Orang tua yang peduli pada masa depan anak-anaknya tentunya khawatir atau ketar-ketir bila tahu anak remajanya, yang masih sekolah di SMP, sudah mulai pacar-pacaran. Padahal, di usia tersebut, mereka seharusnya hanya sibuk belajar dan bermain.
Saat ini, pacaran seolah-olah sebagai suatu hal yang biasa di dunia anak remaja. Para guru tidak bisa mengontrol kegiatan para siswa siswinya lebih detail, sehingga orangtualah yang harus lebih aktif memberikan pengarahan, Faktor terbesar yang mempengaruhi fenomena ini ada pada pengaruh media dan tayangan televisi yang semakin hari semakin tidak mendidik dengan banyaknya siaran yang jauh dari nilai dan norma sosial. Hal ini diperparah dengan maraknya lagu-lagu percintaan dan jejaring sosial yang aktivitasnya tak terkendali.
Peranan orangtua sangat diperlukan dalam hal ini. Pola asuh, pola pendidikan dan pengawasan yang baik harus senantiasa diberikan agar anak memiliki pengertian dan pemahanan yang baik mengenai pacaran. Lalu bagaimana menyikapi dan menghadapi anak yang sudah mengenal pacaran dan gaya pacarannya yang kini semakin memprihatinkan?
Jalin Komunikasi Dua Arah
Ketertarikan fisik terhadap lawan jenis sebenarnya merupakan naluri bawaan yang tidak bisa dihindari, termasuk pada anak remaja. Orang tua hanya perlu menanamkan konsep “best friend” pada teman lawan jenisnya dan berikan penjelasan yang baik mengenai pacaran. Berikan gambaran pacaran yang tidak menyalahi aturan norma sosial dan norma agama.
Jelaskan Batasan dan Untung Rugi Berpacaran
Banyak anak menganggap bahwa pacaran akan menambah semangat belajar dan hidup, padahal banyak efek negatif dari pacaran. Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan pemahaman bahwa pacaran juga bisa membawa petaka pada hidupnya. Ceritakan efek buruk akibat pacaran yang kebanyakan hanya mengganggu aktivitas belajar dan semangat hidup yang malah menjadi kendor,
Awasi Pergaulannya
Pergaulan bisa menjadi faktor pendorong untuk anak melakukan pacaran. Coba perkenalkan anak pada sebuah komunitas yang baik. Awasi kegiatan dan pergaulan anak ketika mengikuti kegiatan yang tidak jelas, insting seorang ibu biasanya lebih kuat dan manfaatkan insting tersebut dengan tepat.
Berikan Pendidikan Seks yang Tepat
Pendidikan seks memang masih tabu untuk dibicarakan di masyarakat kita, namun ketika anak sudah menjalin hubungan dengan lawan jenis Anda harus lebih gencar menerangkan kehamilan pra-nikah, sebab akibat seks bebas, penyebaran HIV AIDS dan penyakit kelamin yang berbahaya. Rasa keingintahuan yang tinggi terhadap lawan jenis perlu diarahkan dengan baik agar tak merusak masa depan kedua belah pihak.
Manfaatkan Teknologi
Untuk membantu dalam megawasi anak, maka kita bisa memanfaatkan tekologi. Oleh karena itu, hendaknya para orangtua tidak gaptek. Ketika anak memiliki akun jejaring sosial, maka Anda ikuti dengan membuat akun jejaring sosial agar bisa tetap mengawasi perteman mereka. Sewaktu-waktu Anda bisa menyamar sebagai orang lain sehingga bisa mengetahui gerak-gerik sang anak.
Perkuat Do’a
Agar anak tidak mudah terjebak kepada pergaulan yang tidak diinginkan dan fenomena pacaran yang semakin meluas, maka mendo’akan mereka adalah solusi terakhir yang bisa dilakukan. Mohonlah perlindungan kepada Tuhan agar anak dijaga dan terhindar dari akibat pacaran yang tidak sehat dan membahayakan. (Yanuar)