(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kenapa Remaja Kabur dari Rumah?

Admin disdikpora | 26 September 2017 | 2009 kali

Pernah dengar ada remaja kabur dari rumah karena konflik dengan orang tuanya? Sejauh mana sih konflik anak dengan orang tuanya sehingga nekad kabur?

Remaja awal, yakni  sekitar usia 13-15 tahun  umumnya merupakan waktu ketika konflik antara remaja dan orang tua meningkat tajam. Biasanya ini terjadi bersamaan dengan perubahan fisik dan kemampuan daya pikir anak yang berkembang dan menemukan cara pandang baru.

Sumber konflik bermacam-macam, misalnya soal anak mulai senang main dan jarang di rumah, anak remaja mulai senang dengan lawan jenis, perbedaan pandangan soal belajar, soal penggunaan handphone, dan sebagainya. Dalam salah satu penelitian oleh Dr. Brett Laursen, seorang profesor dan peneliti dari Departemen Psikologi di Universitas Florida Atlantic, pada tahun 1995, remaja awal lebih banyak mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap ibu daripada teman, pacar, saudara, ayah, atau orang dewasa lainnya. Penelitian lainnya yang mengambil sampel beberapa SMA menunjukkan bahwa konflik paling banyak terjadi dengan ibu, dan mayoritas terjadi antara ibu dan anak perempuan.

Secara umum, remaja yang kabur dari rumah disebabkan ketidaknyamanan mereka berada di rumah. Banyak yang pergi dari rumah karena penyiksaan orang tua atau orang dewasa lainnya. Ada pula orang tua pecandu obat atau alkoholik. Pada beberapa kasus, bisa jadi karena orang tua tidak mampu menafkahi dengan baik. Orang tua yang cepat marah maupun orang tua yang gagal memberikan perhatian pada remaja juga menjadi penyebab kaburnya remaja dari rumah.

Remaja yang kabur dari rumah bukan hanya dari kalangan sosial ekonomi lemah. Pada kalangan sosial ekonomi menengah, biasanya remaja memutuskan untuk kabur dari rumah ketika sudah lelah dengan orang tua yang bermuka dua, orang-orang yang mengaturnya, sedangkan mereka hidup dengan bebas dan idealisme-idealisme yang salah.

Kabur dari rumah sering kali merupakan proses yang bertingkat. Mulanya remaja jarang di rumah dan lebih banyak di jalan atau dengan teman. Orang tua biasanya mengingatkan tapi mereka tidak mengerti kenapa harus di rumah dan mengapa orang tua harus peduli mereka.

Soal remaja kabur dari rumah itu ditulis Dr. Musthofa Abu Sa’id, Konsultan Kepribadian dan Pendidikan dari Kuwait dalam bukunya “Mendidik Remaja Nakal”. Menurutnya, penyebab kaburnya remaja dari rumah itu disebabkan beberapa hal, antara lain :

  • Orang tua tidak menggunakan cara positif dan efektif dalam berkomunikasi dengan anak
  • Orang tua tidak memahami perkembangan dan perubahan yang terjadi pada remaja
  • Remaja tertekan sejak masa kanak-kanak
  • Kesalahan orang tua dalam menyikapi penolakan anak atas sesuatu hal. Akibatnya anak mencari pelampiasan dengan memberi respons negatif. Akhirnya berakhirnya hubungan antara remaja dan orang tua.
  • Remaja memiliki perasaan, bahwa kehidupannya bersama orang tuanya tidak sesuai dengan keyakinannya, namun ia takut dan tidak percaya diri menyampaikan hal itu pada orang tuanya
  • Orang tua mengkritik yang tidak tepat tentang dirinya, bukan tentang perbuatannya.

Atas hal-hal yang terjadi itu, remaja yang dalam masa ketidakstabilan mencoba mencari lingkungan baru yang bisa memahami kebutuhannya akan cinta dan kasih sayang, yang bisa memahami keyakinannya. Yanuar Jatnika