Kendala terbesar orang tua dalam memenuhi gizi anak adalah anak tidak suka makan sayur-sayuran atau buah-buahan. Hal tersebut bisa jadi karena anak tidak dibiasakan untuk mengonsumsi makanan sayur atau buah sejak dini.
Ahli nutrisi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum mengungkapkan, meski anak sudah besar, tidak ada kata terlambat untuk membiasakan anak mengonsumsi buah dan sayur. Perlu usaha dari orang tua dalam proses pembiasaan tersebut.
”Yang pertama dilakukan adalah memberikan contoh. Orang tua memberikan contoh makan sayur atau buah. Jangan sampai kita paksa anak makan sayur dan buah sementara bapak dan ibunya makan makanan lain yang tidak ada sayur atau buah,” jelas dokter yang akrab disapa Yen ini dalam diskusi buku terbarunya ‘Anak Sehat Indonesia’ di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (22/1/2017).
Cara berikutnya yakni dengan berkomunikasi dengan anak. Jelaskan pada anak kenapa makan sayur dan buah itu harus dan penting. ”Bahwa dalam sayur ada kandungan antioksidan yang penting untuk tubuh. Katakan padanya, ketika sudah terbiasa makan sayur dan buah, ketika tidak konsumsi justru tidak enak,” jelasnya.
Cara lainnya yakni orang tua kreatif dalam mengolah bahan sayur dan buah atau kreatif mengombinasikan bahan makanan. Misalnya saya ayam bakar dipadukan dengan sayur lalapan. ”Kalau makan sayur dan lalapan kan nggak jodoh. Makanya cari jodoh makannya, misalnya dimakan dengan ayam bakar, biar anak mau makan,” jelas dokter kelahiran Beijing ini.
Jika usaha keras orang tua tak jua membuahkan hasil, dokter Yen menyarankan agar orang tua menjalin kerja sama dengan pakar agar anak bisa terbiasa makan sayur. ”Anak jangan dibohongin tentang makanan. Mending tanyakan pada ahlinya bagaimana menangani ini,” tegasnya.
Dalam proses pembiasaan anak dalam mengonsumsi sayur dan buah, dokter Yen mengatakan, awalnya mungkin anak terpaksa dan dipaksa untuk makan, akhirnya jadi bisa dan lama-lama jadi biasa. ”Ketika sudah terbiasa dan sudah bisa menikmati hasil dari yang biasa itu, hal tersebut akan jadi budaya dan ketagihan. Yang untung siapa? Ya tubuh kita sendiri,” pungkasnya. (Bunga Kusuma Dewi)