Sering kita mendengar pepatah, bahwa ucapan orang tua adalah doa. Maknanya, apa yang sering diucapkan oleh orang tua bisa membentuk kehidupan dan masa depan anak.
Masalahnya, karena nilai sekolah anak tidak sesuai harapan atau karena perilaku anak tidak berkenan atau karena alasan lain, tak sedikit orang tua yang mengumpat anak dan mengatakan sesuatu yang negatif dan buruk terkait perbuatan dan diri anak.
Padahal, sebuah penelitian menemukan bahwa bahasa mempunyai pengaruh yang besar ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Cara berkomunikasi yang baik dapat memberikan dampak positif pada hubungan orang tua dan anak untuk jangka waktu yang panjang.
Begitu pula dengan ucapan negatif, juga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Maka dari itu gunakanlah selalu bahasa yang baik ketika mendidik anak.
Dikutip dari portal pendidikankarakter.com, ada beberapa ucapan yang sebaiknya dihindari orang tua ketika mendidik anak-anaknya:
Begitu saja tidak bisa!
Ucapan seperti ini sering diungkapkan, salah satunya bila nilai akademis anak tidak sesuai harapan atau ketika anak tidak bisa melakukan sesuatu yang diminta orang tuanya. Seringkali ucapan seperti inilah yang membuat mental anak jatuh, sehingga sulit untuk membuatnya memiliki prestasi tinggi.
Kamu ditinggal saja ya!
Ucapan ini ada baiknya ketika berada di rumah, karena anda sedang mengajarkan tepat waktu dan disiplin. Tetapi ketika berada di pertokoan, anak akan belajar bahwa orang tua mereka hanya memberikan ancaman kosong. Karena itu sebaiknya jangan pernah mengatakan kepada anak bahwa anda akan meninggalkan mereka. Solusi mudahnya adalah buatlah rencana perjalanan sebelum anda berangkat dari rumah.
Jangan manja, kamu kan sudah besar!
Sangat bisa dipahami, bahwa kemandirian dibutuhkan agar anak bisa tumbuh dengan baik, tetapi untuk mengajarkan kemandirian kepada anak sebaiknya orang tua perlu mengamati terlebih dahulu, apakah anak sudah mampu atau belum mampu.
Ucapan seperti ini bisa membuat anak tidak datang kepada orangtuanya ketika ada masalah, dan anak akan mencari orang lain untuk mendapatkan bantuan. Hal ini akan membuat anak enggan untuk berkomunikasi lebih lanjut
Minta maaf sana!
Ada banyak ucapan serupa yang tujuannya ingin mengajarkan sopan santun, tata krama, dan etika dalam hidup. Perbuatan baik akan diterima baik jika diberikan dengan contoh, bukan arahan semata.
Coba bayangkan, lebih mudah mana bagi anak untuk berubah menjadi lebih baik, dengan hanya menerima perintah atau melihat contoh? Ketika anda memaksa anak untuk meminta maaf, anda tidak mengajarkan mereka kemampuan sosial. Maka dari itu, akan lebih baik jika anda memberikan contoh untuk memperkuat perilaku tersebut. Yang paling penting, katakanlah dengan lembut bukan ancaman.
Kamu bicara apa sih!
Anak kecil, terutama dengan tipe kepribadian sanguin, akan sangat senang bercerita tentang banyak hal yang terjadi dalam kehidupannya. Mungkin bagi orang tua, banyak cerita dari mereka sebenarnya adalah cerita biasa saja, dan cenderung tidak penting. Seringkali karena kesibukan dan rutinitas, banyak orangtua yang tidak peduli dalam sikapnya. Ucapan seperti ini adalah salah satu ungkapan ketidak pedulian orang tua.
Dampaknya, anak akan beranggapan, bahwa dia bukan orang penting. Tidak ada rasa percaya diri yang baik dalam dirinya, mereka akan merasa terabaikan dan tertolak. Dan ketika dewasa, mereka akan mencari perhatian dengan cara yang salah, membual, dan cenderung menyenangkan orang lain agar diterima.
Download disini