(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Cara Mudah Agar Anak Rajin Belajar

Admin disdikpora | 06 September 2018 | 1096 kali

Ada satu persoalan bagi setiap orangtua saat mendampingi anaknya menempuh pendidikan di sekolah, yaitu malas belajar. Seringkali saat disuruh belajar berbagai alasan sering dilontarkan oleh anak, seperti rasa capek maupun ingin istirahat sebentar. Di sisi lain, saat anak menyodorkan PR, orangtua kesulitan membantu mengajarinya.

Berbagai cara dilakukan orangtua agar anaknya dapat mengerjakan PR dan mau belajar secara mandiri. Cara yang biasa dilakukan adalah mengikutkan anak bimbingan belajar atau mendatangkan guru pribadi ke rumah.

Namun cara itu pun terkadang belum tentu berhasil. Biasanya anak akan belajar saat mengikuti bimbingan belajar atau saat bersama guru pribadi saja. Setelahnya, anak memanfaatkan waktu hanya untuk bermain.

Dalam sebuah seminar parenting di Banjarnegera, Jawa Tengah, belum lama ini, Dr Tuswadi menyatakan setidaknya ada lima cara agar anak rajin belajar, yaitu:

 

Pertama, orangtua harus berperan sebagai role model atau teladan dalam proses belajar anak. Orang tua sebaiknya membiasakan melakukan berbagai aktivitas belajar apapun di hadapan anak. Misalnya dengan melakukan aktivitas membaca atau menyelesaikan pekerjaan rumah tangga di hadapan anak. Sehingga anak sebagai sosok peniru yang ulung akan meniru segala sesuatu yang dilakukan orangtuanya. Saat terbiasa melihat orangtuanya belajar maka anak akan melakukannya juga.

 

Kedua, berikan ruang terbaik di rumah untuk belajar. Orangtua bisa menyediakan ruangan atau tempat khusus untuk belajar anak yang di dalamnya terdapat meja yang nyaman, ruang penuh warna, peralatan menulis lengkap, rak buku, dan sesuatu yang disukai anak. Penyediaan ruang atau tempat khusus ini tidak perlu mahal akan tetapi nyaman proses belajar anak. Dengan demikian akan tumbuh semangat belajarnya.

 

Ketiga, penuhi kebutuhan anak. Pemenuhan kebutuhan anak sangat penting sehingga anak tidak terfokus pada keinginannya terus menerus dan dapat termotivasi untuk belajar. Akan tetapi, sebagai orang tua kita harus dapat mengajak anak untuk mengkomunikasikan keinginannya dengan baik. Sebagai contoh, saat anak minta uang untuk membayar SPP sekolah maka orangtua bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang baik, seperti”Adik bantu ayah berdoa sama Tuhan ya biar diberi uang dan bisa buat bayar sekolah adik besok.”

Secara tidak langsung selain kebutuhan belajar tercukupi, dari sisi aspek spiritual anak telah diajari untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mengetahui makna bahwa segala seuatu yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan meminta kepada Tuhan.

Sebaliknya, saat anak meminta uang untuk membeli sesuatu yang ia sukai, seperti sepeda, boneka, atau yang lainnya, tanyakan terlebih dahulu berapa uang simpanan yang telah dimiliki. Orangtua bisa memberikan tambahan dari uang yang telah dimilikinya. Tujuannya, agar anak bisa mandiri dan saat dewasa nanti tidak selalu tergantung kepada orangtua.

 

Keempat, ajukan pertanyaan harian bukan instruksi untuk belajar. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah seperti sudah belajar belum hari ini? Apakah PR sudah dikerjakan belum? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang sebenarnya perlu diterapkan untuk merangsang kesadaran anak belajar dan berlatih jujur. Sebab jika orangtua menyuruh belajar secara langsung maka anak akan malas. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa digunakan sebagai cara yang efektif untuk membuat anak belajar dengan sendirinya.

 

Kelima, berikan pemahaman tentang esensi dan makna belajar sesungguhnya. Jelaskan kepada anak bahwa esensi belajar adalah untuk meningkatkan potensi dalam hidupnya kelak. Sedangkan makna belajar seseungguhnya adalah sebagai sarana untuk memudahkan dia dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

Orangtua juga dapat menceritakan keberhasilan orang atau tokoh yang diperoleh karena ketekunannya dalam belajar. Kisahkan pula tentang orang-orang yang gagal karena tidak mau belajar. Dari sinilah anak menjadi tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya, terlebih untuk mewujudkan masa depannya.

 

Menjadikan anak rajin belajar bukan semata-mata usaha dari anak itu saja, peran orang tua juga sangat penting pada proses tersebut. (Mukhamad Hamid Samiaji – Pecinta Buku dan Penikmat Film)