Pendidikan karakter harus dilakukan sejak anak usia dini. Kurikulum 2013 telah menjawab berbagai permasalahan pengembangan karakter dengan menempatkan karakter sebagai salah satu tujuan utama pendidikan. Pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial yang menjadi kompetensi inti pada kurikulum 2013 diharapkan akan menjadi pilar untuk mengembangkan karakter anak di satuan pendidikan.
Namun, pendidikan karakter tidak dapat ditanamkan dan dibentuk hanya oleh guru di sekolah. Karakter tidak bisa terbentuk hanya melalui 2-3 jam pertemuan setiap hari. Kunci pendidikan karakter ada dalam keluarga. Orangtua sebagai pendidik pertama dan utama memegang peranan penting dalam pengembangan karakter anak.
Apa, bagaimana dan kapan pendidikan karakter harus dilakukan?
Keteladanan dari orangtua dan orang-orang di lingkungan sekitar anak akan menjadi modal anak dalam berperilaku. Anak adalah peniru ulung. Apa yang dilihat oleh anak, didengar oleh anak, orang-orang yang berada di sekitar anak akan menjadi panutan anak dalam berperilaku.
Perilaku anak adalah cerminan dari perilaku orang-orang yang berada di sekitar anak. Interaksi yang terjadi dalam keluarga akan menjadi model perilaku yang ditiru oleh anak. Ketika setiap hari anak melihat ayah ibunya selalu bangun pagi setiap hari dan mengawali dengan kegiatan ibadah, dan membiasakan anak-anaknya melakukan hal yang sama, maka karakter disiplin dan religius juga akan tertanam dalam diri anak.
Karakter tidak akan terbentuk dalam waktu singkat. Tidak cukup satu dua hari, satu dua minggu atau satu dua bulan dalam membentuk karakter anak. Dalam hal ini orangtua harus sabar, konsisten, dan selalu mendampingi anak dengan kasih sayang.
Diperlukan satu bahasa dalam mengembangkan karakter anak sejak dini. Kesamaan nilai-nilai dalam keluarga, antara ibu dan ayah akan memudahkan dalam mengembangkan karakter anak sejak dini. Konsistensi dalam mengajarkan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan menjadi dasar bagi terbentuknya kebiasaan sebagai awal pengembangan karakter anak.
Anak akan dengan mudah mengadopsi nilai-nilai karakter dalam keluarga ketika anak melihat bahwa seluruh anggota keluarga melakukannya setiap hari. Untuk itu, diperlukan konsistensi dan kesamaan pandang dalam mengimplementasikan karakter di keluarga setiap harinya. (Utin Ritayanti - Pamong BP PAUD dan Dikmas Jawa Timur)