(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Ketika Anak Belum Bisa Menyesuaikan Diri dengan Sekolah Baru

Admin disdikpora | 26 Agustus 2019 | 766 kali

Putra atau putri Ayah-Bunda masih sering mogok ke sekolah barunya? Tak perlu risau. Mengawali pekan pertama masuk sekolah baru bagi anak-anak kecil tentu bukan masalah yang mulus. Selalu saja ada anak-anak yang mengalami masalah. Hal itu sangat wajar karena ada yang berbeda dan berubah dirasakan anak-anak. Setidaknya mereka mengalami perbedaan lingkungan, kebiasaan, dan suasana yang dapat mengganggu perasaannya yang diperlukan pemahaman dan kesabaran orangtua agar tak terjadi masalah yang lebih rumit lagi. Berikut ini adalah hal-hal yang mungkin akan dialami putra-putri kita saat memasuki sekolah barunya..

Pertama, susah bangun tidur

Ini sangat mungkin terjadi. Terutama untuk anak-anak yang akan memasuki sekolah dasar. Kebiasaan berangkat lebih siang saat duduk di taman kanak-kanak menyebabkan kebiasaan lebih santai saat bangun tidur. Akibatnya menjadi agak sulit untuk mengubah kebiasaan itu. Untuk mengubah kebiasaan itu tentu butuh waktu. Maka mulailah membiasakan anak bangun lebih awal sebelum anak memasuki sekolah..

Kedua, malas berangkat

Berangkat lebih pagi bisa saja menjadi masalah bagi anak yang hendak memasuki sekolah dasar. Hal itu hampir sama seperti kebiasaan bangun tidur. Saat duduk di taman kanak-kanak mereka terbiasa berangkat lebih siang. Kebiasaan itu akan terbawa saat memasuki sekolah dasar. Anak-anak akan mengalami kendala ketika berangkat sekolah

Ketiga, minta diantar

Ini seringkali terjadi terutama akan dialami oleh anak-anak yang sedikit memiliki keberanian. Anak-anak yang memiliki hambatan dalam bersosial seringkali mengalami hal ini. Keberanian untuk berangkat sekolah sendiri tidak ada sehingga ia memiliki kebiasaan minta diantar oleh orangtuanya. Kita tak perlu merasa khawatir berlebihan. Ini lebih kepada masalah mengubah kebiasaan saja. Awal memang demikian namun sedikit demi sedikit kita harus mencoba menjadikan dirinya mandiri. Cobalah untuk mencari teman yang cocok untuk berangkat bersama. Niscaya anak akan mandiri..

Keempat, takut guru

Ini juga menjadi masalah. Anak-anak mengalami mogok sekolah ada yang dikarenakan takut kepada gurunya. Sebenarnya kurang tepat jika dikatakan takut, melainkan lebih tepat merasa malu karena masih asing. Guru baru yang akan mengajarnya acap kali orang baru dalam arti baru dikenalnya. Tentu keasingan ini akan berdampak kurang akrab bagi dirinya. Cara mengatasinya tentu harus dikenalkan dan diakrabkan. Jika memungkinkan berkunjung ke rumahnya itu akan lebih baik. Dengan begitu si anak akan lebih kenal dan akrab jauh-jauh hari sebelum masuk sekolah..

Kelima, merasa tak ada teman

Memasuki sekolah baru tentu akan berhadapan dengan banyak hal baru. Termasuk teman-temannya. Ini akan mengakibatkan anak merasa asing kembali. Ketika duduk di bangku sekolah sebelumnya ia merasa akrab dengan teman-teman lamanya. Namun di sekolah baru belum tentu ia akan berkumpul kembali dengan teman-teman lamanya. Oleh karena itu hal berteman pun sering menjadi masalah bagi anak-anak. Butuh waktu untuk beradaptasi dan berkenalan dengan teman barunya. Apalagi bagi anak-anak yang pemalu.

Keenam, tidak mau masuk kelas

Persoalan lain adalah ketika anak tak mau masuk kelas. Kasus ini juga sering kali dialami anak-anak. Dari rumah anak sudah begitu bersemangat, namun entah mengapa ketika hendak memasuki kelas, tiba-tiba mogok. Ini seringkali membuat orangtua putus asa. Membujuk berkali-kali dengan berbagai cara tetap saja. Tak jarang karena putus asa orangtua menjadi emosi. Tentu ada sebab yang tak kita ketahui mengapa anak sampai mogok ketika mau masuk kelas. Ada persoalan yang perlu kita ketahui. Mungkin dia tak suka kepada salah seorang teman di kelasnya, mungkin karena tidak cocok  posisi duduknya, mungkin gurunya yang kurang ramah, ruangannya, atau hal lain yang tidak terkomunikasikan anak kita. Oleh karena itu kita tak harus marah. Lebih baik mengamati dan menyelidiki apa penyebabnya agar dapat dicari solusinya. Ajaklah anak untuk bicara dengan santai, ketika dia tidak sedang mogok. Tanyakan hal yang kurang menyenangkan di kelas itu. Jika sudah tersampaikan maka bekerjasamalah dengan guru wali kelasnya untuk mengatasi hal itu. Tentu ini akan lebih baik hasilnya.

Ketujuh, harus ditunggui

Ada anak yang minta terus ditunggui orangtuanya. Wah, kadang sungguh membuat dongkol. Sebab membuat suasana kurang nyaman baik bagi orangtua maupun gurunya sendiri saat terpaksa harus menunggui anak bersekolah. Apalagi jika menunggu di dalam kelas. Ale-ale mengantar sekolah malah orangtua ikut bersekolah. Hal ini bisa terjadi karena adanya tekanan batin yang dialami anak. Tekanan ini bisa berasal dari guru, teman, bahkan dari orangtuanya sendiri. Anak-anak yang mendapat pesan keras dari orangtuanya saat hendak berangkat sekolah bisa berdampak kurang bebas bagi anak. Misal si ibu berpesan agar selalu memperhatikan saat diajari guru, atau ayah berpesan tidak nakal, tidak ini tidak itu, harus begini, harus begitu, akan membuat anak terlalu banyak beban. Maka hindariah pesan berlebihan kepada anak. Berpesanlah yang wajar saja. Hati-hati ya, Nak! Itu sudah cukup. Demikianlah beberapa hal yang mungkin akan kita hadapi ketika anak-anak kita memasuki sekolah barunya. Tentu kita akan lebih bersiap diri untuk menghadapinya setelah kita memahaminya. (Riyadi - Pendidik di SDN Pangebatan, Karanglewas, banyuma, Pegiat literasi di Kompak).

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=249900477