(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

”Bunda, Kok Telinga Saya Beda?”

Admin disdikpora | 30 April 2019 | 2479 kali

Suatu ketika, Prabu, anak saya, memandang cermin di kamarnya. ”Duh, telingaku kok tidak sama ukurannya? Yang kanan dan kiri berbeda,” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala dan terlihat seperti ada sesal di hatinya.

Saya kebetulan mendengar keluhan Prabu. Saya tertegun sebentar mendengar kalimat tersebut. Memang ada sedikit perbedaan ukuran telinganya, tapi saya pikir tidak akan ada yang mempermasalahkan hal tersebut.

”Siapa yang bilang begitu, Mas?” tanya saya penasaran siapa yang sudah memberitahu dia akan hal itu.

”Temanku, Fatir. Apa Bunda tidak lihat kalau telingaku berbeda kanan dan kiri?” ujarnya bernada protes.

”Ya, memang agak beda, tapi sedikit sekali. Hampir tidak terlihat kok, Mas. Bunda heran kok Fatir bisa lihat, orang lain saja tidak bisa lihat, buktinya tidak ada yang pernah bilang sebelum Fatir,” kata saya.

Mungkin sebagian Ayah-Bunda pernah mengalami hal yang sama dengan saya. Ketika anak protes dengan kekurangan fisiknya dan seolah menunjukkan bahwa dia tidak mau seperti itu. Lalu bagaimana supaya anak tetap percaya diri dengan kekurangan fisik yang dia miliki?

Berikut ini beberapa langkah yang bisa Ayah Bunda lakukan agar Anak tetap percaya diri sekalipun memiliki kekurangan fisik sehingga tidak akan mempengaruhi terhadap perkembangan psikologi Anak di masa mendatang.

Pertama, pada saat anak mulai protes dengan keadaan tersebut, ini mungkin terjadi saat anak sudah mulai berinteraksi dengan banyak orang atau pada usia sekolah, kita sebagai orangtua jangan terburu-buru untuk berkomentar. Diam sebentar, pikirkan jawaban terbaik dengan kalimat paling santun, agar jawaban kita tidak membuat anak berkecil hati. Jawablah dengan kalimat yang dapat membesarkan hatinya. Misalnya, ”Ah ini nggak apa-apa kok Nak, bukan sesuatu yang memalukan.”

Kedua, ingatkan anak, apa yang ada pada dirinya adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri. Ulang terus kalimat syukur agar anak bisa meresapi dan tidak menyesali keadaannya. Ingatkan juga atas karunia-karunia Tuhan yang lain yang sudah anak terima dan membuatnya bahagia, agar bertambah rasa syukur di hati Anak. Tambahkan juga bahwa hanya Allah Yang Maha Sempurna.

Ketiga, perlihatkan contoh-contoh nyata pada anak. Baik di lingkungan sekitar rumah maupun dari televisi, mereka yang punya kekurangan fisik dan tetap bisa berkarya untuk kehidupan mereka, tetap semangat belajar dan tetap bersyukur pada Tuhan akan keadaan tersebut. Dengan demikian anak akan merasa optimis menjalani hari-harinya karena merasa tidak sendiri memiliki keadaan tersebut.

Keempat, beri motivasi anak untuk lebih berprestasi. Katakan pada anak bahwa jika dia berprestasi maka itu akan menjadi kelebihannya. Mantapkan hatinya dengan kelebihan yang dia miliki, maka orang lain tidak akan melihat kekurangannya, atau setidaknya itu dapat menutupi kekurangan yang dimilikinya.

Kelima, dukung setiap hal positif yang anak lakukan. Beri dukungan penuh pada anak untuk melakukan sesuatu yang dia sukai karena barangkali hal tersebut yang akan menjadi kelebihannya di masa mendatang.

Keenam, bekali anak dengan berbagai ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan agar anak merasa lebih percaya diri. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk anak di kemudian hari.

Ketujuh, ingatkan anak untuk tidak pernah menilai kelemahan orang lain sebagai suatu kekurangan karena semua itu adalah karunia Tuhan. Hal tersebut akan menambah rasa syukur anak.

Kedelapan, kepada anak yang lain (saudaranya), Ayah-Bunda sebaiknya tetap mengingatkan untuk tidak mengungkit kekurangan fisik saudaranya agar saudaranya tersebut tidak berkecil hati.

Dengan beberapa langkah di atas, InsyaAllah anak yang memiliki kekurangan fisik tidak akan menjadi minder atau berkecil hati. Tetap bisa menjalani hari-harinya dengan ceria, sehingga perkembangan psikisnya tidak terganggu. Anak menjadi lebih bersemangat untuk berprestasi karena menyadari, kekurangannya akan tertutup oleh prestasinya. (A`tina Fatha, Pengajar di MTs Miftahul Huda Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah )