(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Guru, Orang Tua, dan Masyarakat Sumber Kekuatan Dunia Pendidikan dan Kebudayaan

Admin disdikpora | 03 Mei 2018 | 788 kali

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 mengangkat tema ‘Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan’. Sesuai dengan tema tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengajak kepada seluruh pelaku pendidikan dan kebudayaan untuk menjadikan peringatan kali ini sebagai momentum untuk merenungkan hubungan erat antara pendidikan dan kebudayaan.

”Peringatan Hardiknas tahun ini, mari kita eratkan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan  sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara,” demikian disampaikan Mendikbud pada upacara bendera peringatan Hardiknas 2018 di Halaman Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Selain itu, Mendikbud juga mengajak seluruh pelaku pendidikan untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah diperjuangkan di bidang pendidikan. ”Pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini kita perlu merenung sejenak untuk menengok ke belakang, melihat apa yang telah kita kerjakan di bidang pendidikan, untuk kemudian bergegas melangkah ke depan guna menggapai cita-cita masa depan pendidikan nasional yang didambakan,” ajak Mendikbud.

Terkait hubungan erat pendidikan dan kebudayaan, Mendikbud menjelaskan bahwa pendidikan nasional di Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional.

”Di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Jika kebudayaan nasional kita menghunjam kuat di dalam tanah tumpah darah Indonesia, akan subur dan kukuh pulalah bangunan 2 pendidikan nasional Indonesia. Di samping itu, disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan akan mempertegas posisi kebudayaan nasional sebagai ruh, pemberi hidup, dan penyangga bangunan pendidikan nasional kita,” jelas Mendikbud.

Lebih lanjut Mendikbud menegaskan bahwa kondisi ideal pendidikan dan kebudayaan nasional masih jauh dari jangkauan. Tapi pemerintah terus berusaha keras memperluas akses pendidikan yang berkualitas, terus-menerus menalibrasi praktik pendidikan agar memiliki presisi atau ketelitian yang tinggi, sesuai degan tuntutan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan pembangunan.

Disisi lain, Indonesia tengah berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa ini negara yang kaya raya dalam hal dunia sebagai mana diakui oleh salah satu Asisten Direktur Jenderal UNESCO, Fransesco Bandarin tentang Indonesia sebagai negara adidaya (super power) kebudayaan.

”Kita terus menggali kekayaan budaya Indonesia, melestarikan, dan mengembangkannya demi terwujudnya Indonesia yang benar-benar adikuasa di bidang kebudayaan. Cita-cita pendidikan dan kebudayaan nasional hanya bisa terwujud jika kita bekerja keras dan berdaya jelajah luas. Hanya dengan cara itu, kerja pendidikan dan kebudayaan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” jelas Mendikbud.

Apresiasi publik terhadap keberhasilan pemerintah yang gencar membangun infrastruktur, dikatakan Mendikbud, harus disertai dengan pembangunan sumber daya manusia yang sungguh-sungguh dan terencana. Dengan membangun dan memperkuat infrastruktur, dapat menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan.

“Bangunan baru sekolah didirikan di wilayah pedalaman dan perbatasan. Dengan itu, anak-anak di pedalaman mulai merasakan nikmat belajar di sekolah yang memadai dan menyenangkan. Pemerintah akan memberikan prioritas pembangunan infrastruktur pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), agar wilayah tersebut terintegrasi dan terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan,” jelas Mendikbud.

Selanjutnya, Mendikbud juga menekankan pentingnya penguatan pendidikan karakter dan literasi. Hal ini sejalan dengan revolusi karakter bangsa sebagai bagian dari program Nawacita Presiden Joko Widodo, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Penguatan pendidikan karakter tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). “Kita patut bersyukur atas antusias masyarakat terhadap gerakan PPK, ini luar biasa. Mereka menyadari bahwa penguatan karakter dan literasi warga negara merupakan bagian penting yang menjadi ruh dalam kinerja pendidikan dan kebudayaan,” terang Mendikbud.

Mendikbud menegaskan bahwa guru, orang tua, dan masyarakat harus dapat menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak Indonesia. “Tripusat pendidikan harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa,” kata Mendikbud optimis.

Menanggapi perkembangan zaman yang memasuki Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system, Mendikbud mengajak para pelaku pendidikan dan kebudayaan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. “Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang muktakhir menjadi keniscayaan pendidikan kita,” ungkap Mendikbud.

Dalam rangka memeriahkan peringatan Hardiknas tahun ini, Kemendikbud menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain, ziarah ke makam tokoh pendidikan; upacara bendera; janji publik bersama komunitas peduli pendidikan; pegelaran dendang kencana berupa pertunjukan drama musikal untuk membangkitkan lagu-lagu anak Indonesia; pameran foto di beberapa lokasi publik; pameran buku tentang sejarah Asian Games; pemutaran film layar lebar “Yo Wis Ben” dan “Kartini”, dan; pegelaran ketoprak sejarah yang menampilkan Mendikbud beserta jajaran pejabat eselon 1 dan 2 dengan judul “Berguru pada Ki Hadjar”.

Puncak peringatan Hardiknas akan dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 6 s.d. 8 Mei 2018, direncanakan akan dihadiri Presiden RI, Joko Widodo. (Bunga Kusuma)