Bagaimana sikap anda bila anak remaja anda melakukan perbuatan yang tidak sesuai harapan, seperti berbuat nakal atau melakukan hal yang memalukan keluarga? Sebagai orang tua,a apakah Anda marah, menghukum si anak atau membiarkan begitu saja?
Sebagai orang tua, anda harus tetap menunjukkan kewibawaan sebagai orang tua tapi juga mendidik si anak agar menyadari kesalahannya, tapi si anak juga tidak dipermalukan, tidak balik membantah atau perilaku negatif lainnya.
Cobalah beberapa sikap yang mungkin bisa cocok untuk dilakukan.
Tetaplah tenang.
Jika Anda marah, luangkan waktu untuk menenangkan diri. Dengan cara ini, Anda bisa menerapkan hukuman yang adil dan masuk akal. Ingatlah tentang bagaimana perasaan Anda saat sedang kesal. Langkah ini dapat membantu Anda mengurangi tekanan dan mengetahui pola perilaku Anda sendiri atau anak.
Tetapkan batasan dan patuhi.
Anak harus tahu apa yang diharapkan orang tua darinya. Tetapkan batasan, misalnya, kapan boleh keluar rumah, jam berapa harus pulang, dan apa perannya di dalam rumah. Remaja cenderung ingin melampaui batas-batas ini. Sebagai orang tua, anda harus tetap tegas dan tidak menyerah. Diskusikan batasan ini dengan anak, dan ajak dia untuk ikut merumuskannya.
Terapkan hukuman
Tunjukkan sikap tegas saat menerapkan hukuman, dan jangan terpengaruh oleh anak. Jika anak melanggar peraturan, katakan kepadanya dengan tenang apa yang dia lakukan dan harus menanggung konsekuensinya. Saat memutuskan sebuah hukuman, pastikan untuk menyesuaikannya dengan tindakan yang dilakukan, bukan berdasarkan kemarahan Anda. Jangan mengkritik atau menghinanya sebagai pribadi. Anda cukup membeberkan fakta dan konsekuensinya seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Beri dia tambahan pekerjaan rumah atau cabut salah satu hak istimewanya (seperti waktu menonton TV atau menggunakan komputer) sebagai konsekuensi.
Bersikaplah masuk akal
Jangan memaksakan peraturan yang tidak mungkin baginya. Tidak masuk akal jika Anda memintanya untuk tidur pukul 19:30 atau melarangnya bergaul dengan teman-temannya. Remaja membutuhkan kebebasan dan kemandirian. Jadi, pertimbangkan hal tersebut saat menetapkan aturan. Salah satu cara untuk bersikap wajar adalah mendengarkan sudut pandang anak. Mintalah masukan darinya dan pertimbangkan sudut pandangnya. Tapi, Ingatlah bahwa pada akhirnya keputusan berada di tangan Anda.
Hindari konflik.
Terkadang anak ingin membuktikan diri atau menguji kemandiriannya di rumah. Jangan bertengkar dengannya. Anda dapat menghindari konflik besar dengan mengamati reaksi Anda sendiri, bahkan ketika Anda menganggap perilakunya tidak sopan. Jika Anda berdua mengalami kesulitan mengendalikan kemarahan, hitunglah sampai 10 atau tarik napas dalam-dalam. Jika situasi memanas, luangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum berbicara. Bicaralah dengn tenang, dan jika perlu, akui bahwa perbedaan pendapat bisa terjadi. Beri pemahaman kepadanya bahwa meributkan hal-hal sepele hanya akan membuang-buang waktu. Remaja terkadang membutuhkan ruang untuk menangani konflik, terutama jika mereka kesal atau stres. Sering kali emosi membuat seseorang tidak bisa berpikir rasional. Cobalah untuk tidak mempersoalkan masalah kecil, dan biarkan anak menenangkan diri sebelum membicarakan konflik yang terjadi.
Gunakan komunikasi yang efektif.
Dengan tetap membuka jalur komunikasi, Anda akan membantunya membuat pilihan yang positif dan berdasarkan fakta atau mendorongnya untuk datang kepada Anda jika membutuhkan bantuan. Usahakan agar jalur komunikasi selalu terbuka di antara Anda berdua sehingga dia tidak sungkan untuk mengajukan pertanyaan, mengakui kesalahan, dan meminta bantuan. Belajarlah berkompromi dengan anak remaja Anda. Dengan cara ini, Anda akan memegang lebih banyak kendali dan tidak ada pihak yang benar-benar merasa frustrasi. Yanuar Jatnika/sumber: id.wikihow.com