kemudian menge-toast kartunya. Setelah kartu terbuka, hasilnya harus dijawab oleh pihak yang kartunya tertutup. Jika jawaban benar, kartu tersebut menjadi milik lawan. Jika salah, maka tetap menjadi milik si pemilik kartu yang terbuka.

Permainan ini sederhana namun menyenangkan. Yang perlu diperhatikan adalah, jika anak belum bisa menjawab secara cepat hasil penjumlahan pada kartu, beri beberapa waktu untuk memikirkan jawabannya. InsyaAllah, lambat laun anak akan hafal dengan sendirinya jawaban tersebut saat sering diulang-ulang.

 

Demikian beberapa aktivitas atau media yang dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan berhitung sederhana kepada anak. Tapi ingat, jangan terlalu memaksakan anak untuk bisa dalam waktu tertentu. Kemampuan setiap anak berbeda. Tak perlu risau saat kita melihat anak lain telah lebih dahulu menguasai kemampuan hitung. Lihatlah hal-hal apa saja yang telah anak kita berhasil capai. Hal itu akan menjadikan kita lebih bersyukur. (Wahyuni Lestari, Guru SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto)

Download disini