(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Cara Ajarkan Anak Mengelola Keuangan

Admin disdikpora | 07 Agustus 2018 | 711 kali

Bunda, mau beli tas Little Pony,” rengek Quila ketika ia dan Bunda sedang berbelanja.

”Bunda nggak bawa uang lebih. Lagi pula tas Quila masih bagus, nanti aja ya tunggu tabungannya cukup,” jawab sang Bunda seraya mengelus puncak kepala Quila.

”Tapi, semua teman sudah punya,” rajuknya dengan mata berkaca-kaca.

Apa yang Ayah-Bunda lakukan jika berhadapan dengan situasi seperti di atas? Langsung mengabulkan permintaan sang anak atau menangguhkannya untuk sementara waktu?

Agak kurang bijak rasanya jika kita selalu memberikan apa yang diminta anak. Bukan karena tak sayang, tapi ini adalah cara kita mendidik agar mereka terbiasa berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Dan usaha tentunya melalui proses yang panjang. Untuk itu penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak mengelola keuangan sejak dini.

Ayah-Bunda, mengajari anak mengelola keuangan sejak dini akan mendatangkan keuntungan di masa depan. Bayangkan apa yang terjadi setelah mereka dewasa jika tidak diajari mengelola keuangan. Tentunya, mereka akan sulit untuk mandiri dan kerepotan dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran.

Pada rentang usia sekolah dasar, saat mereka telah mengerti fungsi dan nilai mata uang, adalah momen tepa Ayah-Bunda mengajari buah hati mengatur keuangan. Berikut beberapa cara pengelolaan keuangan yang bisa diterapkan

Pertama, menabung

Mengajari anak menabung harus dimulai sejak mereka kecil. Ayah-Bunda seyogyanya memberikan pemahaman bahwa menabung adalah kebiasaan baik yang sangat penting bagi mereka. Misalnya, Ayah-Bunda dapat mengatakan uang tabungan itu dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan. Walau tak sepenuhnya uang tabungan mereka yang digunakan untuk membeli barang yang mereka idam-idamkan, tapi setidaknya mereka punya usaha untuk menyisihkan sebagian uang jajannya.

Ayah-Bunda bisa membelikan mereka tabungan berbentuk karakter hewan atau tokoh kartun kesayangan. Dapat pula mengajak mereka membuat sendiri tabungan dari barang bekas, misalnya botol air mineral yang dikreasikan semenarik mungkin. Selain mengajari anak pola hidup hemat, hal ini juga dapat memacu kreativitas.

 

Kedua, berikan uang jajan pekanan

Sistem ini bisa diterapkan pada anak pada usia sepuluh tahun ke atas. Ayah-Bunda bisa memberi uang jajan setiap pekan atau setiap tiga hari sekali. Misal memberikan uang jajan sebanyak sepuluh ribu rupiah untuk tiga hari.

Hal ini bertujuan agar anak tidak mendapatkan uang jajan berlebih. Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi sifat anak terkait penggunaan uang, apakah mereka boros atau tidak. Apakah mereka dapat mengatur uang tersebut hingga batas waktu yang ditentukan atau tidak. Sehingga akan membuat buah hati lebih menghargai nilai uang, hemat, cermat, dan bersahaja.

 

Ketiga, membuat skala prioritas

Membuat daftar kebutuhan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengajarkan pengelolaan keuangan pada anak. Ayah-Bunda dapat mengajak anak-anak duduk bersama dan berdiskusi tentang kebutuhan mereka.

Biarkan mereka menuliskan kebutuhan-kebutuhannya dalam selembar kertas, lalu pilah. Mana kebutuhan yang bisa dikategorikan penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak. Setelah itu berikan pengertian pada anak tentang kebutuhan-kebutuhan yang memang harus didahulukan pemenuhannya. Tujuan akhir yang diharapkan adalah agar anak bisa menyesuaikan kebutuhan dengan budget yang mereka miliki.

 

Keempat, beri hadiah dan hukuman

Metode reward and punishment. Ayah-Bunda bisa mengajarkan pengelolaan keuangan sekaligus penumbuhan sikap-sikap baik di rumah. Berikan hadiah kepada anak jika dia mampu menahan diri untuk tidak bertengkar dengan saudaranya, jika dia bisa menaati waktu belajar atau menyimpan mainan setelah digunakan. Dan beri hukuman jika misalnya anak membuang sampah sembarangan, berbicara yang tidak baik, mengganggu adik dan lain-lain.

Gunakan sistem bintang, satu kebaikan diberikan satu bintang yang bisa diakumulasikan pada akhir pekan, dan setiap satu kesalahan kurangi satu bintang. Nantinya jumlah bintang ini dapat ditukar dengan nilai uang tertentu yang harus mereka tabung.

Tak perlu banyak, misalkan seribu rupiah saja untuk satu bintang. Ini akan memotivasi anak tidak hanya untuk menabung tapi juga untuk berbuat baik.

 

Lima, sedekah

Tunjukkan pada buah hati bahwa ada banyak orang yang kurang beruntung dibanding mereka. Ayah-Bunda dapat memberi pemahaman bahwa jika mereka dapat mengelola keuangan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan suatu saat mereka dapat membantu orang lain. (Dina Kurniawati-Pecinta hujan/guru di SMA Negeri 1 Nanga Pinoh, Kalimantan Barat)